AMBON, Siwalimanews – Musyawarah Besar Hena Hetu resmi dibuka oleh Gubernur Maluku Murad Ismail, yang ditandai dengan pemukulan tifa secara bersamaan oleh Gubernur dan sejumlah para raja di Islamic Center, Selasa (7/12).

Pada kesmepatan itu Gubernur juga menyarankan kepada para peserta agar Ketua hena Hetu kedepan bukan orang politik.

“Saran saya sebagai anak adat, kalau bisa Ketua Hena Hetu itu bukan orang politik. Pilihlah mereka yang dianggap mampu dan cakap menjalankan roda organisasi guna menjamin proses pengkaderan dan kesinambungan organisasi. Bila ada perbedaan pendapat, itu adalah sebuah keniscayaan yang tidak dapat dihindari,” ucap Gubernur dalam smabutannya.

Menurutnya, salah satu agenda penting dari pelaksanaan Mubes ini adalah memilih dan menetapkan pengurus Hena Hetu yang baru pasca berakhirnya kepengurusan periode 2016-2021. Karena itu, para peserta harus dapat melaksanakan amanah organisasi ini secara baik.

Hena Hetu dalam konteks pemerintah adalah, perhimpunan masyarakat adat yang berdomisili di negeri-negeri pada wilayah Kecamatan Salahutu, Leihitu dan Leihitu Barat yang berjumlah 22 negeri, dengan jumlah penduduk berdasarkan data BPS tahun 2020 sebanyak 102.466 jiwa.

Baca Juga: Edwin Tergusur, Benhur Naik Kelas

“Artinya perhimpunan ini memiliki potensi SDM dan SDA yang besar, yang bila dikelola secara baik, maka akan memberikan kontribusi besar kepada Maluku dan kita ketahui bersama, jazirah Leihitu juga telah melahirkan banyak tokoh besar dan pemimpin daerah di berbagai tingkatan lokal, regional maupun nasional,” ujar Gubernur.

Penyelenggaraan musyawarah Hena Hetu kata Gubernur, adalah salah satu cara untuk mempererat dan mempersatukan kembali semangat hidup masyarakat di Jazirah Leihitu.

Olehnya itu, peserta mubes sebaiknya terus menjalin persatuan antar peserta, agar tujuan pelaksanaan kegiatan ini dapat tercapai. Bila secara internal, warga Hena Hetu dapat hidup rukun dan bersatu, maka tidak mudah terpengaruh oleh isu yang memecah belah ikatan kerukunan dan kebersamaan.

“Saya ingatkan warga Hena Hetu, untuk kembali kepada semangat awal yang melandasi pembentukan organisasi ini, yakni menjaga nilai kekeluargaan dan kebersamaan sebagai sesama anak negeri, demi memperjuangkan kemaslahatan dan kesejahteraan masyarakat,” tandas Gubernur.

“Tetapi pesan saya, hendaknya setiap perbedaan yang terjadi bukanlah sebuah upaya untuk saling berlawanan, tapi justru saling melengkapi, karena setiap perbedaan adalah anugerah Allah SWT, sebagai manusia harus hidup berdampingan karena membutuhkan antar sesama,” pesan Gubernur. (S-50)