AMBON, Siwalimanews – Rektor Unpatti, MJ Saptenno berharap, para lulusan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unpatti mampu menciptakan lapangan kerja sendiri.

“Kedepan ini, rekayasa dibidang sosial ini penting, tidak perlu untuk menjadi pegawai negeri, tetapi bisa merekayasa berbagai hal untuk mendapatkan uang karena jika kita menghayal menjadi pegawai negeri, maka sampai tahun depan tidak akan jadi-jadi, sehingga jangan bermimpi menjadi pegawai negeri, tetapi harus berjerih payah untuk berinovasi,” pinta Saptenno, dalam sambutannya pada  Rapat Senat dalam rangka Yudisium Sarjana ll periode Agustus 2019 dan penggelaran lulusan FISIP, yang digelar di Aula Kampus FISIP Unpatti, Selasa (4/9).

Rapat senat dipimpin Dekan FISIP Unpatti, Tony Donald Pariela didampingi Ketua Senat Aholiab Watloly dan anggota Senat lainnya.

Sementara lulusan FISIP yang diyudisium sebanyak 50 orang masing-masing berasal dari program studi (Prodi) Sosiologi 42 orang, Prodi Administrsi Publik 6 orang dan Prodi Ilmu Pemerintahan 2 orang.

Selanjutnya, Saptenno mengaku bangga terhadap salah satu lulusan FISIP Unpatti bernama Lukito, yang dapat menciptakan usahanya sendiri dengan hanya menjual halia di Pasar Senin, Jakarta.

Baca Juga: Hari Ini, 1.297 Lulusan Unpatti Diwisudakan

“Ini suatu kebanggaan buat saya bahwa ada lulusan FISIP Unpatti yang memiliki inovasi seperti itu dan kalian tahu dalam setahun, dia dapat memperoleh pendapatan yang luar biasa,” terangnya.

Ia juga menyampaikan terima kasih kepada orang tua atas pera­nan­nya yang telah mendukung pro­ses pendidikan anak-anak sampai selesai.

“Tentunya ada banyak tantangan, mungkin makan tidak cukup-cukup yang penting anak sekolah dan inilah hasilnya, tetapi jangan sampai sudah wisuda lalu kalian menjadi beban bagi orang tua karena keri­ngat orang tua harus dibalas dengan kreasi dan inovasi, walaupun tidak menjadi pegawai negeri tetapi ada penghasilan yang luar biasa,” harapnya.

Dekan FISIP Unpatti, Tonny D Pariela dalam sambutannya menga­takan, momentum yudisium ini sengaja dilakukan agar seluruh civitas FISIP Unpatti dapat bertemu satu dengan lainnya agar dapat membangun solidaritas dan soli­ditas dalam rangka berkontribusi membangun Unpatti melalui FISIP.

“Sebagai pimpinan fakultas, kami selalu berharap dan menitipkan pesan kepada para lulusan agar selalu menjaga dan membina relasi yang baik dengan almamater dan selalu memberikan kontribusi positif terhadap pembangunan berbangsa dan dalam perspektif itulah adalah wajar ketika representasi lulusan ditanya setelah lulus kalian harus lakukan apa, tentu jawabannya tidak sekedar menjadi pengamat politik lokal, tentu jawabannya tidak se­kedar menjadi ahli ilmu pemerin­tahan atau menjadi administratur pemerintahan misalnya atau pengamat sosial,” katanya.

Tentunya, kata dia, yang diharap­kan para lulusan FISIP Unpatti dapat memberikan sumbangan peran dengan signifikan terutama dalam membangun masyarakat dari perspektif keilmuan masing-masing.

“Kita tidak bisa terjebak dalam spirit revolusi industri 4.0 tanpa merenungkannya secara tepat dan proporsional kemudian menem­patkan diri kita sesuai dengan peran kita masing-masing,” katanya.

Pariela menambahkan, ketika revolusi 4.0 ini menggiring dalam proses revitalisasi dan proses tek­nologisasi serta kapitalisasi maka disaat itu pula kebutuhan akan ilmu-ilmu sosial akan sangat penting, terutama dalam rangka mencegah terjadinya proses terumanisasi.

Ketua Senat, Aholiab Watloly dalam sambutannya meminta, agar para lulusan ini dapat berpikir secara fleksibel. Hal ini penting, karena dunia itu tidak sempit, para lulusan harus memiliki kompetensi yang fleksibel untuk masuk dalam era 4.0.

“Selain komptensi tetapi juga harus memiliki inovasi dibidang anda, karena realitas persoalan yang terjadi bukan sekedar masalah yang kita hadapi tetapi harus keluar untuk menciptakan kreasi-kreasi baru,” cetusnya.

Untuk diketahui, pada lulusan FISIP Unpatti periode ll Agustus menghasilkan dua lulusan terbaik yakni predikat pujian/cum laude dan nilai IPK tertinggi atas nama Suci Nurdia Kaplale dengan IPK 3,80 dan Krestopol Marifon Polibo dengan masa studi tercepat 3 tahun 11 bulan dengan IPK 3,41. (S-16)