AMBON, Siwalimanews – Partai Gerindra secara resmi telah memberikan rekomendasi kepada Hendrik Lewerissa untuk maju dalam pilkada Gubernur Maluku.

Sayangnya putusan Gerindra ke HL, sapaan akrab Lewerissa untuk maju sebagai calon gubernur, tanpa didampingi nama wakilnya.

Demikian diungkapkan Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Ahmad Muzani kepada awak media di Jakarta, sebagaimana dilansir dari laman YouTube Partai Gerindra, Senin (22/7) malam.

Nama HL diumumkan bersama beberapa calon gubernur yang diusung Gerindra dalam pilkada diantaranya Aceh, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Tengah dan Jawa Tengah.

Muzani mengungkapkan, kelima nama calon kepala Gubernur yang diumumkan diputus langsung oleh Ketua Umum DPP Partai Gerindra sekaligus Presiden terpilih, Prabowo Subianto.

Baca Juga: Bawaslu dan Band Gigi Launching Baku Kele Awasi Pilkada Serentak

“Pak Prabowo telah putuskan untuk Aceh beliau putuskan Haji Muzakir Manaf, NTT Imanuel Melkianus Laka Lena, untuk Maluku beliau putuskan Hendrik Lewerissa ketua DPD Partai Gerindra Provinsi Maluku untuk maju sebagai calon gubernur di Provinsi Maluku, Kalimatan Tengah  Agustiar Sabran dan Jawa Tengah diputuskan, Ahmad Lutfi. Itu beberapa nama yang paling Prabowo putuskan untuk maju sebagai calon Gubernur,” ujar Muzani.

Terhadap keputusan DPP ter­sebut, Muzani pun memerintahkan seluruh kader Gerindra memper­siapkan diri untuk memenangkan calon gubernur ya akan didaftarkan di 27 Agustus mendatang.

Komunikasi dengan RU

HL kepada Siwalima mengaku intensif membangun komunikasi dengan kader Golkar Ramly Umasugi untuk mendampinginya dalam Pilgub Maluku.

Hal ini diungkapkan Lewerissa kepada Siwalima melalui telepon selulernya, Selasa (23/7) pasca ditetapkan dirinya oleh DPP Partai Gerindra sebagai bakal calon Gubernur Maluku.

Sebagai Ketua Partai Gerindra, HL menyampaikan apresiasi kepada DPP yang menetapkan dirinya untuk maju dalam kontestasi Pilkada sebagai bakal calon Gubernur Maluku.

Rekomendasi tersebut lanjutnya, merupakan bentuk komitmen partai Gerindra dalam mendorong kader-kader internal dalam kontestasi Pilkada.

HL menjelaskan dalam Pilkada Maluku, Partai Gerindra tidak mungkin mengusung bakal calon sendiri tapi harus koalisi bersama partai lain.

Baik dia maupun DPP Partai Gerindra telah melakukan penjajakan dengan beberapa partai politik, termasuk Partai Golkar guna memenuhi syarat pencalonan gubernur dan wakil gubernur.

“Terkait dengan bakal calon wakil yang akan mendampingi HL memang itu sebenarnya tergantung keputusan partai yang ingin mengeluarkan bakal calon yang akan mendampingi HL,” ujarnya.

Namun, HL mengaku selama ini sudah berkomunikasi secara intensif dengan ketua DPD Partai Golkar Maluku, Ramly Umasugi.

HL menegaskan dirinya dan DPP Partai Gerindra tidak akan mencampuri urusan internal partai Golkar, tapi jika Golkar nantinya memberikan rekomendasi kepada HL untuk maju tentu kader partai Golkar yang diharapkan adalah Ramly Umasugi.

“Kita tidak mungkin mencampuri urusan internal partai Golkar soal mekanisme tetapi dalam hal berpasangan tentu harus ada kecocokan dengan bakal calon gubernur. Jadi kalau ada pihak-pihak yang menanyakan kira-kira sapa bakal calon wakil, saya sudah membangun komunikasi intensif dengan Ramly Umasugi,” tegas HL.

Ditanya soal langkah selanjutnya setelah mengantongi rekomendasi, HL mengakui akan melakukan konsolidasi bersama jajaran partai Gerindra ditingkat DPD hingga desa-desa.

“Konsolidasi kader dan relawan simpatisan tetap kita lakukan sosialisasi kepada masyarakat guna merebut hati pemilih di Maluku,” terangnya.

Intens Komunikasi

Terpisah Ketua DPD Partai Golkar Maluku, Ramly Umasugi mengakui, intens membangun komunikasi dengan HL.

“Komunikasi dengan Pak Hendrik terus kita lakukan,” ujar Ramly saat dihubungi Siwalima melalui telepon selulernya, Selasa (23/7) malam.

Ramly menegaskan, komunikasi dengan HL terus dilakukan dan penyerahan rekomendasi Golkar hanya tunggu waktu saja. “Ini soal waktu saja untuk penyerahan rekomendasi,” ujarnya singkat.

Sebelumnya, kepada Siwalima, Senin (15/7) lalu, Ramly memastikan dirinya akan maju sebagai calon Wakil Gubernur Maluku mendam­pingi HL.

“Untuk Pilgub sudah dipastikan Golkar akan koalisi dengan Gerindra mengusung pak Hendrik dan saya sebagai calon Gubernur dan Wakil Gubernur Maluku,” kata mantan Bupati Buru itu.

Menurutnya. dalam tahapan penjaringan calon Gubernur Maluku terdapat beberapa nama yang berasal dari kader internal maupun non partai.

Namun dalam kepentingan partai, Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto dan jajaran DPP lebih cenderung untuk mengusung kader sendiri ketimbang orang non Golkar.

“Pak Mukti sudah ketemu dengan saya dan pak HL, sudah sepakat beliau tidak maju. Pak Asis Samual nyata-nyata menyatakan sikap tidak maju,” kata dia.

Sementara untuk Hamzah Sangadji, Ramly mengakui belum ada komunikasi lebih jauh, namun HL sebagai bakal calon Gubernur lebih memilih dirinya untuk mendampingi.

“Pilihan pak Hendrik ke saya dan sudah selesai. DPP juga sudah panggil saya dan memerintahkan agar segera memasukan nama lengkap saya dan HL untuk proses rekomendasi,” tambahnya.

Mantan Wakil Bupati Buru periode 2007-2012 ini memastikan, jika tidak ada hambatan maka dalam waktu dekat akan dideklarasikan dirinya bersama HL sebagai bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur dengan koalisi utama Gerindra dan Golkar.

Belum Final

Sementara itu, Ketua DPP Golkar Bidang Pemenangan Pemilu, Hamzah Sangadji mengatakan hingga saat ini Partai Golkar belum membuka peluang untuk berkoalisi dengan parpol apapun, termasuk Gerindra di Pilkada Maluku.

Sangadji mengungkapkan, proses dukungan pencalonan gubernur di partai berlambang beringin itu, akan tetap mengikuti mekanisme internal yang berlaku di Golkar.

Sangadji lalu membeberkan pada rapat internal Partai Golkar beberapa waktu lalu, Ramly Umasugi malah secara tegas mengusulkan nama Jeffry Apoly Rahawarin sebagai calon gubernur dan dirinya sebagai calon wakil gubernur.

Namun, oleh DPP diputuskan agar dilakukan survei terhadap nama-nama yang diusul makanya tidak ada lagi pendaftaran bakal calon gubernur di Maluku.

Kemudian dilakukan survei terhadap beberapa tokoh masing-masing, Jeffry Rahawarin sebagai calon Gubernur, Hamzah Sangadji, Ramly Umasugi, serta Mukti Kelio­bas sebagai calon wakil gubernur.

“Hari ini fokus kita sesuai hasil rapim, dari awal Ramly sendiri yang dorong pak Jeffry calon gubernur dengan menempatkan dia sebagai calon wakil gubernur. Lalu kenapa sekarang pilih opsi lain, kita itu harus konsisten dong,” ungkap Sangadji, Senin (22/7).

Menurut Sangadji, sampai dengan saat ini tidak ada opsi atau pilihan Golkar akan berkoalisi dengan Gerindra termasuk merekomen­dasikan nama Ramly Umasugi ber­pasangan dengan Hendrik Le­werissa.

“Opsi kita itu tidak ada koalisi dengan partai apapun termasuk Gerindra apalagi mengusung Ramly dengan Hendrik, sebab kita masih tunggu hasil keputusan setelah survei,” bebernya.

Selain itu, lanjut Sangadji Golkar masih tetap konsisten pada keputusan bahwa Golkar akan mengusung calon Gubernur bukan calon Wakil Gubernur seperti yang disampaikan Ramly.

Dijelaskan, dari 37 Provinsi minus Yogyakarta yang akan melakukan Pilkada Gubernur, target Golkar akan mengusung calon Gubernur di 21 provinsi dan Maluku salah satunya.

“Prioritas di Golkar itu pencalonan Gubernur bukan Wakil Gubernur, sebab dari target Golkar 21 gubernur termasuk Maluku dan target itu tidak ada perubahan sampai saat ini, mekanisme itu pak Ramly tahu sebagai Ketua DPD,” tegasnya.

Sangadji juga membantah per­nyataan Ramly bahwa rekomendasi untuk Pilkada Maluku hanya menunggu waktu penyerahan, pasalnya sampai saat ini belum ada keputusan apapun dari DPP.

Hal ini karena dalam penetapan calon Gubernur Maluku akan dilakukan berdasarkan hasil survei dan saat ini proses survei tahap dua sedang berlangsung.

Ditanya soal hasil survei tahap pertama, Sangadji mengatakan jika Jeffry Apoly Rahawarin merupakan calon dengan hasil survei tertinggi di Golkar disusul, Hamzah Sangadji, Mukti Keliobas dan Ramly Umasugi.

“Yang mau ngotot itu hak mereka saja, kan mekanisme partai ada dan semua orang punya peluang yang sama tapi yang pasti tidak ada opsi atau pembahasan soal itu,” terangnya.

Ditambah, sebagai kader ketika sudah di partai maka apapun keputusan DPP harus tunduk dan taat artinya kalau satu waktu Golkar merekomendasikan Hendrik dan Ramly maju gubernur maka kita taat asas tapi sampai saat ini opsi ini belum muncul di DPP Golkar.

“Jadi jangan menyampaikan pendapat pribadi ini kita berurusan dengan partai politik apalagi Golkar. sebagai ketua bidang pemenangan pemilu mekanisme itu saya tahu persis dan saya ada dalam proses pengambilan keputusan itu,” pungkasnya. (S-20)