Aman dan nyaman, dua kata ini menggambarkan situasi perayaan Paskah di Maluku khusus Kota Ambon. Insiden teror yang terjadi di dalam negeri tidak akan menggoyahkan  kekuatan hidup orang basudara di Kota Ambon.

Kehidupan toleransi antar umat beragama sudah terjalin sejak zaman dahulu. Fakta Ambon kota dengan kekuatan tòleransi paling tinggi dapat dibuktikan dengan kegiatan-kegiatan keagamaan antar umat beragama, dimana seluruh masyarakat yang berbeda itu berbaur menjadi satu saling menopang dan menjaga.

Kristen, Islam, Hindu, Budha dan lain sebagainya hidup dalam keberagaman. Tidak ada sekat, semua terbuka dan saling menerima satu dengan yang lain. Kondisi tersebut menghantarkan Ambon pernah meraih penghargaan dari Kementerian Agama sebagai kota paling toleran di Indonesia. Keberagaman di ibu kota Provinsi Maluku itu bisa menjadi cerminan bagi masyarakat Indonesia.

Umat Islam, Kristen,  Katolik, Hindu dan Budha mampu hidup berdampingan secara damai. Bahkan, dalam acara keagamaan pun mereka saling menghargai dan membantu penyelenggaraan kegiatannya.

Kota kecil di ujung timur Indonesia ini, sejak dulu namanya besar karena ketertarikan bangsa-bangsa Eropa, India, Persia dan Gujarat atas rempah-rempah. Dampak kunjungan bangsa-bangsa itu, Ambon jadi pluralis dan menerima budaya yang masuk, meski budaya asli tetap terjaga.

Baca Juga: 17 Polsek di Maluku tak Berwenang Lakukan Penyidikan

Sempat mengalami konflik hebat, Ambon kemudian mulai menata diri hingga menjadi contoh kota toleransi di Indonesia. Banyak contoh konkret toleransi umat beragama di kota bertajuk.manise ini. Saat ada kegiatan dari salah satu umat beragama, yang beragama lain pasti berpartisipasi tanpa kecuali.

Semangat tolong menolong hingga menyatu dalam keberagaman itulah yang kemudian Ambon mampu keluar dari keterpurukan konflik sosial 1999 yang lalu. Realitas ini dibuktikan pada aktivitas sehari-hari, di tempat-tempat seperti kantor, pasar, pelabuhan dan tempat-tempat keramaian lainnya menunjukan suatu keakraban.

Keberadaan kehidupan sosial budaya masyarakat Kota Ambon, apabila terus berlangsung seperti begini ke depan, maka Kota Ambon akan menjadi kota multi etnik perdamaian

Perayaan Paskah bagi umat Kristen di Indonesia tahun ini diselenggarakan dalam kondisi duka yang mendalam, akibat serangan bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar 28 Maret lalu.

Meski demikian, insiden itu tak ada pengaruhnya bagi masyarakat Kota Ambon. Umat beragama di kota ini mengutuk keras serangan bom bunuh diri itu. Saat umat Kristen di Kota Ambon dan sekitarnya bahkan Maluku secara umum merayakan Paskah, umat Islam dan lainnya ikut menjaga gereja hingga selesai kegiatan ibadah.

Pemandangan ini sangat menyentuh hati, dimana hidup saling berdampingan, hormat menghormati satu dengan yang lain tanpa ada sekat. Semoga keberagaman ini tetap menjadi ciri khas bagi anak cucu masyarakat Maluku khususnya Kota Ambon kedepannya.

Kita berharap Ambon menjadi kota yang aman, nyaman dan damai bagi siapapun yang mengunjunginya. (**)