DOBO, Siwalimanews – Focus Group Discussion (FGD) yang digagas pemerintah kabupaten kepulauan aru bersama dengan Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan, IPB University menjadikan lintas batas perikanan akan menjadi isu sentral.

Kabupaten Kepulauan Aru merupakan salah satu kabupaten yang berbatasan langsung dengan Laut Arafura, salah satu ekosistem laut yang bersama dengan Laut Timor dimasukkan dalam kategori ekosistem laut luas (large marine ecosystem).

Dalam konteks ekosistem laut luas ini, maka isu spasial termasuk pergerakan dan dinamika masyarakat pesisir dan khususnya perikanan yang terkait dengan lintas batas (transboundary) menjadi sangat penting untuk dieksplorasi dan dikaji, termasuk di dalamnya adalah dinamika ekosistem dan masyarakat pesisir Kabupaten Kepulauan Aru.

Hal ini disampaikan oleh Climad Change IPB Arshat pada acara FGD yang dipusatkan di lantai dua kantor Bupati Aru, Senin (20/6)

Kenapa isu ini diangkat guna mendalami dinamika dan isu-isu transboundary (lintas batas) khususnya dalam konteks pengelolaan ekosistem pesisir dan laut termasuk di dalamnya perikanan,” ungkapnya.

Baca Juga: Mahasiswa Buru Demo Tuding CV MI Rusak Hutan Bakau

Selain itu, mengumpulkan para pihak yang terkait dengan usaha di laut yang berhubungan dengan ekosistem pesisir dan laut termasuk juga ada sumber daya perikanan karena di Kepulauan Aru.

“Banyak nelayan-nelayan yang datang atau berasal luar yang menangkap ikan itu sampai ke perbatasan bahkan sampai melewati perbatasan Australia sehingga ini menjadi kepentingan negara dalam melihat kondisi tersebut, terangnya.

Untuk itu dirinya meminta masukan dari mitra yang ada di sini terutama dinas kelautan          dan perikanan, agar masalah itu bisa selesaikan dengan memetakan pengelolaan pada level lokal.

“Nanti isu itu nanti kita akan bahas bersama dengan para negara-negara di sekitar laut arapura dan laut Timor, karena kita berbatasan dengan Australia, Timor Leste dan timur Papua Nugini,” tambahnya. (S-11)