AMBON, Siwalimanews – Pemerintah Provinsi Maluku dikecam terkait mutasi empat tenaga dokter spesialis dari RSUD Hau­lussy ke RSUD Izhak Umarella. Sekretaris Komisi IV DPRD Provinsi Maluku, Justina Renyaan menge­cam dengan keras tindakan Pem­prov Maluku yang dinilainya keliru itu.

Renyaan bahkan mengaku ke­cewa, sebab tindakan mutasi tenaga dokter sampai empat orang spesialis sangat tidak mendukung sumber daya manusia di RSUD Haulussy.

Menurutnya, RSUD Haulussy merupakan rumah sakit utama di Kota Ambon yang harus memiliki banyak tenaga dokter spesialis. Tindakan mutasi tenaga spesialis tanpa ada solusi sangat tidak relevan dengan kebutuhan rumah sakit.

“Secara pribadi jujur saya kecewa dengan mutasi yang dilakukan terhadap empat dokter spesialis di RSUD Haulussy ini,” ungkapnya kepada Siwalima Selasa (2/11).

Dikatakan, selaku komisi yang membidangi masalah kesehatan, pihaknya belum mengetahui alasan mutasi empat dokter spesialis di RSUD Haulussy, namun langkah Pemprov merupakan langkah yang keliru, sebab RSUD Haulussy merupakan rumah sakit utama yang membutuhkan tenaga dokter spesialis yang cukup banyak.

Baca Juga: 55 Musisi Maluku Dibuatkan Prasasti

Apalagi, sampai saat ini belum ada penjelasan Dinas Kesehatan Provinsi Maluku terkait dengan pergantian empat dokter spesialis yang telah dimutasi ke RSUD Izhak Umarella Tulehu itu.

“Tentu kebijakan Pemprov ini sangat mengganggu kualitas pelayanan kepada pasien yang tengah dirawat di RSUD Haulussy. Ini kan tidak ada kejelasan apakah ketika mutasi lalu ada dokter pengganti atau tidak, apalagi RSUD Haulussy ini kan memiliki pasien yang cukup banyak,” ujarnya.

Komisi IV DPRD Maluku akan mempertanyakan polemik yang tengah menjadi konsumsi publik kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Maluku agar mendapatkan penjelasan yang jelas dan tidak menjadi bola liar ditengah masyarakat.

“Yang pasti ini sudah menjadi opini publik maka sudah pasti kita akan panggil dan pertanyakan Kepala Dinas Kesehatan agar tidak menjadi bola liar di masyarakat,” cetus Renyaan.

Dimutasi

Empat dokter spesialis di Rumah Sakit Umum Daerah Haulussy (tipe B) secara mendadak dimutasikan ke RSUD dr. Ishak Umarella yang notabene tipe D. Empat dokter spesialis yang dimutasikan yakni dr Rodrigo Limon (spesialis THT) dr Mulyati (spesialis paru), dr Charmila Tamtalahitu (spesialis mata) dan dr Chintia Pantury (spesialis penyakit dalam).

Dimutasinya empat dokter spesialis maka rumah sakit rujukan pusat di Provinsi Maluku tidak ada lagi dokter spesialis THT, mata dan paru. Sedangkan penyakit dalam tersisa 3 tiga dokter lagi di RSUD Haulussy.

Sumber Siwalima di RSUD Haulussy menyebutkan mutasi dilakukan secara mendadak kepada empat dokter spesialis tersebut. Mereka menerima surat tugas di tempat yang baru pada hari Minggu (31/10)  yang diteken Pelaksana Harian Sekda Maluku Sadli Ie atas nama Gubernur Maluku, Murad Ismail.

“Jadi sudah tidak ada lagi dokter spesialis THT, mata dan paru, karena mereka itu statusnya PNS dan kalau dipindahkan ketika ada pasien siapa yang akan menangani. Kalau spesialis penyekit dalam ada beberapa dokter memang, ujar sumber yang namanya enggan di korankan kepada Siwalima, Senin (1/11).

Dijelaskan kalau keempat dokter dipindahkan ke rumah sakit dengan tipe terendah namun tidak diberikan jabatan namun sebagai dokter biasa.

“Mereka dijadikan dokter biasa di rumah sakit Tulehu, menangani pasien, ini kan aneh, kenapa surat diberikan mendadak dan dihantar oleh pihak RSUD Haulussy ke rumah para dokter,” terang sumber.

Sementara itu Rodrigo Limon yang dikonfirmasi Siwalima melalui telepon selelurnya enggan memberikan komentar soal mutasi mendadak tersebut.

“Benar kita dimutasikan, saya tidak mau berkomentar soal itu, kita ikuti saja, ujarnya singkat.

Ditempat berbeda Pelaksana Harian Sekda Maluku Sadli Ie yang dikonfirmasi siwalima mengaku tidak ada yang salah dalam mutasi yang dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi Maluku.

“Tidak ada yang salah, mereka dimutasikan,” jawab Sadli.

Mutasi yang dilakukan menurutnya hasil penilaian yang dilakukan oleh atasan yakni Dinas Kesehatan yang membawai RSUD M Haulussy.

“Itu penilaian pimpinan mereka kemudian diusulkan ke kita, kemudian kita mutasikan, tidak ada masalah kok,” tegasnya singkat.

Sedangkan Kepala BKD Maluku Jasmono yang dikonfrimasi terkait dengan mutasi secara mendadak enggan menjawab telepon genggamnya. (S-39)