AMBON, Siwalimanews – Julian Manuputty (18) mahasiswa UKIM nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri.

Pemuda asal Negeri Hatu, Kecamatan Leihitu Barat, Kabupaten Maluku Tengah ini ditemukan tergantung di rumah milik neneknya Merry Picaulima, Selasa (2/3) sekitar pukul 19.00 WIT.

Informasi yang berhasil dihimpun Siwalimanews di Mapolresta Ambon menyebutkan, awalnya ayah korban  Ronald Manuputty (44) menyebutkan, korban pergi mengikuti kuliah secara virtual di rumah neneknya dan sampai pukul 12.00 WIT ia belum melihat korban kembali.

“Sekitar pukul 18:30 wit ibu korban Fentia Picaulima mengatakan kepada suaminya bahwa korban belum pulang makan dari pagi hari, sudah ditelepon tetapi tidak diangkat. Setelah itu ayah korban  kemudian mencarinya,” ucap sumber tersebut.

Disaat ayahnyaa mencari korban, sang ibu kemudian mendatangi rumah nenek korban yang tak jauh dari rumah mereka dengan rmaksud mencari anaknya yang sering mengikuti kuliah secara virtual disitu.

Baca Juga: Pemkab Malteng Dukung Upaya BI Kembangkan Sagu dan Kopi 

Setibanya di rumah sang nenek, ibu korban langsung masuk ke kamar yang biasa korban pakai untuk tidur dan langsung melihat korban sudah dalam posisi tergantung di kamar menggunakan sutas tali nilon berwarna biru.

Melihat keadaan anaknya, seketika ibu korban menangis dan menyebut nama korban. Mendengar tangisan istrinya ayah korban yang sementara berada di pantai tak jauh dari TKP, langsung berlari menuju ke rumah sang nenek.

Beberapa tetangga yang mengetahui kejadian itu, langsung datang dan menurunkan korban serta berusaha memberikan nafas buatan. Namun melihat korban dalam keadaan sekarat, korban langsung dilarikan ke RS TNI AU di Negeri Laha, namun sesampainya disana, korban tidak terselamatkan karena sudah meninggal.

Kasubbag Humas Polresta Ambon Ipda Izack Leatemia saat dikonfirmasi Siwalimanews melalui telepon selulernya, Rabu (3.3) membenarkan kejadian tersebut.

Dijelaskan, saat pihak kepolisian mendapatkan laporan kejadian itu, anggota Polsek Leihitu Barat langsung mendatangi lokasi kejadian untuk melakukan olah TKP dan meminta keterangan sejumlah saksi.

Namun pihak keluarga korban menolak untuk dilakukan outopsi terhadap jenazah anak mereka, sebab telah iklas menerima kematian korban.

“Penolakan keluarga ini disertai dengan surat pernyataan penolakan otopsi, karena mereka iklas menerima kematian anak mereka,” pungkas Kadsubbag. (S-51)