AMBON, Siwalimanews – Setelah melakukan kunjungan kerjanya di Saumlaki, Kabupaten Kepulauan Tanimbar (KKT) pa­da 1 September lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampi­ngi Ibu Iriana Jokowi, kembali kunker ke Maluku dan meres­mi­kan Jembatan Waer Fair di Keca­matan Dullah Selatan, Kota Tual, Maluku Tenggara, Rabu (14/9).

Jembatan gantung Wear Fair merupakan jembatan penghu­bung antara Kota Tual dan Ka­bupaten Maluku Teng­gara. Jem­batan dengan panjang 120 me­ter ini berada di atas Selat Batu Jatuh itu. Proyek yang dikerjakan CV. Keramik Jaya, dengan Kon­sultan Pengawas PT. Yodya Karya,  bersumber dari alokasi AP­BN tahun 2019 sekitar Rp6.2 miliar.

Peresmian ditandai dengan penandatangan prasasti oleh Presiden didampingi,  Menteri Per­ta­hanan Prabowo Subianto, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Ha­dimuljono, Gubernur Maluku Murad Ismail, Forkopimda Maluku, Bupati Maluku Tenggara Muhamad Thaher Hanubun, Wakil Bupati Maluku Tenggara Petrus Beruat­warin, dan Wali Kota Tual Adam Rahayaan.

Usai meresmikan jembatan, Presiden menegaskan, pemba­ngu­nan infrastruktur berupa jem­batan penting untuk mempercepat mobilitas orang dan barang.

“Jembatan Wear Fair ini penting sekali dalam rangka mobilitas orang maupun mobilitas barang,” ujar kepala negara sebagaimana rilis dari Biro Administrasi Pimpinan Setda Maluku, Rabu (14/8).

Baca Juga: Kendaraan Plat Merah Dibiarkan Terlantar

Kata Presiden, peresmian jembatan ini merupakan wujud komitmen pemerintah dalam membangun infrastruktur secara merata hingga ke seluruh pelosok Tanah Air. Bahkan, dalam satu tahun pemerintah membangun sekitar 200 jembatan serupa sebagai akses konektivitas warga antar kecamatan/desa maupun pulau.

“Yang kita bangun bukan hanya jalan tol yang gede-gede atau pelabuhan dan airport, tetapi juga pembangunan jembatan antar desa dan pulau. Setahun, kita bangun kurang lebih 200-an jembatan gantung antar desa, kecamatan dan pulau yang kecil-kecil,” tutur Presiden.

Terpisah, Direktur Pembangunan Jembatan Kementerian PUPR, Yudha Handita Pandjiriawan, dalam keterangan terpisah menjelaskan, Jembatan Gantung Wear Fair memiliki panjang 120 meter dengan lebar 1,8 meter. Jenis jembatan gantung dipilih karena proses pembangunan yang cepat dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat sekitar.

“Satu, pelaksanaan cepat, karena ini dulu sudah ada jembatan, dan ini dibongkar dengan segera supaya lebih manfaat dan masyarakat yang di seberang pulau masih belum banyak memerlukan kendaraan yang besar sehingga masih cukup difasilitasi kendaraan roda dua dan penyebrangan,” jelasnya.

Hal yang sama disampaikan Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Maluku, Jon Sudiman Damanik berharap, masyarakat dapat menjaga dan memelihara dengan baik Jembatan Gantung Wear Fair ini sebagai salah satu aset negara yang memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.

“Harapan kami,  masyarakat dapat menjaga infrastruktur yang telah dibangun. Karena ini aset kita bersama, jadi ini harus kita jaga, masyarakat harus jaga, supaya dapat termanfaatkan dengan baik,” harap Jon.

Berikan Bansos

Usai meresmikan jembatan di Kota Tual, Presiden kemudian menuju Kantor Pos, Tual, Kecamatan Kei Kecil, Kabupaten Maluku Tenggara  Disini, Presiden menyerahkaan Bantuan Langsung Tunai (BLT) Bahan Bakar Minyak (BBM), Bantuan Sosial Sembako dan Bantuan Tunai Langsung kepada peserta program program keluarga harapan.

Selain itu Presiden juga menyaksikan penyerahan 40 unit sepeda motor kepada Kodim 1503 oleh Menteri  Pertahanan RI, Prabowo Subianto.

Agenda kegiatan selanjutnya, menuju Pasar Tual, Kecamatan Pulau Dullah Selatan, Kota Tual. Disini, Presiden juga menyerahkan Bantuan Tunai Langsung (BTL) kepada para pedagang pasar dan Bantuan Modal Kerja (BMK) kepada para pedagang Kaki Lima.

Dilanjutkan pada pukul 17.20 WIT, Presiden menuju LPT. Samudera Indo  Sejahtera (SIS), Kecamatan Pulau Dullah Utara, Kota Tual. Disini Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, menjelaskan Display Pasar dan penijauan Alur Proses Pendaratan Ikan kepada Presiden, sedangkan Peninjauan unit Pengolahan Ikan dipansud Komisaris PT. SIS,  Arif Wijaya.

Rangkaian kegiatan ditutup dengan dialog antara Presiden dengan para nelayan dan Pembudidaya Rumput Laut dan para karyawan PT SIS.(S-25)