NAMLEA, Siwalimanews – Pemerintah Kabupaten Buru mengeluarkan kebijakan baru dengan menggratiskan rapid antigen bagi para pelaku perjalan dari Kota Namlea ke Ambon dan kota lainnya di Indoensia.

Namun, rapid antigen ini gratis ini hanya diberlakukan bagi para pelajar, mahasiswa dan santri serta warga tergolong miskin yang hendak melakukan perjalanan.

Sekda Buru M Ilyas Bin Hamid yang dikonfirmasi Siwalimanews Rabu (1/7) menjelaskan, rencana rapid antigen gratis ini telah ditindaklanjuti dengan dipesannya 5000 peace alat rapid antigen.

“Nanti saat 5000 peace alat RDT-Ag ini tiba dalam waktu dekat, maka rapid antigen sudah dapat dilakukan secara gratis bagi pelajar, santri, mahasiswa dan masyarakat pelaku perjalanan kategori warga kurang mampu,” jelas sekda.

Pelaku perjalanan dengan kategori tersebut kata sekda, nantinya dapat melakukan rapid gartis n di RSUD Namlea. Khusus bagi warga kurang mampu, wajib dibuktikan dengan surat keterangan dari kades tempat asalnya.

Baca Juga: Maluku Melebihi Target Peserta Vaksinasi

“Jika ada pungutan saat rapid silahkan datang melapor ke posko gugus tugas,” ujarnya.

Menurut sekda, kebijakan wajib rapid antigen bagi pelaku perjalanan ini, bukan maunya Pemkab Buru, melainkan diatur dari pusat. Sedangkan di provinsi yang menentukan adalah gubernur.

Karena itu, selama gubernur masih mewajibkan rapid antigen jurusan Namlea – Ambon dan sebaliknya, maka Pemkab Buru hanya bisa membantu dengan menggratiskan biayanya.

“Tidak semua orangtua siswa dan mahasiswa serta santri memiliki kecukupan dana jika setiap kali anaknya harus bepergian untuk studi  membayar biaya rapid antigen yang cukup mahal. Demikian halnya dengan warga kurang mampu yang membayar biaya rapid lebih mahal dari harga tiket tujuan Ambon, karena itu kita gratiskan untuk komponen ini,” ucapnya.

Bupati Ramly Umasugi kata sekda, telah memikirkan untuk membeli alat RDT-Ag jenis Genesos untuk dipasang di pelabuhan laut dan pelabuhan penyeberangan ferry. Nantinya alat ini mampu mendeteksi Covid-19 terhadap para pelaku perjalanan dan biayanya juga sangat murah hanya Rp 40 ribu hingga Rp 50 ribu per orang.

Dengan memasang alat genesos di pelabuhan sangat memudahkan dan meringankan beban masyarakat pelaku perjalanan atas besarnya harga rapid antigen.

Kepala Dinas Kesehatan Buru, Ismail Umasugi membenarkan 5000 space alat arapi antigen telah dipesan dan akan tiba dalam waktu dekat.

Bagi pelajar, mahasiswa, dan santri yang akan melakukan perjalanan dapat menunjukan kartu mahasiswa dan mengambil rekomendasi dari tim Gugus Covid-19 untuk digratiskan.

“Sedangkan untuk masyarakat menengah kebawah dapat menunjukan surat keterangan tidak mampu dari desa,” ucapnya.

Disinggung mengenai Kabar miring yang dihembuskan oknum tertentu soal dugaan  alat laboraturium di RSU  yang rusak Ismail mengatakan, laboraturium yang ada di rumah sakit, namnya Laboraturium Bio Senti (LBS) dan itu tidak rusak, hanya AC sentralnya saja yang sedikit bermasalah.

“Sudah dari beberapa hari lalu pihak rekanan sudah melihat AC sentral yang rusak dan besok pagi alatnya sudah tiba di Namlea terus nanti diperbaiki,” jelas Ismail.

Ditabahkan, kalau LBS ini masih dalam jaminan pemeliharaan dan masih dalam pengawasan Dinas Kesehatan.

“Belum diserahkan ke rumah sakit karna baru selesai pemeriksaan BPK. Dinas masih menunggu rekomendasi BPK sesudah itu baru diserahkan ke pihak RSUD,” tutup Ismail. (S-31)