NAMLEA, Siwalimanews – Kegiatan Upacara Peringatan Hari Ibu (PHI) ke 92 dilaksanakan dengan menerapkan protokol kesehatan, bertempat di halaman Kantor Bupati Buru, Selasa (22/12).

Hal tersebut tampak dengan diberlakukannya pembatasan jumlah peserta, dilakukan pengecekan suhu tubuh dan mecuci tangan sebelum mengikuti upacara serta wajib menggunakan masker.

“Saya berharap dengan adanya kegiatan ini generasi bangsa terus menghormati wanita khususnya kepada kaum perempuan dan agar selalu menjunjung perjuangan kaum perempuan Indonesia serta tetap menghormati pengorbanan seorang ibu karena ibu adalah sosok wanita yang hebat”, ujar Ketua Tim Penggerak PKK kabupaten Buru, Ny Sukmawati Umasugi.

Saat bertindak Sebagai Inspektur upacara dan membacakan sambutan Menteri Pemberdayaan Perempuan, Ny Dukmawati yang juga istri bupati Buru ini mengatakan, bahwa Peringatan Hari Ibu dirayakan setiap tahunnya sebagai bentuk penghargaan kepada perjuangan perempuan Indonesia dari masa ke masa.

Kongres Perempuan I di tahun 1928 menandai tonggak perjuangan perempuan Indonesia, dalam ambil peran di setiap derap pembangunan di Indonesia.

Baca Juga: ASN Terpapar Corona, Sejumlah Kantor di Buru Ditutup

Perempuan mengisi ruang-ruang kontribusi dalam merebut kemerdekaan, menyuarakan berbagai permasalahan, dan turut mencari serta menjadi solusi untuk mengantar Indonesia di titik sekarang.

Karena itu, Ny Sukmawati sangat menyangkan apabila perempuan masih harus menghadapi berbagai ketimpangan, mulai dari mengakses, berpartisipasi, ikut menentukan arah, serta menikmati manfaat pembangunan.

Kata dia, Terlebih Pandemi Covid-19 menempatkan perempuan dalam situasi yang lebih rentan. Hal ini tertuang dalam hasil survei dari UN Women yang menunjukkan bahwa pandemi Covid-19 telah memperparah kerentanan ekonomi perempuan dan ketidaksetaraan gender, serta dapat mengancam upaya pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG’s).

Namun ditegaskannya, kalau Situasi yang serba sulit ini ternyata tidak menghentikan langkah perempuan-perempuan Indonesia untuk hadir di garda terdepan.

Perempuan turun dan menjadi penggerak sosial dengan membangun kesadaran masyarakat di berbagai daerah, dan turut serta menyediakan makanan bagi warga yang terdampak ekonomi dan alat pelindung diri untuk tenaga kesehatan.

Perempuan juga mengambil peran penting dalam memerangi Covid-19 dengan menjadi tenaga kesehatan, ilmuwan/peneliti, dan penjaga bagi keluarganya sendiri.

“Melalui PHI ke-92 Tahun 2020 ini, Saya berharap perempuan-perempuan Indonesia sadar betapa berharga dirinya. Utamanya karena tidak pernah berhenti merawat perjuangan para perempuan Indonesia di masa yang lalu, dalam gerak sekecil apapun, yang berarti melebihi apapun. Untuk itu, mari warnai PHI dengan peran, kerja, dan karya nyata dari anda semua, untuk Indonesia tercinta. Perempuan Berdaya, Indonesia Maju,”ajak Ny Sukmawati. (S-31)