KAIRATU, Siwalimanews – Masyarakat  Negeri Kairatu, Kabupaten Seram Bagian Barat melakukan aksi blokade jalan lintas seram dengan menebang sejumlah pohon untuk menutupi ruas jalan tersebut, Kamis (14/5).

Informasi, yang dihimpun Siwalimanews dari berbagai sumber menyebutkan bahwa, aksi yang dilakukan masyarakat Negeri kaiaratu ini, dikarenakan mereka menyesali tindakan Bupati SBB yang menyatakan Desa Waimital aman dikunjungi padahal  kenyataannya warga Waimital berinisial DAS yang meninggal pada 7 Mei lalu berdasarkan hasil PCR positif.

Masyarakat menduga ada kepentingan politik, semua data rapid test oleh tim Gustu SBB terhadap orang yang kontak dengan pasien DAS digemba dinyatakan negetif bahkan ditutupi, padahal  hari ini satu tenaga medis berinisial N yang pernah merawat DAS  waktu masih berstatus PDP kini terpapar dan sudah dirujuk ke RSU Piru.

Sebelumnya juga  di Bulan April 2020, di Desa Waimital pernah dilakukan rapid test oleh Gustu dan Dinkes SBB terhadap 67 ODP hasil kontak dengan pasien E yang dirawat di RST dr J Letumeten Ambon.

Menyikapi  rapid test terhadap 67 ODP di Waimital pada bulan April itu, maka masyarakat Kairatu  membatasi warganya ke Desa Waimital. Semua proses pembatasan masyarakat dikawal oleh relawan desa di posko pintu masuk desa sesuai kesepakatan hasil musyawarah desa dan itu mendapat dukungan dari seluruh masyarakat Kairatu.

Baca Juga: Direktur RSUD: tak Ada Pemotongan Hak Tenaga Medis

“Pada 10 Mei kemarin setelah diumumkan positif hasil PCR  dari salah 1 warga Waimital berinisial DAS, maka masyarakat di desa-tetangga panik dan mulai memperketat pembatasan kepada masyarakatnya tanpa mengganggu kepentingan  umum,” ungkap salah satu warga Kairatu yang enggan namanya dipublikasikan.

Pembatasan yang dilakukan masyarakat, ternyata menjadi wabah ekonomi bagi masyarakat Waimital, karena masyarakat Kairatu telah menghidupkan kembali pasar Pemda di desa itu, sehingga Pasar Waimital sepi.

Melihat kondisi ini, Pemerintah Desa Waimital  bersama dua anggota DPRD yang berasal dari desa itu dan tokoh masyarakat berupaya melalui media dan kedekatan politik serta sosial masyarakat untuk  tetap menekankan bahwa Desa Waimital aman dikunjungi.

Semua usaha mereka sia-sia karena kegiatan pembatasan oleh relawan Desa Kairatu lebih diperketat, akhirnya Pemdes Waimital mendatangkan Bupati M Yasin Payapo untuk menyelamatkan mereka melalui stadmennya di media bahwa Waimital aman, sekaligus menutup Posko PMBD Desa Kairatu yg dibangun atas dasar musyawarah desa.

“Akibat sikap sepihak bupati serta terpaparnya tenaga medis berinisial N hari ini, maka  masyarakat turun dijalan menyatakan sikap untuk minta bupati klarifikasi kondisi Desa Waimital sebab menurut Kadis Kesehatan SBB, Desa Waimital tidak aman untuk dikunjungi, serta membuka secara resmi kembali posko relawan PMBD Desa Kairatu,” tutur sumber itu.

Untuk diketahui sampai dengan sore hari ini, masyarakat Negeri Kairatu sudah menebang sejumlah pohon untuk merintangi jalan trans seram di Desa Kairatu dan memasang blokade disepanjang jalan.

Aksi ini dilakukan masyarakat sebagai sikap untuk menunggu bupati menghampiri mereka, Masyarakat mengancam akan turun lebih banyak lagi jika  bupati tidak hadir.

“Aksi demo hari ini juga sebagai bentuk dukungan kepada tim medis PKM Kairatu berinisial N yang terpapar karena merawat DAS  waktu masih berstatus PDP,” ucap para pendemo.(S-48)