AMBON, Siwalimanews – Partai politik besar sekelas Golkar, digoyang polemik kecil, soal tempat penyelenggaraan musyawarah daerah yang belum juga pasti. Disinyalir, kelemahan utama ada di pucuk pim­-pinan partai kuning itu.

Said Assagaff, sebagai Ketua Partai Golkar Malu­ku, menyurati Ketua Umum DPP Golkar, bahwa lokasi Musda X partai beringin itu akan dilaksanakan di Kota Ambon.

Surat bernomor: B-016/DPD/GOLKAR-MAL/II/2019 tertanggal 18 Febru­ari 2020, perihal Pemberi­ta­huan Pelaksanaan Mus­da, diteken langsung oleh man­­tan Gubernur Maluku itu dengan sekretarisnya, Roland Tahapary.

Dalam surat tersebut disebutkan, berdasarkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Partai Golkar serta Petunjuk Pelaksanaan DPP Partai Golkar Nomor: JUKLAK-2/DPP/GOLKAR/II/2020 tentang Musyawarah-Musyawarah dan Rapat-rapat Partai Golkar serta Rapat Pengurus DPD Partai Golkar Provinsi Maluku, maka DPD Partai Golkar Provinsi Maluku memutuskan pelaksanaan Musda X akan dilaksanakan pada 4-6 Maret 2020 di Kota Ambon.

Surat itu kemudian ditembuskan kepada Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar Koordinator Bidang-Bidang Kepartaian, Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar Koordinator Bidang-Bidang Pemenangan Pemilu serta Ketua Bidang Pemenangan Pemilu Wilayah Maluku dan Maluku Utara DPP Partai Golkar.

Baca Juga: KPU Terima Pendaftaran Balon Perseorangan

Said Assagaff yang dikonfirmasi Siwalima membenarkan, pihaknya telah berkirim surat ke DPP dan memberitahukan Musda X Golkar Maluku akan berlangsung pada 4-6 Maret di Kota Ambon.

“Benar ada surat itu dan kita sudah mengirimnya ke DPP,” kata Assagaff, melalui telepon selulernya.

Dua hari berselang, panitia Musda, malah membuat keputusan lain yang bertentangan dengan apa yang sudah diputuskan Assagaff dan Tahapary. Musda tanggal 4-5 Maret di Kota Bula, Kabupaten SBT.

“Ini hasil konsultasi via telepon, ka­rena ketua DPD masih di Makassar, dan beliau meminta agar Musda di­gelar di Bula dengan tujuan melaku­kan konsolidasi internal Partai Golkar dalam rangka pemenangan. Jadi keinginan DPD,” kata Sekretaris Panitia Musda, Yusri Mahedar.

Ketua Panitia Musda, Fredrek Rahakbauw yang dikonfirmasi, mengaku tidak mengetahui surat DPD I yang menetapkan Kota Ambon sebagai tempat pelaksanaan Musda.

“Saya tidak tahu ada surat itu, karena panitia sudah menetapkan, memutuskan dan mengaklamasikan bahwa pelaksanaan Musda DPD Partai Golkar Maluku X di Kota Bula, Kabupaten SBT,” tandasnya.

Rahakbauw mengatakan, akan mengecek surat DPD I yang sudah dikirim ke DPP itu.

“Nanti tunggu dulu, saya cek karena kita tidak tahu adanya surat itu,” ujarnya.

Pertentangan soal tempat penyelennggaraan Musda, adalah gambaran betapa bobroknya pengelolaan partai politik besar sekelas Golkar. Bayangkan, pimpinan partai di tingkat provinsi, dua hari sebelumnya sudah menyurati pimpinan Partai Golkar di tingkat pusat soal waktu dan tempat penyelenggaraan Musda, namun Panitia yang diisi oleh para politisi kuning itu tidak mengetahui. Ini bukti lemahnya manejerial di tingkat pimpinan partai.

Yang lebih aneh lagi, Panitia Musda tetap ngotot, lokasi Musda di Bula. Seolah melawan apa yang sudah diputuskan pimpinan partainya.

Babak selanjutnya lebih mencenangkan lagi. Assagaff dan Tahapary, seperti tak kuasa melawan keputusan Panitia Musda, mereka lalu menyurati Ketua DPP Golkar di Jakarta, mengamini lokasi Musda di Kota Bula.

Dalam surat Nomor: B-018/DPD/GOLKAR-MAL/II/2019 tertanggal 20 Februari 2020, perihal Pemberitahuan Pelaksanaan Musda X Partai Golkar Provinsi Maluku itu dijelaskan, berdasarkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Partai Golkar serta Surat Edaran DPP Partai Golkar Nomor: SE-01/GOLKAR/I/2020 tentang Musda Partai Golkar seluruh Indonesia dan Rapat pengurus DPD Partai Golkar Provinsi Maluku, dengan turut mempertimbangkan momentum Pilkada 2020 di empat kabupaten, maka DPD Partai Golkar Provinsi Maluku memutuskan pelaksanaan Musda X akan dilaksanakan pada tanggal 4-6 Maret 2020 di Kota Bula, Kabupaten SBT, yang juga melaksanakan pemilihan kepala daerah tahun 2020.

Surat ditandatangani oleh Said Assagaff dan Roland Tahapary tembusannya disampaikan kepada Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar Koordinator Bidang-Bidang Kepartaian, Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar Koordinator Bidang-Bidang Pemenangan Pemilu serta Ketua Bidang Pemenangan Pemilu Wilayah Maluku dan Maluku Utara DPP Partai Golkar.

Said Assagaff yang dikonfirmasi berulang kali, namun enggan menjawab telepon. Pesan WhatsApp juga tak direspons. Begitu juga dengan Roland Tahapary.

Ketua Panitia Musda X, Fredrek Rahakbauw mengatakan, keputusan lokasi pelaksanaan Musda sudah sesuai AD/ART.

“Dalam Pasal 30 AD/ART ayat (9) menyatakan, Musda provinsi dilangsungkan dalam wilayah provinsi yang bersangkutan. Jadi penetapan lokasi Musda di Bula itu sudah tepat karena masih dalam wilayah provinsi pelaksanaan Musda,” tandas Rahakbauw, melalui pesan WhatsApp, Sabtu (22/2).

Rahakbauw meminta Wakil Ketua DPD Partai Golkar Maluku, Abraham Malioy membaca AD/ART, sehingga paham. “Untuk yang berkomentar jangan asal bunyi,” tandasnya lagi.

Sebelumnya,  Malioy mengatakan, penetapan Kota Bula sebagai tempat pelaksanaan Musda X Golkar menabrak aturan partai. Musda harus tetap dilaksanakan di ibukota Provinsi Maluku.

Panitia Musda X Golkar Maluku dinilai tak paham Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga Golkar, sehingga seenaknya menetapkan tempat pelaksanaan Musda.    Kalau saja panitia paham aturan, maka Kota Ambon harus tetap menjadi tempat pelaksanaan Musda Golkar Maluku.

“Sesuai dengan AD/ART, pelaksanaan Musda DPD provinsi itu dilaksanakan di ibukota provinsi dan pelaksanaan Musda tingkat di kabupaten dilaksanakan di ibukota kabupaten. Jadi kalau ada pengurus DPD yang ingin melaksanakan Musda di Kota Bula, itu mereka tidak paham AD/ART,” tandas Malioy, kepada Siwalima, di Ambon, Jumat (21/2).

Mestinya sebelum memberikan keterangan pers, kata Malioy, Ketua Panitia Musda, Fredrek Rahakbauw membaca dulu AD/ART atau berkoordinasi dengan ketua dan sekretaris DPD Maluku, bukan seenaknya memberikan keterangan yang bertolak belakang dengan aturan. “Dia itu tidak mengerti AD/ART. Itu konferensi pers, tapi tidak membaca AD/ART, ngaur saja,” tegasnya.

Sementara Koordinator Partai Golkar Wilayah Indonesia Timur, Hamzah Sangadji yang dikonfirmasi Siwalima, melalui telepon selulernya, Minggu (23/2) soal informasi, kalau DPP sudah memutuskan Musda digelar di Ambon, tidak mengangkat telepon. Pesan WhatsaApp yang dikirimkan juga tak direspons.

Decky Loupatty, anggota Korwil Indonesia Timur, yang dihubungi mengaku, baru tiba di Jakarta. Ia berjanji akan mengecek ke DPP. “Baru tiba di Jakarta dari Papua, besok ke DPP. Besok pasti diinfo sesuai arahan DPP,” kata dia melalui pesan WhatsaApp.(S-16)