AMBON, Siwalimanews – Ratusan anak berusia 6-11 tahun, Selasa (11/1) tidak dapat mengikuti vaksinasi yang digelar oleh Pemkot Ambon.

Hal ini disebabkan karena nomor induk kependudukan siswa pada sejumlah sekolah di Kota Ambon bermasalah.

Salah satu orang tua siswa pada salah satu sekolah dasar di Kota Ambon yang enggan namanya dikorankan menyesalkan kinerja Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kota Ambon lantaran NIK anaknya ternyata tidak aktif.

“Kok, tidak aktif dan harus ke Capil lagi untuk diaktivasi padahal kami sudah mengantri sejak pukul 08.00 WIT untuk mengikuti vaksinasi, tetapi anak kami tidak bisa divaksin,” tandasnya.

Berbeda dengan NIK milik siswa di salah sekolah dasar di Kecamatan Sirimau. NIK nya tertera pada kartu keluarga (KK) namun saat mengecek ternyata data siswa tersebut tidak terbaca pada KK milik orang tuanya.

Baca Juga: Pemkot Harus Siapkan Lapak bagi Pedagang

“Ini kinerja seperti apa, nama anak kami ada pada KK dengan NIK yang lengkap. Kenapa saat mengentri nama untuk vaksin, kok data anak tidak terbaca. Ini kan aneh. Padahal kita sudah mengurus seluruh kelengkapan dokumen saat berproses di Capil,” cetusnya.

Ia berharap supaya kinerja pegawai di Disdukcapil Kota Ambon harus dievalusi agar bisa fokus pada kerjanya, apalagi dengan program terintegrasi ini, diharapkan dapat bekerja dengan baik.

Hal senada juga dialami oleh salah satu siswa sekolah dasar di kota ini. NIK nya tidak terbaca saat proses mengentri nama dan ketika dikroscek, NIK anak tersebut tercatat milik orang lain.

Sementara itu Pemkot Ambon menergetkan vaksinasi anak usia 6-11 tahun dalam jangka waktu tiga hari harus mencapai 31.478 siswa.

“Dalam tiga hari ini target kita kurang lebih 31. 478 anak bisa divaksinasi,” kata Walikota Ambon, Richard Louhenapessy, kepada wartawan di Baileo Rakyat, Belakang Soya Ambon, Selasa (11/1).

Diakuinya, pihaknya telah melakukan pemantauan ke sekolah dan antusiasme dari orang tua dan anak-anak yang mengikuti vaksinasi sangat baik.

“Saya harus berikan apresiasi kepada orang tua murid saya tidak pernah sangka bahwa antusias dan partisipasi sangat luar biasa sekali. Ini contoh yang baik,” ungkap Louhenapessy.

Katanya, sampai dengan hari ini tidak ada keluhan terkait dengan vaksinasi dari anak-anak tersebut. “Puji Tuhan sampai dengan hari ini (kemarin red), tidak ada satu pun yang perlu mendapat perhatian serius, semua berjalan normal,” tambahnya.

Lanjutnya, setelah vaksinasi anak usia 6-11 tahun dilaksana­kan. Pihaknya akan mendorong Madrasah Tsanawiyah, melalui kantor Agama untuk melakukan vaksinasi juga.

Disinggung terkait dengan adanya siswa Sekolah Menengah Pertana yang juga melakukan vaksinasi di hari ini (Kemarin red). Louhenapessy mengakui ada beberapa yang mengikuti.

“Ada beberapa anak yang sudah 12 tahun SMP kelas 1 baru mulai vaksinasi karena mulanya dia tidak berani tapi setelah lihat teman-teman dan ikuti perkembangan dia mau. Itu di Lateri tadi ada beberapa anak SMP,” bebernya.

Untuk diketahui, Walikota Ambon, Richard Louhenapessy melakukan kunjungan pada beberapa sekolah di Kota Ambon, diantaranya SD Xaverius, SD Kartika, dan beberapa sekolah yang berlokasi di Lateri, Keacamatan Teluk Ambon Baguala. Dengan didampingi oleh Wakil Walikota, Syarif Hadler, dan Sekretaris Kota (Sekot) Agus Ririmasse.

Tim vaksinator yang dikerahkan dalam proses vaksinasi selama tiga hari ini sebanyak 385, yang terdiri atas 550 tenaga kesehatan (Nakes) dari seluruh puskesmas yang berada di kota ini. (S-52)