Inggris akan menjamu Skot­landia di ronde ke-2 EURO 2020 fase grup D 2020/21, Sabtu (19/6/21) di Wembley Stadium.

Kemenangan per­­-tama tidak membuat timnas Inggris superior. Perma­in­an mo­no­ton me-reka tidak akan men­jamin mes­kipun harapan lolos fase grup sangat besar.

Meli­-h­at laga yang biasa saja saat mengalahkan timnas Kroasia 1-0 membuat Southgate masih belum terlihat piawai untuk mengubah tim ini. Dari dulu permasalahan timnas Inggris masih di titik yang sama dimana mereka tidak banyak perubahan.

Dari zaman Wayne Rooney tim nasional Inggris memiliki masalah mental. Padahal bila dilihat secara line up mereka memiliki beberapa pemain yang sangat baik.

Regulasi liga yang membuat para pemain lokal kurang ber­kembang adalah salah satu masalah yang dimiliki timnas Inggris. Tiap tahun mereka tidak mampu mendevelop pemain yang berbakat.

Baca Juga: Bisa Apa Der Nati di Hadapan Gli Azzurri

Beberapa pemain cenderung pemain biasa saja dan kalah dengan para pemain pendatang asing. Sehingga Gareth Southgate pun cukup aneh dalam menentukan line up.

Meskipun sebenarnya beberapa pemain seperti Raheem Sterling cukup piawai dalam memainkan perannya. Namun kita lihat Harry Kane yang terus-terusan tidak mampu memanfaatkan peluang.

Ditambah pergerakan Phil Foden yang kurang kreatif seakan menambah suram lini kanan mereka. Sehingga sudah pasti mereka hanya melakukan spekulasi tanpa arah.

Butuh Kreatifitas Lebih

Sebenarnya timnas Inggris ini kurang sosok pemimpin yang kuat. Ditambah mereka kehilangan generasi gelandang kreatif seperti Steven Gerrard dan Lampard.

Sudah pasti mereka kesulitan untuk menemukan jalur-jalur segar penambah pundi-pundi gol. Beberapa pemain cenderung sering melakukan kesalahan atau terlalu banyak melakukan aksi individual yang tidak menghasilkan apa-apa.

Bila dilihat saat mereka mampu mengalahkan Kroasia di babak pertama permainan Ing­-gris cenderung monoton. Bebe­-rapa umpan diterima dengan malas oleh para pemainnya.

Tidak terdapat pemain yang ngotot atau mungkin melakukan intersepsi. Beberapa umpan pun kadang terlalu lemah dan mudah terbaca oleh lawan.

Penyakit tersebut seakan terus menghampiri timnas Inggris. Meskipun pada era para punggawa terbaik seperti Wayne Rooney atau Gigs saja selalu terdapat masalah yang sama.

Southgate sendiri tentu dipilih sebagai pelatih dengan harapan dapat merubah semua itu. Mes­-kipun sejauh ini mereka masih kurang mampu melakukan apa yang para penggemar harapkan.

Laga kali ini tentu akan menjadi laga penentu kualitas mereka. Memang secara kasat mata seharusnya timnas Inggris mampu lolos dari babak grup ini.

Apalagi bila untuk mendapatkan kesempatan yang aman maka timnas Inggris lah jagonya. Apapun yang terjadi tentunya harapan para penggemar adalah agar mereka mampu bertahan selama-lamanya di EURO 2020 ini.

Menggali Keberuntungan

Penguasaan bola 58 persen dan 9 tembakan lebih banyak tidak membuat timnas Skotlandia mampu mengubah keadaan. Padahal bila dilihat secara data statistik timnas Republik Ceko sangat tertekan.

Ketidak beruntungan tersebut tentu membuat timnas Skotlandia berada di paling dasar klasemen. Kali ini mereka akan mendapat­kan ujian yang cukup berat sehingga mungkin saja mereka sangat sulit untuk bertahan.

Mungkin saja Steve Clarke akan lebih memainkan strategi bertahan dan memanfaatkan serangan balik. Strategi parkir bus adalah salah satu strategi yang dapat dilakukan oleh timnas Skotlandia.

Terus Menang

Tidak peduli dengan apapun yang terjadi di ronde pertama tentu Southgate harus terus membawa tim ini untuk meraih poin penuh. Secara kualitas sebenarnya mereka sangat mampu. Namun itu semua kembali lagi kepada kredibilitas para pemain. Timnas Inggris diprediksi judi slot online akan menang lagi.

Head-to-head

Ada 114 pertemuan head-to-head antara Inggris dan Skotlandia dan Three Lions menang dalam 48 kali, sementara Skotlandia tidak jauh di belakang dengan 41 kemenangan dengan tim-tim tersebut puas dengan hasil imbang pada 25 kesempatan.

Mereka terakhir bertemu pada 2017, di babak penyisihan grup kualifikasi Piala Dunia. Itu adalah hasil imbang 2-2, keempat gol jatuh setelah menit ke-70; Leigh Griffiths dengan dua gol untuk Skotlandia antara gol dari Oxlade-Chamberlain dan Harry Kane.

Kedua tim berada di Grup A Euro 1996 dan bermain di stadion yang sama pada matchday 2. Inggris mengalahkan Skotlandia berkat gol Alan Shearer dan Paul Gascoigne.

Prediksi

Ini adalah pertandingan besar untuk Inggris dan tanpa diragukan lagi mereka memiliki terlalu banyak kualitas di setiap departemen, namun ini tidak muncul di per­tandingan pembukaan mereka.

Namun, sangat sedikit tim yang bisa membanggakan rasio keme­nangan seperti Inggris sejak sepak bola internasional kembali dari pandemi covid-19.

7 pertandingan terakhir mereka di semua kompetisi adalah kemenangan serta 11 dari 14 pertandingan terakhir, hanya Belgia dan Denmark yang mengalahkan mereka selama periode tersebut, yang terakhir menahan mereka untuk bermain imbang pada kesempatan lain.

Setelah mengklaim keme­nangan penting di pertandingan pertama grup, saya berharap mereka memainkan permainan yang ekspansif pada hari Jumat.

Sisi Skotlandia ini berada di bawah tekanan karena mereka tahu mereka tidak bisa menerima kekalahan lagi di sini. Apalagi, tim besutan Steve Clarke belum pernah mengalahkan tim yang duduk di peringkat 5 besar FIFA dalam 3 tahun terakhir.

Harry Kane memiliki permainan yang relatif tenang melawan Kroasia, namun melewatkan pe­luang emas untuk membawa timnya 2-0 di babak kedua. Tetapi saya akan mendukung Mason Mount untuk mencetak gol kapan saja di pertandingan ini, didorong oleh statistik bersejarah para gelandang Inggris yang mencetak gol di turnamen besar.

(Inggris) : J. Pickford; K. Walker, K. Trippier, J. Stones, T. Mings, M. Mount, K. Phillips, D. Rice, P. Foden, H. Kane, R. Sterling.

Manager : G. Southgate.

(Skotlandia) : D. Marshall; G. Hanley, D. Gallagher, S. O’Donnell, A. Robertson, K. Tierney, C. McGregor, J. McGinn, S. McTominay, C. Adams, L. Dykes.

Manager : S. Clarke. (*)