AMBON, Siwalimanews – Provinsi Maluku masuk zona merah provinsi dengan resiko polio tinggi di Indonesia bersama 29 provinsi lainnya.

Sedangkan Provinsi Jambi, Provinsi Banten, dan Provinsi Bali masuk kategori risiko sedang atau zona kuning dan yang masuk zona hijau atau rendah hanya Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Menyingkapi masalah tersebut, Kepala Dinas Kesehatan Wendy Pelupessy yang dikonfirmasi Siwalima terkait penetapan zonasi polio termasuk di Maluku khsusunya Kota Ambon belum memberikan respon.

Mengutip dari laman cnnindo­ne­sia.com, Kementerian Kesehatan menyebutkan ada 415 kabupaten kota dari 30 provinsi di Indonesia yang masuk kategori risiko tinggi atau zona merah polio. Sementara empat lainnya bebas dari risiko tinggi.

Rinciannya, tiga provinsi yakni Jambi, Banten, dan Bali masuk kategori risiko sedang atau zona kuning. Sementara DI Yogyakarta masuk kriteria risiko rendah atau zona hijau. Pemetaan risiko polio itu didapatkan dari analisis yang mengacu pada ketentuan dari Badan Kesehatan Dunia (WHO).

Baca Juga: Penanganan Stunting Harus Sinergis

“(Sebanyak) 30 provinsi dan 415 kabupaten/kota di Indonesia masuk dalam kriteria risiko tinggi. Analisis dilakukan dengan menggunakan tools WHO, per November 2022,” kata Kemenkes dalam paparannya, Senin (21/1).

Kemenkes kemudian menjelaskan, polio yang disebabkan penularan dari virus polio dapat mengakibatkan terjadinya kelumpuhan permanen, terutama terhadap anak-anak yang belum mendapatkan imunisasi.

Penularan penyakit ini terutama melalui faecal-oral alias lingkungan atau air yang terkontaminasi oleh tinja yang mengandung virus polio.

Selanjutnya, virus polio akan berkembang di dalam saluran pencernaan korban, dan menyerang sistem saraf sehingga mampu mengakibat­kan kelumpuhan. “Masa inkubasi 7-21 hari untuk onset gejala kelumpuhan,” lanjut Kemenkes.

Adapun Kemenkes resmi menyatakan bahwa Indonesia tengah menghadapi risiko tinggi Kejadian Luar Biasa (KLB) Polio. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Maxi Rein Rondo­nuwu mengatakan Indonesia sudah ‘bebas’ polio sejak de­la­-pan tahun lalu dan mendapatkan sertifikat resmi dari WHO di 2014.

Namun, ditemukan kasus polio baru pada anak tujuh tahun pada awal November 2022 di Kabu­paten Pidie, Aceh. Maxi menilai pemicu virus polio kembali muncul adalah rendahnya cakupan imunisasi. Menurut Maxi, terjadi penurunan tren cakupan imunisasi OPV dan IPV di Aceh dalam 10 tahun terakhir.

Faktor kedua di antaranya disebabkan perilaku masyarakat. Tim Kemenkes menurutnya telah menemukan sejumlah penduduk yang masih memiliki kebiasaan buang air besar ke sungai, yang salah satunya menjadi sumber aktivitas warga termasuk tempat bermain anak. (S-25)