AMBON, Siwalimanews – Manajemen RSUD Tiakur dikecam akibat pasien yang harus menjalani transfusi darah tidak bisa dilakukan, akibat alat stick darah kosong.

Kekosongan alat ini diduga sudah berlangsung lama namun terkesan dibiarkan, padahal alat itu penting dan sangat dibutuhkan bagi pasien yang akan menjalani proses transfusi darah.

“Kami sudah siapkan darah hari Minggu kemarin kami siapkan, dan pihak rumah sakit katakan kepada kami alat stick darah kosong. Kami tunggu lagi, hari ini kami sudah siapkan lagi, kami juga mendapatkan jawaban yang sama bahwa alat stick darah kosong, dijawab enteng-enteng saja kepada kami,” kecam warga Tiakur, Rudy Dolhalewan kepada Siwalima, melalui telepon selulernya, Rabu (10/5).

Dia menyayangkan terjadinya kekosongan alat stick darah yang berlangsung lama, dimana alat itu penting.

“Pasian yang harus alami transfuse darah bisa meninggal karena pihak rumah sakit kekosongan alat. Mestinya alat itu secepatnya disiapkan. Bayangkan saja jika ada beberapa pasian yang harus jalani transfusi darah tapi tidak ada alat harus tunggu berhari-hari. Pasien bisa meninggal,” ujarnya.

Karena itu dia meminta, Direktur RSUD Tiakur untuk secepatnya bisa menyiapkan alat stick darah sehingga tidak terjadi kekosongan dan pasien yang harus menjalani transfusi darah bisa segera tertangani.

“Kami berharap alat ini secepatnya bisa digandakan bisa diupayakan jangan biarkan kosong. Karena ketika pasien sudah cari para pendonor darah dan sudah bersedia untuk mendonorkan darah tetapi alat stick darah sebagai penjaring itu justru kosong, ini sangat disesalkan,” kesalnya.

Benarkan

Direktur RSUD Tiakur, dr Jimmy Sindahanis yang dikonfirmasi Siwalima melalui telepon selu­lernya, Rabu (10/5) membenarkan alat tersebut sementara habis.

Namun pihaknya sudah memesan alat itu beberapa minggu yang lalu, akan tetapi terkendala pada pengiriman di JNT. “Pengiri­mannya terlambat padahal kita sudah pesan dari minggu-minggu yang lalu,” ujarnya.

Ia mengakui, paket pengiriman alat tersebut masih tertahan di Ambon dan belum dikirimkan ke Moa. “Kita sampai heran paket gagal, biasanya pengiriman cepat saja. Pengiriman lewat JNT. Kita sudah pesan beberapa hari lalu, namun pengiriman yang macet-macet di Ambon. Tapi beta sudah suruh ambil di JNT saja, sehingga esok saya bisa bawa ke MOA,” ujarnya.

Menurutnya, untuk alat pemeriksaan golongan darah masih tersedia, hanya saja alat untuk screening penyakit itu alat sticknya kosong.

“Untuk alat pemeriksaan golongan darah kan ada. Tetapi bisanya kalau mau itu kan kita mesti screening penyakit-penyakit barulah periksa. Penyakit yang memang kita harus screening itu yang memang sticknya kosong.  besok nanti beta bawa akang. Harusnya dari minggu lalu alat itu sudah tiba di Moa, tetapi pengiri­mannya terkendala,” ujarnya. (Mg-2)