Saat ini penularan Covid-19 seolah-olah sedang berkejaran dengan penanganan kasus baru dan vaksinasi. Dalam beberapa hari terakhir, lonjakan kasus baru virus korona bahkan menyentuh angka di atas 20.000 per hari.

Di sisi lain, upaya penanganan kasus Covid-19 juga terus dila­kukan. Selain kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) berskala mikro di hampir semua daerah, pemerintah juga gencar melakukan vaksinasi kepada masyarakat. Harapannya, agar tercipta kekebalan komunal (herd immunity) sehingga penularan covid bisa ditekan.

Masifnya penambahan kasus harian Covid-19 ini berujung pada naiknya tingkat hunian rumah sakit nasional. Sebagai contoh, per Minggu (27/6) di Tangerang Selatan, Banten, berdasarkan pantauan pada aplikasi sistem informasi rawat inap (siranap), nyaris tidak ada tempat tidur yang tersedia untuk perawatan pasien Covid-19. Dari belasan rumah sakit yang ada pada sistem tersebut, hanya dua-tiga bed yang tersedia.

Kondisi ini menggambarkan betapa masyarakat kini berada dalam kondisi harap-harap cemas. Mereka pantas khawatir karena pelayanan terdekat seperti puskesmas tidak bisa berbuat banyak, selain memberikan rujukan ke rumah sakit untuk perawatan lebih lanjut. Kondisi seperti ini tentu saja memerlukan langkah pena­nganan jangka pendek yang taktis agar masyarakat yang terpapar Covid-19 bisa tertangani dengan baik. Kini bukan saatnya juga kita menyalahkan pihak tertentu karena gelombang penularan korona kali ini sungguh tidak bisa lagi dihindari.

Selain penyediaan fasilitas kesehatan yang memadai, upaya pencegahan terus dilakukan oleh pemerintah. Program vaksinasi terus dikebut, bahkan ditargetkan bisa mencapai dua juta orang per hari. Adapun untuk saat ini, penyuntikan vaksin sudah mencapai kisaran 1,3 juta.

Baca Juga: Pemerintah Jangan Lemah Dihadapan PKL

Ambisi terkait program vaksinasi nasional ini langsung disam­paikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) seraya meminta kepada jajarannya untuk mengakselerasi vaksinasi Covid-19 agar segera tercapai kekebalan komunal lebih cepat. Saat ini vaksinasi massal terjadi diberbagai daerah di Indonesia, termasuk Provinsi Maluku khusunya Kota Ambon.

Vaksinasi di Lapangan Merdeka Ambon menyasar ribuan masyarakat umum. Tak hanya di Kota Ambon, beberapa kota lain di Maluku juga melakukan vaksinasi massal.

Kini, dengan target dua juta vaksin per hari pada Agustus men­datang, tantangan besar yang dihadapi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk memastikan pasokan vaksin bisa tersedia.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, peme­rintah akan terus melakukan upaya untuk menjamin ketersediaan vaksin yang dibutuhkan untuk mengakselerasi vaksinasi.

Hingga akhir pekan lalu, vaksinasi dosis pertama telah dilakukan kepada lebih dari 27 juta orang dan vaksinasi dosis kedua kepada lebih dari 13 juta orang. Kemenkes, kata dia, terus berupaya mempercepat pelaksanaan vaksinasi kepada masyarakat.

Selain membuka vaksinasi massal bekerja sama dengan semua elemen masyarakat, Kemenkes juga telah mengeluarkan surat edaran yang menginstruksikan seluruh pos pelayanan vaksinasi, unit pelaksana teknis di bawah Kemenkes, seperti kantor kesehatan pelabuhan (KKP), rumah sakit vertikal, dan politeknik kesehatan di seluruh Indonesia untuk melakukan vaksinasi kepada semua target sasaran tanpa memandang domisili atau tempat tinggal pada kartu tanda penduduk (KTP).

Pemerintah, kata Budi, juga terus mengupayakan ketersediaan vaksin, baik lewat skema multilateral maupun bilateral demi mencukupi stok yang ada saat ini dan menjaga laju vaksinasi tetap tinggi di angka satu juta dosis per hari. Adapun berdasarkan data Kemenkes, stok vaksin yang ada saat ini adalah 3 juta dosis vaksin Sinovac dalam bentuk jadi, 91,5 juta dosis vaksin Sinovac dalam bentuk curah, 8,2 juta dosis vaksin AstraZeneca bentuk jadi, dan 2 juta dosis vaksin Sinopharm bentuk jadi. (*)