AMBON, Siwalimanews – Puluhan siswa dan siswi SMA Siwalima Ambon harus dilarikan ke ruang UKS lantaran diduga mengalami keracunan makanan.

Informasi yang berhasil dihimpun Siwalimanews dari salah satu orang tua siswa, Jumat (18/11) mengaku sampai saat ini, ada sekitar 70 siswa dan siswi yang mengalami sakit, yang diduga akibat keracunan makanan yang terjadi sejak, Kamis (17/11) kemarin.

Orang tua yang enggan namanya dipublikasikan ini mengaku, kondisi yang dialami anaknya itu mulai dari rasa sakit pada perut, mual dan juga mengalami panas tinggi.

“Kejadiannya sejak kemarin, pihak sekolah justru berharap para orang tua ambil anaknya masing-masing untuk dirawat, lalu kalau yang orang tuanya di luar Ambon, bagaimana, ini sejak kemarin sampai hari ini, anak-anak yang sakit terus bertambah. Ini menyangkut nyawa anak,” ucap sumber yang anaknya juga menjadi korban keracunan.

Ia juga mengaku, peristiwa ini sudah sering terjadi di sekolah tersebut, namun masih dalam jumlah sedikit dan tidak terlalu parah, sehingga dibiarkan berlalu. Namun pada hari ini, kondisinya parah, dan jumlah anak yang mengalami hal ini terus bertambah hingga saat ini mencapai kurang lebih 70 anak.

Baca Juga:  Pesawat Loin Air Gagal Mendarat di Bandara Pattimura

Ia menduga, anak-anak ini keracunan berasal dari makanan yang dikonsumsi di asrama sekolah tersebut, dimana diketahui, makanan yang disajikan bagi para siswa/i, disediakan oleh pihak ketiga yang bekerjasama dengan pihak sekolah untuk pengadaan makanan, yang tidak lain pihak ketiga tersebut adalah adik kandung dari Gubernur Maluku.

“Kami menduga, air yang dipakai oleh pihak ketiga untuk memasak makanan itu air yang tidak layak dikonsumsi. Karena kondisi ini sudah sering terjadi, hanya saja, kali ini paling parah dan paling banyak korban yang sakit. Tadi kalau tidak salah, BPOM juga sudah mengambil sampel makanan untuk diuji,” jelasnya.

Terkait peristiwa itu, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Maluku, Insun Sangadji yang dikonfirmasi Siwalimanews di Ruang kerjanya, Jumat (18/11) mengaku, baru mengetahui informasi tersebut hari ini, dan dirinya akan meninjau langsung kondisi para korban.

“Saya baru tahu hari ini dan sudah berkoordinasi, sudah ada penanganan medis disana, dan saya juga mau turun sekarang,” ujarnya.

Menurutnya, semua orang tentu tidak menginginkan kondisi ini terjadi, dan pihaknya yakin, bahwa semua itu tidak ada unsur sengaja. Namun tetap akan ada langkah antisipasi terkait peristiwa tersebut.

Ia juga mengaku akan membina dan mengevaluasi pihak penyedia makanan/ketring yang disediakan pihak ketiga, agar peristiwa ini tidak lagi terjadi ke depannya.

“Kalau memang ada sampel yang sudah diambil oleh pihak BPOM, maka kita akan tunggu hasilnya, dan kita tentu berharap tidak ada korban,” harapnya.

Terkait tidak adanya langkah cepat pihak sekolah untuk penanganan ke rumah sakit dan sebagainya, mengingat sejak kemarin, para siswa/i hanya dibiarkan di asrama sekolah, dengan penanganan seadanya, Sangadji minta agar tidak membuat panik semua pihak, terutama orang tua dan juga pihak sekolah. Yang pasti, pihaknya akan melihat perkembangan ke depannya dari peristiwa ini.

“Artinya kalau urgen sekali pasti akan diambil langkah itu, tapi saya sudah koordinasi, bisa ditangani disekolah, kemudian sudah mendatangkan tenaga medis dari Puskesmas, itu sebagai langkah awal penanganan,” ucapnya.

Sementara itu, Kepala SMA Siwalima yang dikonfirmasi melalui telepon selulernya, tidak menanggapi panggilan masuk.

Sedangkan Ketua Komite SMA Siwalima Wendy Souisa yang dikonfirmasi melalui telepon selulernya juga enggan berkomentar. Dia mengaku, hanya datang untuk melihat kondisi anaknya.

“Saya tidak bisa berkomentar, karena saya juga tidak tahu ceritanya seperti apa, langsung ke pihak sekolah saja,” tuturnya.(S-25)