AMBON, Siwalimanews –  Rapid test antigen atau tes untuk mengidentifikasi orang terinfeksi virus corona dengan metode ambil lendir dari dalam hidung maupun tenggorokan (metode usap atau swab) tidak berlaku di Ambon.

“Rapid test antigen hanya diberlakukan untuk daerah yang memiliki angka terkonfirmasi tinggi. Kota Ambon sampai dengan saat ini masih berada pada peta zonasi orange,” kata Juru Bicara Satgas Covid-19 Kota Ambon, Joy Adriaansz kepada wartawan di Balai Kota Ambon, Selasa (22/12).
Menurutnya, swab antigen hanya berlaku di kota dengan zonasi merah, dimana tingkat pasien terkonfirmasi cukup tinggi. Dikatakan, swab tersebut berguna untuk membatasi masyarakat memasuki lokasi-lokasi atau daerah-daerah yang memiliki peta zonasi merah.
Namun diakui Adriaansz, di Ambon sudah ada dua fasilitas kesehatan (Faskes) yang melayani swab antigen yakni Rumah Sakit (RS) Siloam dan RS Bakti Rahayu.
Diharapkan, kedepan ada beberapa faskes lainnya yang akan melayani layanan rapid test antigen tersebut. Untuk informasi Kota Ambon sampai dengan saat ini masih berada pada peta zonasi orange dengan total jumlah terkonfirmasi mencapai 3.816 jiwa, yang dirawat sebanyak 597 jiwa, total meninggal mencapai 45 jiwa.
Untuk diketahui, dirangkum dari laman FDA, rapid test antigen adalah tes untuk mengidentifikasi orang yang terinfeksi virus corona dengan mendeteksi adanya materi genetik atau protein spesifik dari virus tersebut dalam tubuh seseorang.
Sampel yang diambil adalah lendir dari dalam hidung maupun tenggorokan dengan metode usap (swab). Sehingga, rapid test antigen terkadang disebut juga dengan swab antigen.
Tes ini bisa dikatakan lebih akurat dan spesifik dibandingan rapid test antibodi karena mengidentifikasi virus dalam sekresi hidung dan tenggorokan.
Namun, tes ini masih kurang akurat jika dibandingkan dengan PCR. Hasil tes ini bisa didapatkan hanya dalam waktu hitungan menit saja biasanya sekitar 15 hingga 30 menit.
Tingkat keakuratan hasil rapid test antigen jika seseorang dinyatakan positif terinfeksi virus corona biasanya tinggi. Meski demikian, tetap ada kemungkinan hasil tes positif palsu. (Cr-6)