AMBON, Siwalimanews – Hingga kini, Pemerintah Kota Ambon belum menemukan metode yang tepat terkait dengan proses pembelajaran para siswa di masa pandemi Covid-19 ini, untuk menjadi pertimbangan bagi Pemkot melakukan proses belajar mengajar secara normal pada sekolah-sekolah baik di tingkat TK, SD dan SMP/sederajat.

Walikota Ambon Richard Louhena­pessy mengatakan, untuk tetap menge­-jar ketertinggalan pendidikan yang disebabkan oleh pandemi covid maka ada tiga metode pendidikan yang dirujuk Pemkot yakni menejemen pendidikan, infrastruktur dan kerja sama.

“Hingga saat ini, masih belum ditemukan metode yang tepat terkait dengan proses pembelajaran para siswa di masa pandemi ini sehingga menjadi pertimbangan bagi Pemkot untuk melakukan proses belajar mengajar secara normal pada TK, SD dan SMP/sederajat,” ungkap walikota, kepada wartawan, di Balai Kota Ambon, Selasa (4/8).

Walikota menyatakan, dari hasil survei yang dilakukan kurang lebih 55 persen orang tua tidak siap dengan sistem pendidikan daring, sementara yang siap 37 persen.

“Melalui hasil survei tersebut Pemkot membuat kajian akademisi terkait dengan metode dalam melaksanakan sistem pendidikan yang dapat menjangkau seluruh masyarakat Kota Ambon hingga ke lokasi yang sulit sekalipun,” ujarnya.

Baca Juga: Komisi II Minta Pemkot Survey Tingkat Kepuasaan PJJ

Kata dia, beberapa waktu lalu telah dilakukan Forum Group Discussion (FGD) dan pemkot merumuskan sejumlah kebijakan strategi yang ditemukan kurang lebih tiga komponen besar yakni menyangkut manajemen pendidikan, infrastruktur dan masalah kerja sama.

“Soal manajamen pendidikan terkait erat bagaimana pedoman belajar mengajar yang efektif di era pandemi ini yang merujuk kepada surat keputusan bersama empat menteri, lalu kita memverifikasi didaerah masing-masing. Juga kita menkonstantir bahwa peranan dari guru-guru juga penting,” katanya.

Selain itu, banyak guru lebih senang memakai metode luring/tatap muka. Karena guru-guru juga tidak terbiasa menggunakan IT misalnya begitu. Hal itu tidak bisa ditoleran karena situasi juga menuntut harus penyesuaian dengan perkembangan teknologi.

Dilain sisi, ada sekolah-sekolah dan guru yang bisa menggunakan metode daring secara baik. Hanya problemnya anak-anak juga tidak bisa ikuti secara saksama materi yang diajarkan karena hambatan pulsa internet, HP android. Ini semua sementara dikaji dan dalam waktu dekat akan rumuskan kebijakan yang tepat.

“Pedoman belajar mengajar itu bisa disupporting infrastruktur. Bappeda sementara desain. Maka seluruh wilayah Ambon harus ada jaringan internet, sudah masuk semua kecuali empat desa yang belum yakni Kilang, Ema, Naku dan Hatalai. Tapi dengan jaringan internet juga bisa dipengaruhi zona yang juga mungkin tidak memadai,” terangnya.

Dalam pola pembelajaran jarak jauh, tambah walikota, bisa lewat pendekatan smartphone, TV kabel, daring tapi juga rumah pintar kerjasama dengan Telkom maupun Telkomsel.

“Ini yang kita dorong betul. Kalau ada yang walaupun jaringan internet sudah masuk tapi blank spot. Menjadi perha­-tian kita. Tim pendidikan sementara kaji dia, jadi referensi bagi semua instansi,” kata Louhenapessy. (Mg-6)