NAMROLE, Siwalimanews – Pemerintah Kabupaten Buru Selatan (Bursel) dinilai masih kurang dalam mensosialisasikan berbagai bantuan Pemerintah Pusat (Pempus) bagi masyarakat di tengah-tengah situasi pandemi Covid-19 saat ini.

Terkait hal itu, mantan Ketua Umum (Ketum) Himpunan Pelajar Mahasiswa (HIPMAL), Josias Jakub Lesbatta meminta agar Pemerintah Kabupaten Bursel dapat mensosialisasikan berbagai bantuan itu kepada masyarakat.

“Saya meminta kepada Pemda Bursel untuk mensosialisasikan ciri-ciri bantuan yang disalurkan oleh Pempus kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk kebutuhan masyarakat di tengah-tengah bencana pandemi Covid-19 ini agar masyarakat bisa tahu dan memahami dengan seluruh bantuan yang diselurkan Pempus kepada masing-masing daerah di seluruh Indonesia dengan ciri-ciri bantuan tersebut,” kata Lesbatta, kepada Siwalima, mela­lui pesan WhatsApp, Sabtu (6/6).

Dikatakan, sosialisasi secara intens itu perlu dilakukan, agar masyarakat tidak terprovokasi dan semakin resah di tengah-tengah kondisi saat ini. “Supaya masyara­kat tidak mudah terprovokasi dan minimbulkan keresahan bagi masyarakat,” katanya.

Menurut Lesbatta, berbagai bantuan yang harus disosialisasi­kan kepada masyarakat itu diantaranya meliputi PKH, BPNT, BLT Dana Desa, BLT Kemensos, BLT APBD, Sembako APBN dan Sembako APBD. “Inilah ciri-ciri bantuan yang harus disosialisakan dan dipastikan intuk masyarakat bisa mendapatkan bantuan tersebut,” katanya.

Baca Juga: PDIP SBT Salurkan Paket Sembako

Dengan begitu, katanya lagi, masyarakat bisa merasa tersentuh oleh berbagai bantuan yang dikucurkan oleh pemerintah di tengah-tengah kondisi pandemi Covid-19 saat ini. “Supaya masya­-rakat juga dapat mengimbangi ketersediaan kebutuhan sehari-hari, yaitu dengan mengkonsumsi pangan lokal untuk dapat mengantisipasi krisis ekonomi global dan ekonomi nasional.

Tak hanya itu, Lesbatta pun turut mendesak agar pemerintah Kabupaten Bursel agar dapt mempercepat penanganan Bansos kepada seluruh mahasiswa dan pelajar Buru Selatan yang berada di Kota Ambon maupun diluar Kota Ambon yang tidak mudik karena kebutuhan pendidikan yang dilaksanakan secara online.

“Mengingat daerah Buru Selatan yang secara keseluruhan di desa-desa belum memiliki akses internet sehinga Mahasiswa dan Pelajar harus bertahan di Ambon untuk menjalankan tuntutan perkuliahan demi masa depan di tengah-tengah pandemi Covid-19,” tuturnya. (S-35)