AMBON, Siwalimanews – Mantan Ketua Himpunan Mahasiswa Papua Ambon, Mathias Andarek mengajak mahasiswa yang ada di Kota Ambon untuk tidak terlibat organisasi terlarang, karena dikuatirkan akan merugikan diri sendiri.

Ajakan Mathias ini menyikapi aksi deklarasi dan pembentangan bendera Bintang Kejora, yang dilakukan oleh sekitar 18 pemuda dan mahasiswa Papua yang berada di Ambon, di rumah kontrakan Ketua AMP Komite Kota Ambon di lorong Pontong, desa Wayame, Kecamatan Teluk Ambon, Senin (26/4) sekitar pukul 18.45 WIT.
Menurutnya, keberadaan mahasiswa Papua di Ambon ini untuk menimbah ilmu atau kuliah.
“Kita tinggal dengan basudara di Maluku ini tidak jauh berbeda yakni tetap memiliki satu rasa. Untuk itu, sebagai mahasiswa senior saya menilai apa yang dilakukan adik-adik saya sangat tidak sesuai dengan tujuan keberadaan kami disini. Saya minta maaf, kita kesini dengan tujuan untuk menimbah ilmu atau kuliah,” katanya, kepada wartawan, Kamis (29/4).
Dikatakan, sejak angkatan 2012-2017 kegiatan seperti yang terjadi saat ini tidak ada dan semuanya berjalan aman dan lancar.
“Kami dari Papua hingga saat ini selalu aman, tidak ada kendala apapun apalagi hingga berurusan dengan pihak kepolisian, TNI, pemerintah atau hanya sekedar teguran dari kampus, tidak ada sama sekali,” tandasnya.
Mathias menyayangkan ada mahasiswa asal Papua yang membawa masuk organisasi yang berbicara soal Papua Merdeka di Maluku akhirnya terjadi sedikit terkendala.
“Akibatnya hubungan kita dengan TNI/Polri di Ambon mulai renggang akibat gerakan tambahan beberapa mahasiswa Papua,” katanya.
Mestinya, mahasiswa Papua yang lebih senior mampu menjadi panutan bagi mahasiswa dibawanya, bukan menghabiskan waktu dengan hal-hal yang akan merugikan diri dan kelompoknya.
Dalam pandangannya, mahasiswa yang terlibat dengan organisasi terlarang tersebut adalah mereka yang saat ini mengalami banyak masalah di kampus dan dibantu oleh organisasi terlarang itu.
“Saya harap, adik-adik lainnya yang belum tahu dengan latar belakang, tujuan utama organisasi tersebut jangan melibatkan diri, sebab tujuan utama kedatangan kita di Maluku adalah untuk menimbah ilmu,” tegasnya.
Mathias juga meminta agar mahasiswa Papua di Maluku khususnya di Kota Ambon agar tidak mudah percaya terhadap rayuan manis untuk terlibat dalam organisasi tertentu karena belum tentu apa yang terlihat baik dan manis itu tujuannya baik.
“Kita ke Ambon untuk lanjutkan studi sesuai harapan orang tua, bangsa dan Negara serta untuk masa depan kita, jangan mudah percaya informasi yang belum tentu arahnya. Cari tahu sumber informasi sebelum mempercayainya,” kata mahasiswa FISIP Universitas Pattimura ini. (S-16)