AMBON, Siwalimanews – Janji anggota komisi VII DPR RI, Mercy Barends bersama Pertamina telah terealisasi dengan selesainya dibangun komisioning depot gas dan tinggal sedangkan lagi akan beroperasi setelah Dirjen Migas mengeluarkan ijin beroperasi.
“Secara konstruksi, pembangunan depot gas telah selesai dan tinggal sedangkan lagi akan beroperasi apabila ijinnya sudah dikeluarkan oleh Dirjen Migas,” ujar Mercy saat melakukan reses ke PT Pertamina Wilayah Maluku Papua, Kamis (21/10).
Olehnya, Mercy berharap agar pihak Pertamina segera melakukan sosialisasi ke masyarakat terkait pemakain gas 3 kg.
“Pemahaman masyarakat saat ini untuk memakai gas sangat berbahaya dan resikonya sangat tinggi dibandingkan menggunakan kompor lebih mudah,” ungkapnya.
Untuk itu, tambah Mercy, Pertamina harus melakukan sosialisasi ke masyarakat sehungga ketika depot ini selesai maka tidak terhindarkan kita akan masuk dari conversi mitan ke gas.
“Sosialisasi penggunaan gas harus segera dilakukan secara besar-besaran oleh Pertamina.Gunakan media atau brosur-brosur maupun radio dan apa saja karena conversi mitan ke gas tidak akan lama lagi bakal dilakukan,” tegasnya.
Dikatakannya, setelah ijin dikeluarkan maka ada tiga daerah yang akan diberlakukan menggunakan gas yaitu, Kota Ambon, Pulau Seram dan Buru.
Namun, ada beberapa kendala yang terjadi diantarnya dari sisi transportasi jika misalnya tabung elpiji 3 kg di kirim ke Seram, ASDP mengharuwkan Pertamina menyewa feri sehingga tentunya dari segi ekonomi sangat berat bagi pertamina.
“Kalau ini sudah jalan, kendala untuk mendistribusikan elpiji 3 kg ke Seram maupun pulau Buru, yang mana pihak ASDP mengharuskan untuk menyewa Feri. Dari sisi ekonomi tentunya ini sangat memberatkan sehingga ini harus duduk bersama mencari solusinya,” jelas Mercy.
“Banyak berita yang beredar, saat ini masyarakat masih takut menggunakan gas karena dampak bacanya sangat tinggi dibandingkan memakai kompor dengan bahan bakar mitan.
Selain masalah distribusi, Pertamina juga akan mencari solusi disaat apabila terjadi titik puncak distribusi stok pada hari raya keagamaan di Maluku dimana pihak pelayaran akan memilih muatan penumpang atau muatan stok energi.
“Tentunya kita akan duduk bersama mencari cara sehingga saat Stok mengalami titik puncak dan pihak pelayaran akan memilih mana yang didahului orang atau energi. Padahal, apabila jumlah orang makin banyak yang berangkat saat perayaan hari besar keagamaan tentunya permintaan stok juga pasti akan bertambah,” jelas Mercy. (S-16)