Penumpang Sanus 87 Hilang, Keluarga Lapor Polisi

AMBON, Siwalimanews – Hampir seminggu, Pilipus Taurwewar penumpang KM Sabuk Nusantara 87 dari belum juga ditemukan.
Sanus 87 yang dikelola PT Pelni (Persero) itu memiliki rute Wulur, Kroing, Tepa, Lelang, Luang, Lakor, Moa, Leti, Kisar, Ilwaki, Amau, Lirang, Kupang dan kembali ke Ambon.
Ketika kapal itu tiba di Gudang Arang, Ambon pada 7 Juni lalu sebagai pelabuhan terakhir, penumpang naas itu raib entah kemana.
Korban warga Desa Luhulely, Kecamatan Serwaru, Kabupaten MBD itu meninggalkan anaknya Anita Taurwewar sendiri diatas kapal hingga tiba di Ambon.
Raibnya korban menjadi tanda tanya. Ketika kapal tiba di Pelabuhan Gudang Arang, anaknya melakukan komunikasi dengan kapten Petrus Parapaga bersama Mualim 1 selaku perwira jaga dan seluruh ABK namun semuanya tidak mengetahui keberadaan korban.
Baca Juga: Tim SAR Evakuasi 20 Penumpang SpeedboatAnak korban Anita mengaku selain bapaknya hilang, uang senilai Rp 22 juta juga ikut raib.
“Saat diminta memeriksa CCTV awak kapal tak mengizinkan jelasnya kepada Siwalima, Selasa (10/6).
Untuk itu pihaknya berencana untuk melaporkan masalah ini ke polda Maluku agar bisa diproses hukum.
“Benar, Papa hilang beserta dengan uang sebanyak 22 juta, papa terakhir katong (kami) lihat sekitar pagi tanggal 7 Juni. Antua sempat datang menemui katong, kemudian pergi dan sampai saat ini tak muncul lagi. Akhirnya saya langsung melaporkan peristiwa ini ke bagian informasi,” terangnya.
Sementara itu menantu Korban yakni, Erni Supu mengaku ada kejanggalan yang dilakukan oleh pihak KM Sanus 87, sebab saat dimintai untuk melakukan pengecekan CCTV tapi ditolak.
“Katong (kami) ke pelabuhan saat itu juga, waktu pihak keluarga ketemu kru kapal ada pihak kepolisian dampingi jalani proses. Tapi katong (kami) minta cek CCTV, mereka bilang seng (tidak) tau (tahu), ujarnya menirukan perkataan ABK.
Hal aneh lainya yang didapat, korban sempat minta air mineral ke salah satu ABK kapal sebelum dinyatakan hilang. Namun ABK tersebut tak dimintai keterangan.
Dengan kejanggalan ini, ia meminta penegak hukum segera menahan Nahkoda Sanus 87 dan seluruh ABK kapal guna melakukan penyelidikan. “Ini menyangkut nyawa manusia mereka harus bertanggung jawab,” ungkapnya. (S-26)
Tinggalkan Balasan