MASOHI, Siwalimanews – Memiliki sumber daya alam laut yang berlimpah, mirisnya lima orang di Kabupaten Maluku Tengah divonis menderita stunting ketika masih balita.

Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia Kementerian Kesehatan tahun 2022, prevalensi balita stunting di Maluku mencapai 26,1 persen.

Stunting di Maluku tergolong tinggi karena melebihi ambang batas yang ditetapkan WHO sebesar 20 persen. Sedangkan prevalensi balita stunting tertinggi di Maluku ada di Kabupaten Bursel sebesar 41,6 persen, KKT 31,5 persen, Ke­pulauan Aru 28,1 persen, SBB 27,5 persen dan Kabupaten Maluku Tengah 27 persen.

Melihat penderitaan para balita, dalam rangka peringatan Hari Pendidikan Nasional, Dinas Pendidikan Kabupaten Maluku Tengah mengelar bansos dengan menyalurkan bantuan berupa tambahan makanan, vitamin serta susu instan.

Kadis Pendidikan Tedi Salam­pessy mengaku apa yang dilakukan ini merupakan bagian dari baksos dalam menyambut Hardiknas pada 2 Mei.

“Ini adalah wujud dari kesadaran kami bersama seluruh elemen pendidikan baik kepala sekolah maupun dewan guru di Malteng untuk mengisi peringatan Har­diknas,” terangnya.

Apa yang dilakukan, menurutnya juga diharapkan dapat berkontribusi menurunkan angka stunting di Malteng secara umum dan Kota Masohi khususnya.

“Kami berharap langkah ini dapat sedikit memberikan dukungan terhadap upaya pemerintah menekan angka stunting,” jelasnya.

Selain memberikan bantuan kepada penderita stunting, Dinas Pendidikan juga melakukan aksi bersih sungai.

Untuk diketahui kunjungan ke penderita stunting dipusatkan di Kelurahan Namasina dan Kelurahan Namaelo, sedangkan bersih lingkungan dilakukan di bantaran sungai Udang Masohi. (S-17)