AMBON, Siwalimanews – Warga Gunung Nona, khususnya di kawasan kezia, Kelurahan Kudamati, Kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon, mulai mengeluh proyek lantaran air bersih yang dibangun pemerintah hingga kini belum berfungsi.

Padahal proyek yang menghabiskan anggaran Rp1,4 milyar itu mulai dikerjakan sejak tahun 2018, namun hingga kini hasilnya belum juga dinikmati warga. Akibatnya masyarakat di kawasan tersebut harus mengeluarkan biaya tambahan guna membeli pasokan air bersih yang disuplay melalui mobil tangki.

Mony Wattimena warga Kezia RT 005/06  yang ditemui Siwalimanews di kawasan itu, Senin (20/7) mengaku, air bersih di daerah itu ibarat cerita dongeng yang sulit jadi kenyataan.

Pasalnya hampir 12 tahun sejak dirinya tinggal di kawasan itu tidak ada air bersih yang disediakan pemerintah bagi kepada warga. Memang di tahun 2018 itu ada proyek air bersih, namun hingga kini tak dinikmati masyarakat, sebab proyek tersebut gagal.

“Saya tinggal disini sudah 12 tahun tidak ada fasilitas air bersih yang disediakan pemerintah daerah, memang beberapa tahun lalu ada proyek air bersih, namun sampai saat ini mana, pipa pipa sudah terpasang tapi sampai sekarang airnya tidak pernah jalan,” certusnya.

Baca Juga: Empat Penambang Ilegal Dituntut Setahun Bui

Untuk memperoleh air bersih, kata dia, warga disini membelinya melalui mobil tangki. Dalam sebulan ia harus mengeluarkan biaya ekstra untuk membeli air bersih.

“Selama ini kita pesan Air, biasanya dalam 1 bulan itu, 2-3 kali pesan dengan harga Rp 200 ribu/tangki terkadang juga lebih,” ujarnya.

Hal senada juga disampaikan warga Kezia lainnya Danny Lewuol, bahkan dirinya kesal lantaran tidak ada pemberitahuan apapun, padahal instalasi air bersih sudah masuk ke rumah-rumah.

“Bukan saya saja yang mengeluh, semua warga mengeluh, sekitar bulan Desember itu instalasi sudah masuk ke rumah-rumah, namun tidak tahu kenapa sampai sekarang air tidak jalan,” tandasnya kesal.

Menurutnya, beberapa pekan kemarin sempat ada pengerjaan dilokasi pengeboran. Namun tak lama kemudian pekerjaan dihentikan hingga saat ini.

“Memang sempat ada pekerjaan beberapa minggu lalu, tapi tidak tahu kenapa tak lama berhenti,” ujarnya.

Ia berharap proyek tersebut dapat terealisasi atau minimal pemerintah mencari solusi untuk mengatasi hal ini, mengingat air merupakan kebutuhan mendesak bagi masyarakat dalam menjalani kehidupan sehari hari. (S-45)