AMBON, Siwalimanews – Ketidak transparan Satgas Penaganan Covid-19 Maluku maupun Kota Ambon terhadap hasil swab, membuat masyarakat meragukan kerja mereka.

Dalam satu kasus, hasil swab yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Maluku di Balai POM berbeda hasilnya dengan RS Siloam. Selain itu penyampaian hasilnya juga hanya secara lisan, tanpa bukti dan hasil lab.

Salah satu keluarga pasien yang enggan namanya dipublikasikan kepada Siwalimanews membeberkan kejanggalan dari hasil pemeriksaan antara Dinkes dan RS Siloam.

Ia menuturkan pada 19 Oktober dilakukan uji swab kepada ponakannya yang masih berumur 14 tahun oleh Dinkes Maluku karena ponakannya mengalami beberapa gejala berupa meriang dan demam.

“Dua hari berselang atau pada 22 Oktober, tim medis Dinkes Maluku menyatakan hasil uji swab tersebut negatif dan disampaikan secara lisan kepada keluarga, namun pada 24 Oktober oleh petugas medis tim kesehatan Dinkes kembali menyatakan bahwa ponakan kami positif, tanpa ada keterangan medis,” ucapnya.

Baca Juga: Hasil Swab Test Berbeda, Kadinkes Bakal Dipolisikan

Berdasarkan hasil uji swab pada 19 Oktober, maka pada 26 Oktober dilakukan uji swab kedua di Hotel Wijaya oleh Dinkes Kota Ambon dan hasilnya diberitahukan secara lisan juga bahwa ponakan saya positif Covid-19

Kemudian pada 2 November, kembali dilakukan uji swab ketiga oleh Dinkes Maluku dan hasilnya masih positif juga, padahal faktanya kondisi fisik sang anak tidak terdapat gejala-gejala sakit, maupun gejala seperti pasien Covid lainnya.

“Fakta ini dikuatkan dengan keberadaan ponakan saya yang tinggal bersama dengan kedua orang tua dan saudaranya, namun mereka  tidak sakit, bahkan mereka telah diswab dan hasilnya negatif,” ungkapnya.

Dari hasil pemeriksaan 1-3 bila dikaitkan dengan fakta fisik dari si anak ini, maka keluarga merasa curiga, sebab hasil yang diberitahukan kepada keluarga pasien diduga tidak akurat.

Untuk membuktikan bahwa si anak ini tidak sakit atau positif Covid-19,  pihak keluarga mengambil langkah untuk melakukan swab keempat yang dilakukan pada 6 November dengan memakai dua rumah sakit pembanding.

“Uji swab Dinkes Maluku di RSUD Haulussy pada 6 November hasilnya keluar pada 9 November itu positif berdasarkan laporan hasil dari Balai POM Ambon,” ujarnya.

Namun, sebagai pembanding untuk membuktikan uji swab Dinkes Maluku yang diduga tidak akurat, maka si anak  ini diantar untuk uji swab di RS Siloam, dan specimen untuk swab diambil pada hari yang sama dengan yang dilakukan oleh Dinkes Maluku, yakni 06 November 2020.

Ternyata, hasil uji swab dari RS Siloam yang keluar pada hari itu, negatif.

Dengan adanya hasil uji pembanding dari RS Siloam yang hasilnya berbalik dengan Dinkes, maka ini menandakan kinerja yang kurang baik dari pemerintah dalam mengatasi penyebaran Covid 19.

“Bagaimana mungkin hasil seseorang hanya dinyatakan positif Covid dengan pemberitahuan lisan tanpa ada keterangan secara medis yang dapat dipertanggungjawabkan juga secara medis,” tanya dia.

Ia menegaskan, ini membuktikan bahwa pemerintah tidak profesional dalam menangani pandemi, sehingga kami menduga pemerintah tidak serius bahkan dapat diduga juga ada rekayasa dalam hasil uji swab yang dilakukan oleh orang-orang tertentu yang menyampaikan hasil swab dari laboratorium.

Sebelumnya juga diberitakan, Pengacara Djidon Batmomolin bakal mempolisikan Ke­pa­la Dinas Keseha­tan Provinsi Maluku Meikyal Pontoh.

Batmomolin men­duga ada kejahatan dalam hasil swab test Covid-19. Anak kan­dung­nya divonis positif Covid-19. Tetapi setelah ia membawa anaknya me­la­kukan swab test  di Rumah Sakit Siloam, hasilnya justru negatif.

Kepada Siwalima, Kamis (10/9) Batmomolin menjelaskan, hasil skrining PCR swab Covid-19 terha­dap anaknya bernama Alvino Bat­momolin dari Dinas Kesehatan Provinsi Maluku tertanggal 2 September 2020, yang dikeluarkan 6 September bahwa dia positif Covid-19. Sementara hasil tes PCR dari laboratorium Rumah Sakit Siloam menunjukan hasilnya negatif. Tes PCR di rumah sakit swasta itu dilakukan pada 7 September 2020. Hasilnya keluar pada 10 September.

“Ada perbedaan hasil swab test terhadap anak kandung saya, dari rumah sakit pemerintah dan rumah sakit swasta. Anak saya dinyata­kan positif covid, namun setelah swab test di rumah sakit swasta, itu hasil­nya negatif. Kenapa hasilnya beda? Ini berarti suatu penipuan dan keja­hatan yang terselubung. Saya akan polisikan dia dan gugat dia secara perdata,” tandas Batmomolin. (Cr-5)