AMBON, Siwalimanews –  Aksi bejat yang dilakukan 5 pemuda yang mencekoki remaja putri 14 tahun dengan minuman keras kemudian memperkosanya yang sempat menghebohkan warga Kota Ambon, kini mendapat perhatian dari para aktivis perempuan dan anak.

Direktur Yayasan Gasira Elizabeth Christina Marantika, mendesak pihak kepolisian dalam hal ini Polresta Pulau Ambon untuk mengusut sekaligus mengungkap para pelaku yang terlibat dalam kasus ini.

Pasalnya, dampak dari kasus ini, tidak hanya terhadap korban secara fisik dan psikologis, tetapi juga terhadap rasa aman masyarakat, khususnya perempuan dan anak-anak.

“Polisi harus berupaya keras untuk usut tuntas. Ini dapat dikatakan terjadi gang rape,” tulis Marntika dalam pesan WhatsApp kepada Siwalimanews, Kamis (29/5).

Pasalnya, menurut Marantika,  dilihat dari alur cerita, dimana awaln dua pelaku yang diduga merencanakan tindakan keji ini, kemudian mengajak tiga orang lainnya serta membawa minuman keras sebelum melakukan kekerasan seksual terhadap korban, maka kejadian ini menjadi bukti, bahwa aksi tersebut bukan insidental, melainkan terencana, serta dilakukan terhadap korban yang masih tergolong anak menurut hukum.

Baca Juga: Dicekoki Miras, Gadis 14 Tahun Diduga Diperkosa 5 OTK

“Ini tindakan biadab. Korban adalah anak. Tidak ada alasan yang dapat membenarkan perbuatan semacam ini. Apa pun keadaannya, korban tidak boleh disalahkan. ini yang harus dijaga. Jangan ada pernyataan yang mempersalahkan korban. Apapun alasannya. Ini kejahatan kemanusiaan yang terjadi di Kota Ambon,” tegas Marantika.

Untuk itu, polisi harus mengungkap para pelaku dibalik kasus ini, dan memberikan hukuman yang seberat-beratnya, sesuai dnegan hokum yang berlaku.

Sebelumnya diberitakan, nasib malang dialami remaja putri 14 tahun asal Kecamatan Leihitu Barat, Kabupaten Maluku Tengah. Dia diduga diperkosa lima pemuda tak dikenalnya, di salah satu kawasan di Kecamatan Teluk Ambon. Parahnya lagi, sebelum diperkosa ia dicekoki miras hingga tak sadarkan diri.

Kapolsek Teluk Ambon Iptu M Maulana Dicky yang dikonfirmasi Siwalimanews, Selasa (27/5) menjelaskan, peristiwa naas tersebut bermula ketika warga Batu Koneng menemukan korban pada, Senin (26/5) sementara duduk pada depan Warung Bambu Kuning, Dusun Batu Koneng, Desa Poka sementara menangis menjerit kesakitan.

Korban kemudian, dibawa warga menuju kediaman Yusuf Sia yang kebetulan satu daerah asal dengan korban.

“Jadi melihat kondisi korban sementara menjerit kesakitan pada bagian bawah perut dan adanya darah yang mengalir, pelapor kemudian berinisiatif untuk membawa korban menuju Kantor Polsek Teluk Ambon, guna melaporkan kejadian tersebut, ” jelas kapolsek.(S-25)