Nasabah Ngadu, DPRD akan Panggil BNI dan OJK
AMBON, Siwalimanews – Puluhan nasabah mengadukan pihak BNI ke DPRD Maluku. Mereka kecewa karena pimpinan bank berpelat merah ini tak punya itikad baik untuk mengganti uang mereka yang dibobol.
Komisi III segera mengagendakan pemanggilan terhadap pimpinan BNI Ambon, termasuk Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
“Sudah ada surat masuk dari kuasa hukum para nasabah jadi rencananya akan kami agendakan satu dua hari kedepan ini,” kata Ketua Komisi III DPRD Maluku, Anos Yermias kepada Siwalima melalui telepon selulernya, Minggu (8/3).
Anos mengatakan, pihaknya menghormati proses hukum kasus pembobolan BNI Ambon yang sementara bergulir di Ditreskrimsus Polda Maluku. “Kan proses hukum lagi jalan di ditreskrimsus, jadi kita hormati dulu proses hukumnya,” ujarnya.
Ia berharap, Komisi I juga dapat memanggil Polda Maluku untuk memberikan penjelasan terkait dengan proses terhadap kasus pembobolan BNI Ambon.
Baca Juga: Sadli Ngaku Belum Terima Surat Panggilan Jaksa“Masalah ini jangan sampai merugikan para nasabah yang juga rakyat kita,” tandasnya.
Nasabah Ancam Demo
Seperti diberitakan, puluhan nasabah mengancam menggelar demo dan menduduki Kantor BNI Cabang Ambon. Mereka gerah karena pimpinan bank berpelat ini tak punya itikad baik untuk mengganti uang mereka yang dibobol.
Pihak BNI Ambon hanya mengumbar janji untuk menggantikan uang nasabah yang dibobol Faradiba Yusuf, tetapi hingga kini tak ada kejelasan.
“Klien saya 10 pengusaha yang jika dikalkulasi jumlah uang puluhan miliar. BNI janji segera ganti, jangankan ganti beritikad baik kepada klien saya saja pun tidak,” tandas kuasa hukum nasabah, Lutfi Sanaky kepada Siwalima, Selasa (3/3).
Sanaky menyesalkan sikap BNI selaku bank pemerintah yang seolah-olah menganggap kliennya tidak punya masalah dengan bank tersebut.
“BNI saya sebut beritikad buruk, kenapa? Karena sampai sekarang bank pemerintah itu tak peduli dengan klien saya 10 orang, belum lagi yang lainnya di luar klien saya. Ini bank pemerintah kok tidak ambil pusing dengan masalah pembobolan yang notabane dilakukan petinggnya sendiri. Ini aneh,” tegasnya.
Ia juga menuding BNI mempengaruhi penyidik Ditreskrimsus Polda Maluku, sehingga menyampingkan kepentingan kliennya. “Menurut beta ini BNI bermain supaya kepentingan nasabah tidak disentuh,” ujarnya.
Berkas enam tersangka yang sudah dilimpahkan ke JPU Kejati Maluku, kata Lutfi, murni berkaitan dengan uang Rp 58,9 miliar yang dilaporkan oleh BNI Ambon ke Polda Maluku. Lalu bagaimana dengan uang puluhan nasabah lainnya yang dibobol oleh Faradiba?
“Jadi bagi beta kasus yang sekarang berkas enam tersangka sudah di jaksa itu uang BNI. Tapi uang-uang nasabah seperti klien saya itu belum disentuh. Logikanya, klien saya ada 10 orang, belum lagi 23 orang yang lain jumlah uang bisa capai ratusan miliar. Kalo dihitung melebihi kerugian yang diklaim BNI,” tandasnya.
Terkait sikap BNI yang beritikad buruk terhadap kliennya, Sanaky mengaku sudah melaporkan ke Polda Maluku dan sementara ditangani pihak Ditreskrimsus
“Bersama klien saya 10 orang itu saya laporkan BNI ke Ditkrimsus Polda Maluku. Ini jelas-jelas pihak BNI beritikad buruk. Janji tinggal janji, ini pembohongan besar. Mestinya BNI itu merangkul klien-klien saya ini, mereka semua dalam kondisi psikologi yang sangat buruk. Ada klien saya yang sampai sakit parmanen akibat ketidak pedulian BNI. Kok bank besar milik pemerintah seperti ini,” ujarnya.
Sanaky mengaku, kasus ini juga sudah dilaporkan ke OJK Perwakilan Maluku. Tetapi OJK tidak punya sikap yang tegas. Pimpinan lembaga ini plin plan.
“Di media OJK jawab lain, berhadapan dengan klien saya jawaban lain, jadi kami menyimpulkan lembaga ini tidak punya kepastian bagi klien saya dan lainnya, satunya-satunya kami meminta perlindungan polisi dan jaksa. Kami terus akan lakukan terobosan,” tandasnya.
Sanaky menegaskan, kliennya mengancam mendatangi Kantor BNI Ambon di Jalan Said Perintah, kalau BNI tidak punya itikad baik untuk mengganti uang mereka.
“Klien saya tidak segan-segan menduduki Kantor BNI Cabang Ambon, karena BNI hanya janji-janji kosong,” tandasnya.
Kabid Humas Polda Maluku, Kombes Roem Ohoirat yang dikonfirmasi terkait laporan Lutfi Sanaky mengaku, penyidik Ditreskrimsus masih melakukan penyidikan.
“Laporan yang berhubungan dengan BNI itu masih diselidiki. Jadi kasus BNI ini belum selesai. Penyelidikan dan penyidikan masih terus berlangsung. Masih panjang kasus ini,” kata Ohoirat. (Mg-4)
Tinggalkan Balasan