PEMERINTAH Kabupaten Maluku Tengah menggelar upacara peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas), yang berlangsung di pelataran lapangan upacara Kantor Bupati Malteng di Masohi,Senin (22/5).

Bertindak sebagai Inspektur, da­lam upacara yang berlangsung penuh hikmat dan lancar itu, Asis­ten I Sekda Malteng, Selfiana Ma­temu mewakili Penjabat Bupati Malteng, Muhamat Marasabessy

Dalam sambutan Pejabat Menteri Komunikasi dan Informasi (Menko­minfo), Matemu mengatakan, 115 tahun lalu, bara persatuan Indonesia sebagai negara mulai menyala. Hal ini ditandai dengan meleburnya berbagai gerakan perjuangan yang bersifat kedaerahan menjadi satu barisan yang utuh dengan didirikan­nya Boedi Oetomo pada tanggal 20 Mei 1908.

“Sejak saat itu, gerakan per­jua­ngan Indonesia dengan gegap gem­pita bergerak maju mewujudkan Republik Indonesia sebagai negara yang satu, berdaulat, adil, dan Mak­mur,” ungkapnya.

Dijelaskan, gerakan perjuangan bangsa Indonesia saat itu dilakukan dengan mendirikan lembaga pendi­di­kan untuk generasi pribumi saat itu.

Baca Juga: Bupati: Hari Pattimura Jadi Spirit Bangun Malteng

“Didirikan oleh dr. Soetomo ber­sama para mahasiswa School tot Opleiding van Indische Arsten (STO­VIA), Boedi Oetomo berdiri untuk mendorong bangsa Indonesia me­nge­jar ketertinggalannya dari bangsa lain di masa itu. Di samping itu, Boedi Oetomo juga melandaskan dirinya untuk mengejar tiga tujuan yang men­jadi cita-cita utama keba­ng­kitan nasio­nal, yakni memerde­kakan cita-cita kemanusiaan, mema­jukan nusa dan bangsa, serta mewujudkan kehidupan bangsa yang terhormat dan bermar­tabat di mata dunia,”ujar Menteri.

Barisan persatuan yang dibentuk oleh Boedi Oetomo lanjutnya, adalah suatu pemantik bagi kekuatan Indonesia dalam menghadapi berbagai tantangan di masa yang sulit, baik pada masa pra-kemerdekaan mau­pun pasca-kemerdekaan.

“Masa ini, di saat kemerdekaan telah kita raih, barisan perjuangan kita harus tetap rapat, erat, dan terus maju bergerak – mengobarkan api “Semangat Untuk Bangkit” demi mewujudkan Indonesia Emas 2045.

Kata dia, pada tanggal 5 Mei 2023, Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah mengumumkan bahwa status Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) atau darurat kesehatan global untuk COVID-19 secara resmi dicabut.

“Kita patut bersyukur karena dunia telah melalui krisis pandemi COVID-19. Selama tiga tahun ter­akhir, di tengah kekurangan, tanta­ngan, dan masalah yang kita hadapi bersama, barisan perjuangan rakyat Indonesia terbukti tetap erat dalam melaksanakan penanganan pandemi COVID-19 sekaligus untuk memu­lihkan perekonomian bangsa. Hal ini menjadi momentum untuk memaknai Hari Kebangkitan Nasional ke-115 ini sebagai upaya membangun se­mangat kebangsaan untuk bangkit pascapandemi,” ungkapnya.

Menurutnya, hari Kebangkitan Nasional hari ini juga imaknai dengan memperingati perjuangan bersama. Ke­menterian, Lembaga, Pemerintah Dae­rah, sektor swasta, akademisi, pers, komunitas dan seluruh elemen ba­ngsa saling bahu-membahu ber­ko­laborasi menerapkan nilai-nilai persa­tuan juga kesatuan dalam mewujud­kan kebangkitan bangsa kita dari berbagai krisis global, baik kesehatan, ekonomi, hingga geopolitik sekalipun.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) me­nunjukan bahwa perekonomian In­donesia di Tahun 2022 tercatat tumbuh 5,31% (yoy), jauh meningkat dari pertumbuhan di tahun 2021 sebesar 3,70% (yoy) dan bahkan melebihi capaian pertum­buhan sebelum masa pandemi di tahun 2019. Pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan I tahun 2023 pun masih tercatat terus ber­tumbuh sebesar 5.03% (yoy), menun­jukan performa yang lebih baik dari periode Triwulan IV tahun 2022 yang tumbuh sebesar 5,01% (yoy).

“Tentu kita berharap agar ca­paian-capaian ini dapat kita pertahankan dan terus tingkatkan demi kesejahteraan masyarakat serta kemajuan bangsa Indonesia. Selain merayakan berbagai capaian bangsa Indonesia. Hari Ke­bangkitan Nasional juga kita maknai dengan mensyukuri segala langkah kemajuan, perbaikan, atau bahkan pelajaran yang didapatkan dari perjuangan kita,” cetusnya.

Kebangkitan Indonesia di tengah krisis dunia, kata dia,  juga ditun­jukkan melalui kiprah di berbagai forum internasional. Dunia telah me­nyaksikan kepiawaian Indonesia dalam memimpin forum yang beranggotakan 20 negara/entitas regional dengan kekuatan ekonomi terbesar, yakni G20. Presidensi G20 Indonesia di tahun 2022 semakin membawa harum nama Ibu Pertiwi dalam mendorong Semangat Untuk Bangkit di tingkat dunia dengan mengangkat tema ‘Recover Together, Recover Stronger’.

“Kepemimpinan Indonesia di tingkat dunia pun terus berlanjut dengan keketuaannya dalam forum ASEAN di tahun 2023 yang efektif berlaku sejak tanggal 1 Januari 2023 yang lalu. Semangat Untuk Bangkit dan mempercepat pemulihan global pascapandemi juga dikobarkan di tingkat regional dengan mengusung tema ASEAN Matters: Epicentrum of Growth. Dengan mengusung tema tersebut, Indonesia ingin menjadikan Asia Tenggara sebagai kawasan yang penting dan relevan bagi seluruh dunia dalam merspon tantangan regional maupun global, sekaligus memperkuat posisi ASEAN sebagai episentrum pertumbuhan ekonomi dunia,” tutupnya. (S-17)