AMBON, Siwalimanews – Proses seleksi calon Sekot Ambon kembali diulang lantaran ada calon sekot yang melakukan copy paste dalam penulisan makalah saat seleksi berlangsung.

Sekretaris tim Pansel Sekot Ambon Jasmono kepada wartawan di Wayame Bay Hotel tempat dimana seleksi ulang berlangsung, Kamis (2/12) mengaku, copy paste makalah ini diduga kuat dilakukan oleh dua peserta calon sekot.

Sayangnya Jasmono enggan menyebutkan identitas dari kedua paserta calon sekot tersebut.

“Kita gelar seleksi ulang ini karena diduga ada dua orang yang melakukan copy paste, namun identitasnya saya tidak bisa sampaikan ke publik, sebab itu menjadi rahasia pansel,” tandas Jasmono

Dijelaskan, seleksi ulang untuk dua tahap, yaitu penulisan makalah dan tahapan wawancara, ini dilakukan berdasarkan hasil konsultasi dari PPK dan juga rekomendasi langsung dari KASN.

Baca Juga: Diduga Ada Intervensi DPRD di Proses Pemilihan Raja Negeri Suli

Seleksi ini juga bertujuan untuk pansel dapat memberikan penilaian se objektif mungkin terhadap kompetensi peserta.

“Penilaian memang sudah dilakukan secara objektif, tetapi ada dugaan copy paste terhadap makalah sehingga dilakukan seleksi ulang,” tandas Jasmono.

Ditanya soal jika ditemukan ada dugaan copy paste yang dilakukan oleh dua calon, namun mengapa mereka tak didiskualifikasi, Jasmono mengaku, ada beberapa pertimbangan, sehingga pansel melakukan seleksi ulang lagi.

Enam calon sekot kembali me­ngikuti dua sesi seleksi, atas perintah KASN. Seleksi jabatan Sekretaris Kota Ambon yang mestinya sudah menghasilkan Sekot definitif, mendadak dibatalkan.

Pembatalan itu dilakukan atas reko­mendasi KASN, yang menilai proses tersebut sarat intervensi.““Ketua KASN Agus Pramusino yang di­konfirmasi Siwalima mengaku belum mengetahui soal pembatalan itu.

“Saya belum tahu. Nanti saya cek dulu ya,” ujar dia di ujung telepon, Rabu (1/12).

Sumber Siwalima di KASN yang dihubungi Rabu (1/12), menga­takan pembatalan proses itu dika­renakan banyak intervensi dan kepentingan penguasa di Ambon.

“Benar dibatalkan. Tapi pemba­talan hanya pada dua kegiatan saja yaitu sesi wawancara dan penulisan makalah,” ujar sumber yang me­minta namanya tidak ditulis itu.

Menurutnya, banyak laporan yang masuk ke KASN malah sudah diberitakan media tentang dugaan ketidakberesan dalam proses ter­sebut. “Laporan dan berita media itu yang jadi pertimbangan utama. Itu tidak sehat, makanya diulang,” tegasnya.

Dihubungi terpisah, Ketua Pansel Sekot Ambon, Sadli Ie yang di­konfirmasikan Rabu (1/12), mene­gaskan tidak mengetahui seleksi ulang dua tahap kepada para calon Sekot Ambon itu.

“Beta tidak tahu sama sekali ada kegiatan itu nona. Minta maaf jua bukan menjadi urusan beta,” kata Sadli Ie melalui telepon selulernya.

Sementara itu, Kepala BKD Kota Ambon, Benny Selanno yang di­konfirmasi juga mengatakan hal yang sama tidak mengetahui seleksi ulang yang akan dilangsungkan hari ini. “Maaf jua nona ee, beta ini punya keluarga ada duka. Jadi beta seng tahu ada seleksi,” ujar Selanno.

Kendati Selanno membantah akan ada seleksi ulang, namun salah satu stafnya di BKD mengatakan, Wali­kota Ambon sudah memanggil se­luruh calon Sekot dan memberi­tahukan perihal tersebut kepada mereka.

“Pak wali ada pertemuan dengan seluruh calon di ruangan beliau, hari Selasa (30/11). Seluruh calon diun­dang, namun pak Huwae tidak hadir karena sedang di luar kota,” ujar pegawai BKD yang minta namanya tidak ditulis itu.

Informasi mengenai proses ulang calon Sekot Ambon, memang ditu­tup rapat. Tak satupun pejabat di Pemkot Ambon yang berani bicara kepada pers tentang masalah ini.

Kendati begitu, berbagai sumber yang ditemui, mengaku hari ini Kamis (2/12), Pansel Sekot Ambon kembali akan melakukan seleksi ulang dua tahapan yang direko­mendasikan KASN.

Copy-Paste

Sebagaimana diberitakan, saat sesi pembuatan makalah yang ber­tempat di salah satu ruangan Hotel Amaris Jalan Diponegoro, beberapa waktu lalu, tidak diikuti dengan pengawasan serius oleh pansel.

Menurut aturan, sesi pembuatan makalah ini seharusnya dikerjakan calon sekot di tempat atau di rua­ngan yang sudah ditunjuk itu. Na­mun yang kerja di tempat hanya Jooy Adriaansz, Jopie Selanno, Enrico Matitaputty dan Fahmi Salatalohy.

Sementara calon lain seperti Agus­tinus Ririmase dan Semuel Huwae nampak sudah memper­si­ap­kan makalah itu dari rumah, sehi­ngga mereka tinggal memasukan flashdisk ke komputer yang dise­diakan pansel.

“Memang dalam sesi ini tidak ada penjagaan dan pengawasan dari pansel. Seharusnya pansel ada di situ untuk menilai,” kata salah se­orang calon sekot yang minta na­manya tidak ditulis.

Menurut calon sekot itu, menjadi pemimpin apalagi Sekot harusnya yang ditunjukan integritas, bukan main curang. Karakter seorang pe­mimpin harus sejak awal jujur.

“Bayangkan waktu itu diberikan dua jam, otomatis kita yang kerja di tempat ini tidak bisa kerja sesuai waktu. Sementara yang lain copy flashdisk dan serahkan ke pansel. Kalau pansel mau jujur, jangan ting­galkan ruangan. Namanya seleksi harus tetap di ruanganlah. Awasi dan jaga peserta seleksi,” ung­kapnya.

Disisi lain, aturan menghendaki masuk ruangan seleksi dilarang mem­bawa handphone. Namun ke­nyataannya Agustinus Ririmase mem­bawa handphone dan berkomu­nikasi dari di dalam ruangan dan pansel membiarkannya.

“Jadi seleksi calon sekot ini se­jujurnya berjalan tidak semestinya,” pungkasnya.

Terkait tudingan itu, baik Agus Ririmase maupun Semuel Huwae, belum berhasil dikonfirmasi, lantaran telepon selulernya di luar jangkauan. (S-51)