DOBO, Siwalimanews – Wakil Bupati Aru Muin Sogalrey menegaskan, kekerasan terhadap perempuan dan anak menjadi perhatian serius Pemkab Aru. Ini dibuktikan dengan berbagai upaya telah dilakukan untuk meminimalisir terjadinya kejadian tersebut.

Hal tersebut disampaikan wabup kepada wartawan, di sela-sela pembukaan Forum OPD se-Maluku di Gedung Sita Kena, Kota Dobo, Kamis (16/3).

Menurut wabup, kepercayaan Gubernur Maluku untuk menyelenggarakan kegiatan ini di Aru, merupakan sebuah kebanggaan bagi OPD terkait, demi mengatasi terjadinya kekerasan terhadap perempuan dan anak.

Hal ini dikarenakan, anak-anak sebagai generasi bangsa, harus mendapat perhatian dari para orang tua dan instansi terkait demi menekan tingkat kekerasan terhadap perempuan dan anak, khususnya di Kabupaten Aru.

“Saya akui, memang tidak semudah membalik telapak tangan, tapi kami yakin, secara perlahan dan terus-menerus disosialisasikan, angka kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kabupaten Aru akan menurun, saya yakin itu,” tandas wabup.

Baca Juga: 2022, Angka Penderita Stunting di Ambon Turun 0,7 Persen

Ditempat yang sama, Kadis P3A Maluku Halimah Soamole menambahkan, dari informasi 11 kabupaten/kota se-Maluku, tingginya tingkat kekerasan perempuan dan anak terjadi karena faktor tingkat perekonomian keluarga dan rendahnya pengetahuan orang tua dalam mendidik anak.

“Terhadap hal itulah, berbagai masukan dari kabupaten/kota se-Maluku mengenai tingkat kekerasan perempuan dan anak menjadi perhatian penting Dinas P3A Maluku hingga kabupaten/kota. Untuk itu rapat ini perlu kami lakukan demi menekan angka kekerasan terhadap perempuan dan anak di Provinsi Maluku,” tutur Soamole.

Berdasarkan data yang ada pada Dinas P3A Maluku yang dilaporjab oleh semua dinas di kabupaten/kota se-Maluku, ada sejumlah rekomendasi yang diangkat kemudian disampaikan ke kementerian untuk diimplementasikan dalam Forum OPD se-Maluku.

Selain kekerasan terhadap perempuan dan anak, ada juga masalah gender menjadi perhatian pihaknya dengan memberikan bantuan ke keluarga-keluarga yang memang butuh diperhatikan.

“Ini semua demi meningkatkan perekonomian keluarga, dalam mengatasi kesenjangan sosial ekonomi keluarga di masyarakat,” ungkap Soamole.(S-11)