DOBO, Siwalimanews – Sangat miris nasib para pasien Covid-19 di Kabupaten Aru yang menjalani isolasi mandiri (isoman) tidak pernah diperhatikan oleh Satgas penangan Covid kabupaten.

Bahkan kondisi seperti ini terjadi berulang-ulang kali di Kota Dobo, apa lagi dalam beberapa bulan terakhir ini jumlah pasien covid-19 melonjak cukup drastis.

Salah satu pasien Covid-19 yang sementara menjalani isoman Melky Loiymalitna mengaku, satu keluarganya ketika dinyatakan positif dan menjalani isoman, sama sekali tidak pernah dikunjungi tim satgas terutama tim medis hingga akhirnya mereka di nyatakan sembuh.

“Saya bersama istri dan anak-anak ketika jalani isoman tak pernah diperhatikan, jangankan petugas medis kontrol, obat vitamin atau suplemen maupun bantuan tidak satupun kami terima,” ucap Melky kepada Siwalimanews di Dobo, Rabu (28/7).

Bahkan kata dia, untuk mengetahui, apakah ia dan anggopta keluarganya sudah sembuh atau belum, mereka sendiri datang ke puskesmas atau rumah sakit untuk melakukan swab ulang.

Baca Juga: DPRD Kecam Direktur RSUD Haulussy

Kondisi yang Melky dan keluarganya alami ini merupakan contoh kecil dari ribuan pasien isoman yang diperlakukan demikian di Kota Dobo dan sekitarnya.

“Untunglah saya dan keluarga masih ada simpanan untuk kebutuhan sehari-hari dan itupun sangat susah, bagaimana dengan basudara kita yang lainnya yang untuk makan dan minum dan kebutuhan keluarganya, mereka harus bekerja dahulu baru mendapatkan upah,” cetus Melky dengan nada kesal.

Menurutnya, kondisi ini sudah terjadi selama beberapa bulan terakhir, namun tidak terungkap ke publik, bahkan tertutup rapat oleh satgas maupun Pemda Aru.

Sementara, dengan begitu besarnya anggaran yang dialokasikan guna penanganan pandemi di Aru puluhan miliar, tidak dirasakan, jangankan sembako, obat vitamin saja tidak dapat.

“Kami disuruh di rumah tidak boleh keluar oleh pemerintah, sementara kami tidak di perhatikan, lalu makan minum, obat-obatan dapat dari mana, bagaimana imun tubuh menjadi kuat sementara vitamin atau suplemen saja tidak dapat, lalu anggaran puluhan miliar itu di pakai untuk apa,” tanya dia.

Ia mengaku, pengusaha karaoke saja bisa memberikan bantuan sembako bagi sesama yang membutuhkannya, sementara pemerintah dengan anggaran puluhan miliar hanya diam dan menutup mata. (S-25)