Anggaran besar pinjaman Pemerintah Provinsi Maluku yang dikucurkan untuk membangun sejumlah proyek infrastruktur diduga  menyisahkan banyak persoalan.

Sejumlah proyek infrastruktur yang dibiayai dengan pinjaman dari PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) dikerjakan tak sesuai perencanaan.“Ada tiga proyek yang dibiayai dengan pinjaman SMI yang diduga bermasalah. “Pertama,  proyek drainase  di Talake, Kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon, yang dikerjakan juga tidak sesuai bestek.

Secara kasat mata terlihat jelas perbedaan pada jalan Ot Pattimaipauw dengan jalan-jalan yang lain pada pusat kota, karena ada perbedaan dimana ada trotoar yang memakai keramik, namun pada sebagian lokasi hanya dilakukan pengecatan.“Selain tak sesuai bestek“Proyek yang dibiayai dana pinjaman dari PT SMI senilai Rp10,5 milyar ini hanya dipercantik dengan yang lama yang sudah ada kemudian mengecatnya

Selanjutnya, adalah proyek pengerjaan jalan Waisala-Seri-Kambelu di Kecamatan Huamual Belakang, Kabupaten Seram Bagian Barat yang menghabiskan dana yang berasal dari dana pinjaman SMI sebesar Rp 11 miliar lebih hingga saat ini tak kunjung selesai dikerjakan.

PT Isoiki Bina Karya selaku pihak kontraktor pelaksa­naan pekerjaan jalan ini baru mengerjakan proyek jalan tersebut sepanjang 1 kilometer, itupun jalan yang dihotmix baru sebagian.“Proyek ini mulai dihotmix, Kamis (22/4) dan direncanakan akan diselesaikan pada Jumat (23/4), namun sampai dengan saat ini proyek tersebut baru dikerjakan sebagian, dari ujung Desa Waesala menuju Dusun Alune Ujung, sepanjang 1 kilometer.“Padahal, sesuai laman www.lpse. malukuprov.go.id, proyek yang ditenderkan sejak 5 November 2020 kemarin, sudah harus dikerjakan setelah pengumuman pemenang tender. Sayangnya, sampai dengan pertengahan tahun 2021 proyek ini belum juga rampung.

Baca Juga: Cuaca Ekstrem, Warga Perlu Siaga

Berikutnya adalah proyek trotoar di Kota Ambon yang viral belakangan ini, lantaran sudah banyak warga yang jatuh karena licin. “Selain itu, saat musim penghujan, trotoar ini juga dimanfaatkan anak-anak untuk bermain berselancar, karena tegel yang digunakan memang licin dan memungkinkan anak-anak untuk bermain ski.

Proyek SMI yang tinggalkan banyak masalah imendapatkan perhatian serius dari sejumlah kalangan baik akademisi, praktisi maupun LSM yang berpendapat pekerjaan proyem SMI terkesan alas-asalan dan tak sesuai perencanaan yang matang.

Karena itu Pemprov Maluku khususnya Dinas PUPR Maliku harus mengevaluasi kembali proyek-proyek SMI ini.“Sangat disayangkan jika pinjaman dana yang begitu besar bagi kepentingan Maluku namun tidak bisa dimanfaatkan masyarakat.“Jika perusahaan yang mengerjakan proyek-proyek tersebut tidak selesai maka perusahaan itu bila perlu di black.list“Selain itu Pemprov Maluku harus juga melibatkan dinas-dinas terkait termasuk Bappeda supaya proses perencanaan matang dan tak asal-asalan. Kita berharap hal ini menjadi perhatian serius Pemprov Maluku. (*)