Ambon, Siwalimanews –  Puluhan pedagang mendatangi Kantor Gubernur Maluku dan DPRD Kota Ambon, Kamis (2/4) mengadukan pengelola Maluku City Mall (MCM).

Mereka ingin bertemu dengan Sekda Maluku, Kasrul Selang untuk melaporkan arogansi pengelola MCM, yang tidak mau memberikan  keringanan sewa ruangan.

“Sekarang jualan tidak laku karena warga dilarang keluar rumah, jadi kalau bisa harus agar biaya sewa ditangguhkan sampa kondisi ini pulih akibat virus corona,” tandas salah satu perwakilan pedagang MCM, Chi Yunan kepada wartawan di kantor gubernur.

Kedatangan dirinya dan teman-teman untuk meminta pemprov bisa membantu agar pengelola MCM merespons keluhan para pe­dagang.

“Jelas kalau saat ini sangat sepi, kalau mau ditutup pusat-pusat per­belanjaan, itu lebih bagus agar kami dan karyawan bisa tinggal di rumah, tetapi biaya sewanya harus ditang­guhkan, karena kami merugi,” ujar Yunan.

Baca Juga: Latumahina Minta Warga Kota Taati Aturan

Hasil negosiasi, kata Yunan, pe­ngelola MCM tidak mau memberikan dispensasi bagi pedagang. “Kami serba salah, untuk itu kami berharap ada perhatian pemerintah melihat nasib kami para pedagang ini,” tandasnya.

Ia mengungkapkan, biaya sewa yang harus dibayar Rp4-6 juta per bulan. Hal ini sangat memberatkan para pedagang karena sepi pembeli.

“Kami mau dapat uang dari mana kalau tidak diberikan kompensasi dari pengelola karena sangat sepi sekali,” tandasnya.

Tujuan mereka untuk bertemu sekda tidak berhasil, karena ia tidak berada di tempat. Mereka akan me­nyurati gubernur untuk mengadu­kan masalah mereka.

Datangi DPRD

Usai dari kantor gubernur, para pedagang mendatangi DPRD Kota Ambon mengadukan pengelola MCM. Mereka diterima Wakil Ketua Komisi II, Jafry Taihuttu.

Kuasa Hukum para pedagang, Ronny Sianressy mengatakan, para pedagang telah meminta kompen­sasi tetapi tidak dihiraukan oleh pengelola MCM.

“Para pedagang telah meminta kompensasi dari pihak pengelola MCM, tetapi tidak dihiraukan oleh pihak pengelola, padahal aktifitas jual beli juga sangat berkurang se­hingga berpengaruh pada pengha­si­lan para pedagang,” kata Sian­ressy.

Ia menegaskan, biaya harga sewa setiap bulan ditagih pengelola, se­hingga perlu ada kebijakan Pemkot Ambon.  “Untuk  biaya sewa 2x2me­ter  dibayar 5 juta per bulan,” ujar­nya.

Salah satu pedagang bernama Ani mengaku sejak adanya Covid-19 pembeli sangat sepi. Semenntara pihak pe­ngelola MCM tidak mau tahu.

“Para pedagang sudah berusaha untuk meminta untuk penurunan harga sewa, tetapi mereka tidak mau,” ujarnya.

Siti, rekannya juga kesal dengan sikap pengelola MCM, yang tidak mempertimbankan kondisi saat ini.

“Kami kesal setiap tahun harga sewa dinaikan, lalu kami mau bayar upah karyawan bagaimana jika penghasilan yang kami dapatkan sangat minim,” ungkapnya.

Menyikapi hal itu, Ketua Komisi II DPRD Kota Ambon, Jafry Taihittu mengatakan, pihaknya akan meng­un­dang OJK, Kadis Indag, pengelola MCM serta pihak lainnya untuk membicarakan masalah ini. Sebab, ada kebijakan pemerintah pusat ten­tang stimulus perekonomian nasio­nal.

“Nanti kita dengar dulu panda­ngan dari OJK terkait masalah ini dan juga dari Pemerintah Kota Ambon, masaah ini akan dibahas minggu depan,” tandasnya.

Sementara Wakil Walikota Ambon Syarif hadler mengatakan, masalah ini akan disikapi oleh dinas terkait.

“Sementara diinventarisir oleh dinas terkait, lalu nanti kita lihat petunjuk pelaksanaan dari instruksi yang disampaikan oleh presiden. Jadi belum bisa disampaikan kebijakan apa yang akan diambil, nanti akan dijelaskan oleh dinas terkait,” ujarnya.

Sekretaris Dinas Perindustrian Per­dagangan Kota Ambon, Janes Aponno yang dikonfirmasi menga­takan, pihaknya menunggu laporan dari para pedagang.

“Jika ada, akan dilihat nanti kita pasti akan berkoordinasi dengan pemilik, atau pengelolanya,” katanya.

Aponno mengaku, pihaknya be­lum mendapatkan surat pengaduan. Ia baru tahu  saat para pedagang me­lakukan aksi demo.

“Itu sebabnya kami belum dapat mengambil langkah lebih lanjut, sebab belum ada pedagang yang menyurati ke pihak kami,” ujarnya.

Namun Aponno menghimbau kepada pengelola MCM agar dapat memikirkan situasi yang sedang berlangsung saat ini.

Demo Pengelola MCM

Seperti diberitakan, sejumlah pe­da­gang di MCM melakukan aksi demo, Rabu (1/4) menuntut pihak pengelola menurunkan harga sewa ruangan.

Mereka merasa berat, kalau harus membayar biaya sewa Rp 5 juta  hingga Rp 9 juta per bulan. Sebab, pasca virus corana masuk Ambon dan adanya himbauan pemerintah untuk warga berada di rumah, tingkat pembelian menurun drastis.

“Kami minta kompensasi dari pihak pengelola, karena kami tidak sanggup membayar biaya sewa,” tandas salah satu pedagang saat aksi demo di depan MCM.

Kebijakan pemerintah untuk membatasi ruang gerak warga untuk mencegah penyebaran virus corona, kata dia, harusnya bisa disikapi oleh pengelola MCM. “Harga sewa harus diturunkan, karena minimnya jumlah pembeli,” ujarnya.

Pedagang lainnya mengatakan, para pedagang sudah berupaya de­ngan berbagai cara hingga menyu­rati pengelola MCM agar diberikan kompensasi, namun tidak direspons.

“Kondisi  virus corona ini harus bisa dimaklumi oleh pengelola, harus ada kompensasi,” ujarnya.

Sementara Manager Marketing Property MCM, Ardiansyah me­ngaku, pihaknya telah menerima keluhan dari para pedagang, namun tidak bisa berbuat apa-apa, karena harus menunggu keputusan dari pimpinan di pusat.

“Dikatakan kami telah menerima segala masukan, tapi kami tidak bisa mengambil keputusan kami masih menunggu keputusan dari pusat,” kata Ardiansyah, kepada wartawan.

Ardiansyah mengatakan, penge­lola sudah memberikan kebijakan untuk menunda pembayaran sewa. Sesuai kontrak harus bulan April, tetapi ditunda sampai bulan Mei.

“Sesuai dengan kontrak mereka harus membayar di awal bulan tetapi mengingat kondisi kami melakukan penundaan sampai bulan Mei,” jelasnya.

Soal tuntutan pedagang untuk menurunkan harga sewa, kata Ardiansyah, harus menunggu keputusan pimpinan pusat. “Kami bukan pemberi kebijakan, kami harus menunggu keputusan dari pimpinan pusat,” ujarnya. (S-39/Mg-5)