Menteri Kelautan Serahkan Bantuan ke Nelayan

AMBON, Siwalimanews – Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo selain meninjau unit pelaksana teknis milik KKP, juga menyerahkan sejumlah bantuan ke nelayan sekaligus melepas ekspor ikan tuna ke Jepang.
Bantuan kepada perwakilan 30 nelayan asal Kota Ambon dan Kabupaten Maluku Tengah itu bertempat di Balai Karantina Budidaya Ikan (BKBI) Ambon Waiheru. Paket bantuan yang diserahkan menteri berupa bantuan budidaya kepada Pemprov Maluku dari KKP senilai Rp1.885.256.000 dengan rincian paket budidaya di Kota Ambon total nilai Rp. 468.539.000 berupa benih ikan laut sebanyak 118.500 ekor senilai Rp. 132.080.000, bioflok sebanyak 1 paket senilai Rp. 185. 500.000, ras ikan hias sebanyak 6 paket senilai Rp. 160.959.000.
Dalam arahanya Menteri Prabowo mengatakan bantuan yang diberikan ini belum seberapa. “Tahun depan ada banyak bantuan yang akan diserahkan untuk pemberdayaan masyarakat khususnya nelayan yang ada di Maluku,” ujar Prabowo.
Selama ini katanya, Maluku dikenal sebagai provinsi yang punya banyak keunggulan di sektor kelautan dan perikanan.
Ada 11 wilayah pengelolaan perikanan (WPP) di Indonesia, tiga ada di Maluku. Dan potensi perikanan lautnya hampir 4 juta ton per tahun. “Dengan potensi yang besar ini harus dimanfaatkan dengan baik untuk kepentingan masyarakat Maluku. Kalau memang benar-benar dimanfaatkan dan optimalkan sesungguhnya punya manfaat langsung bagi masyarakat. Budidaya ikan tawar, air laut dan air payau disini juga sangat besar, ini yang harus terus kita lakukan,” pintahnya.
Baca Juga: 10 ASN di Pemkab SBT Terima Satyalancana Karya SatyaSebelum menyerahkan paket bantuan perikanan, Menteri Kelautan dan Perikanan terlebih dahulu melepas 2,22 ton yellowfin tuna dan bigeye tuna tujuan negara Jepang.
Ikan tuna sendiri milik PT Maluku Prima Makmur di Desa Tawiri, Kecamatan Teluk Ambon yang dikumpulkan dari kapal penangkap ikan milik perusahaan. Pelepasan ekspor ikan ini ditandai dengan penyerahan dua sertifikat yakni sertifikat negara tujuan ekspor dan sertifikat dari negara Arab oleh Menteri Prabowo ke Direktur PT PMP Edy Suyatno disaksikan oleh Sekjen KKP Antam Novambar dan Gubernur Maluku.
Setelah itu Menteri dan Gubernur mengangkat bendera tanda ikan-ikan ini di bawa ke pelabuhan untuk di masukan ke kontainer. Dalam arahannya Prabowo mengatakan ikan yang di ekspor ini merupakan ikan hasil tangkapan di laut Maluku
“Paling penting sebagai tanda semakin kuatnya Pemprov mendukung sektor perikanan sehingga perikanan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,” ujar Prabowo.
Ngaku LIN Sudah Jalan
Prabowo mengaku menjadikan Maluku sebagai Lumbung Ikan Nasional (LIN) sudah dimulai dilakukan. Maluku merupakan daerah penghasil ikan terbesar di Indonesia.
“Saudara sekalian, Maluku gudangnya ikan. Tadi ada sebutan LIN. Saya memulai LIN dengan gerakan langsung, dengan membangun, tidak sekedar dengan jargon, tetapi membuktikan terjun langsung dengan kegiatan-kegiatan seperti ini,” tegas Prabowo kepada wartawan usai menutup serangkaian kegiatan di hari pertama kunjungan kerjanya ke Ambon tepatnya di Politeknik Perikanan Negeri Ambon, Waiheru, Minggu (30/8).
Dia mengatakan, Gubernur Maluku, Murad Ismail mendukung penuh pengembangan kelautan dan perikanan di Maluku. “Saya pikir ini menjadi kekuatan kunci di Maluku, pemda bersama dengan bupati/walikota serta kepala dinas sudah bahu membahu bekerja, saya pikir ini sebuah kunci keberhasilan perikanan buat Maluku, ujar Prabowo.
Sudah 10 dekade perjuangan Maluku menjadi LIN semenjak kepemimpinan dibawah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono hingga kini belum terealisasi oleh pemerintah pusat.
“Saudara (wartawan Red) lihat, SUPM sekarang menjadi Poltek. Anggaplah ini salah satu bentuk pelaksanaan LIN dan saya melihat LIN itu hanya putus kalau sudah jadi UU. Sebelum UU itu lahir, sebelum peraturan pemerintah lahir ini harus kita lalui. LIN itu hanya masalah kepedulian berkomunikasi antara pusat dan daerah,” jelas Prabowo.
Prabowo mengakui, kenapa selama ini LIN tidak bisa berjalan karena gagalnya komunikasi.
“LIN tidak berjalan karena komunikasi detailnya tidak berjalan. Saya yakin gubernur berpendapat dengan saya. Kami tidak ada jarak, karena beliau senior saya. Walaupun senior, tapi lebih dari itu, karena senior biasanya lebih mudah untuk perintah yunior. Tapi saya sangat yakin 10 tahun atau lebih yang anda sebut, saya sangat yakin itu cerita dulu, sekarang kita mau bicara kedepan. Dan anda sebagai pengontrol lapangan, anda mengingatkan kami,” ujar Prabowo.
Disambut Protokol Covid
Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo tiba di Bandara Internasional Pattimura pukul 10.55 WIT dengan menggunakan pesawat Loin Air dan disambut dengan potokol Covid-19.
Setelah turun dari pesawat Menteri Prabowo dan rombongan terlebih dahulu di tes suhu tubuhnya barulah menaiki bus yang disiapkan protokoler menuju ke VIP room milik Pemprov Maluku dan disambut Gubernur Maluku Murad Ismail dan Forkopimda.
Sebelum tiba di Ambon, Menteri Prabowo dan rombongan telah melakukan kunjungan kerja terlebih dahulu di Kota Kupang, dan bermalam di Makassar.
Politisi Partai Gerindra ini didampingi pejabat eselon I, II dan III di Kementerian Kelautan dan Perikanan diantaranya Sekjen KKP Antam Novambar, Dirjen Badan Riset dan SDM, Syarief Widjaya, Dirjen Perikanan Budidaya, Slamet Soebyakto, Kepala Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan, Rinna dan Dirjen Pengelolaan Ruang Laut Aryo Hanggono. Rombongan lainnya anggota DPR Abdulkah Tuasikal dan Hendrik Lewerisa hadir dalam rombongan menteri. (S-39)
Tinggalkan Balasan