AMBON, Siwalimanews – Kondisi warga Bekasi, Jawa Barat yang dirawat di RSUD dr. M Haulussy Ambon sudah mulai membaik. Ia masih tetap berada di ruang isolasi dan dipantau ketat oleh tim medis.

Pasien berjenis kelamin laki-laki itu menjadi salah satu pem­bicara dalam rapat koor­dinasi Dinas Kominfo Maluku pada Kamis (12/3) lalu di Hotel Amaris. Ia kemudian dibawa ke RSUD Haulussy pada Minggu (15/3), karena diduga terpapar virus corona atau Covid-19.

Kepala Dinas Kesehatan Pro­vinsi Maluku, Meikyal Pontoh memastikan kondisi pasien su­dah mulai membaik. Demamnya sudah turun.

“Kondisi warga Bekasi sudah mulai membaik, kita berharap hasilnya nanti negatif,” kata Pontoh saat dihubungi Siwa­lima melalui telepon selulernya, Selasa (17/3).

Ia menjelaskan, ketika pasien dibawa ke RSUD dr. Haulussy mengaku demam tinggi selama beberapa hari. Tetapi tidak meng­ala­mi sesak napas dan pilek.

Baca Juga: Orno Minta GPM Bantu Pemda Turunkan Angka Kemiskinan

“Pasien hanya demam. Kita pan­tau terus perkembangannya dan tiga hari perawatan kondisinya mem­baik, demamnya turun,” kata Pontoh.

Namun untuk memastikan apakah pasien itu negatif atau positif terse­rang virus corona, kata Pontoh, harus menunggu hasil pemeriksaan laboratorium di Surabaya.

“Hasil laboratorium menjadi dasar bagi pemerintah terkait dengan status pasien itu sendiri, apakah ter­serang virus corona atau tidak. Satu dua hari kita sudah bisa tahu hasil labnya, tunggu saja, semoga negatif agar masyarakat tidak terlalu khawatir,” tandasnya.

Sekda Maluku, Kasrul Selang yang dikonfirmasi juga mengaku hal yang sama, kalau pasien asal Bekasi itu sudah membaik. “Laporan terak­hir yang saya terima yang bersang­kutan sudah membaik, tapi kita tetap berpatokan pada hasil lab,” jelasnya.

Namun untuk memastikan yang bersangkutan positif atau negatif terserang virus corona atau Covid-19 harus menunggu hasil labora­torium yang sementara menguji spesimennya.

Kasrul menghimbau masyarakat untuk tidak terlalu khawatir, karena pemerintah siap menghadapi anca­man virus corona.

“Kita siap untuk mengantisi­pasinya dengan menyiapkan sarana dan prasarana untuk mencegah masuknya Covid-19,” tandasnya.

Periksa Kesehatan

Ketua DPRD Provinsi Maluku, Lucky Wattimury meminta anggota dewan yang baru dari luar daerah untuk memeriksa kesehatan. Lang­kah ini perlu dilakukan untuk men­cegah virus corona atau Covid-19.

“Kalau mereka kembali sebaiknya dengan kesadaran sendiri harus melakukan pemeriksaan di rumah sakit,” kata Lucky Wattimury ke­pada wartawan di Kantor Gubernur Ma­luku Ambon, Senin (16/3).

Dikatakan, pihaknya bukan men­curigai. tapi sebaiknya mencegah lebih baik. “Kita cepat ambil langkah seperti itu, siapa yang dapat mera­mal saat ini bahwa penyakit tersebut tidak datang kepada kita, tidak ada satu pun yang dapat meramal hal itu,” ujarnya.

Wattimury mengatakan, DPRD akan bersama-sama pemerintah dae­rah melakukan tanggung jawab dalam pencegahan dan penanganan virus corona.

“Kita selalu mengupayakan su­paya dewan tetap bersama dalam semua kebijakan, kalau memang pemerintah daerah atau satgas mem­butuhkan anggaran untuk mening­katkan pencegahan atau mengope­rasionalkan tugas satgas terkait dengan pencegahan atau sosialisasi ke masyarakat,” ujar Wattimury.

Wattimury juga telah meminta sekwan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan untuk memasang thermo gun di DPRD Maluku.

“Saya sudah minta kepada sekwan supaya berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan atau pihak terkait yang lain agar alat pendeteksi segera di­pasang di dewan, pintu yang di­gunakan untuk masuk juga hanya satu saja,” tandasnya.

Untuk saat ini, kata Wattimury, tidak memberikan ruang lagi untuk orang bebas masuk keluar ke gedung DPRD. “Untuk sementara di depan itu kita jadikan satu pintu masuk keluar supaya mudah dideteksi, baik anggota dewan, pegawai maupun masyarakat. Sebab bagaimanapun juga DPRD tidak bisa menutup diri dari masyarakat yang akan datang,” ujarnya.

Wattimura menambahkan, untuk sementara tidak ada agenda ang­gota ke luar daerah. Hanya sebatas ke kabupaten dan kota. “Dalam agenda ke kabupaten dan kota anggota akan melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait dengan virus corona,” jelasnya.

Wattimury juga menyampaikan dukungan terhadap pembentukan gugus tugas percepatan penanga­nan virus corona. Ia mengharapkan agar gu­gus tugas yang dibentuk dapat me­mantau secara ketat pela­buhan-pela­buhan kecil yang ada di dekat negara tetangga, seperti Kepu­lauan Aru.

Sementara Plt Sekretaris DPRD Maluku, Bodewin Wattimena yang dikonfirmasi mengakui, ada bebe­rapa anggota DPRD yang melakukan kunjungan ke Jakarta untuk kepen­tingan partai.

“Memang ada yang sudah kem­bali dan juga ada yang belum kem­bali. Yang belum kembali itu anggota dewan dari Fraksi Demokrat yang melakukan kunjungan dinas dalam rangka kongres partai sementara anggota yang telah kembali itu me­reka dari Fraksi PKB,” ujar Watti­mena.

Diisolasi

Seperti diberitakan, seorang war­ga asal Bekasi, Provinsi Jawa Barat yang diduga terpapar virus corona diisolasi di RSUD dr. M. Haulussy Kudamati Ambon.

Pasien berjenis kelamin laki-laki itu dibawa ke RSUD Haulussy pada Minggu (15/3). Ia kini berstatus pemantauan.

“Iya benar ada 1 pasien dalam pe­mantauan kita. Untuk stadium corona ada dua yakni diawasi dan dipantau. Kalau pasien ini dipan­tau,” ungkap Plt Direktur RSUD dr. M. Haulussy Ambon, Ritha Tahitu, saat dikonfirmasi wartawan, usai rapat koordinasi penanganan dan pencegahan virus corona atau Covid-19 Provinsi Maluku di Kantor Gubernur Maluku, Senin (16/3).

Tahitu mengatakan, pasien itu bukan warga Maluku, tetapi berasal dari Bekasi. “Iya, orangnya dari Bekasi,” ujarnya.

Dijelaskan, pasien ini terdeteksi dibawa ke RSUD Haulussy, pada Minggu (15/3). Ditanya pasien ini berada di Ambon dalam rangka apa, Tahitu mengaku, tidak tahu. “Pasien ini masih dirawat di RSUD, karena yang bersangkutan masih dalam pantauan kami,” jelasnya.

Tahitu juga mengaku, spesimen pasien sudah dikirim ke labora­torium di Surabaya. Jika hasilnya sudah ada akan disampaikan ke publik.

“Hasil lab ini akan keluar dalam satu atau dua hari kedepan. Nanti hasilnya apakah negatif atau positif tetap kita sampaikan karena yang bersangkutan saat ini masih di ruangan isolasi RSUD,” janji Tahitu.

Keluarkan Larangan Besuk

Terhitung sejak Senin (16/3) RSUD dr. M. Haulussy Kudamati Ambon meniadakan jam kunjungan atau jam besuk bagi seluruh keluarga pasien yang dirawat.

Kasubag Humas RSUD Haulussy Ambon, Irma Rumra kepada warta­wan di rumah sakit itu, Senin (16/3) menjelaskan, peniadaan jam besuk untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19.

Rumah sakit mengambil kebijakan untuk membatasi pengunjung yang ingin melihat pasien yang dirawat. “Terhitung mulai saat ini, kita batasi masyarakat berkunjung, lihat pasien atau keluarganya yang sementara dirawat,” ungkap Irma.

Rumra menjelaskan, bagi pasien yang dirawat dengan sakit biasa, ha­nya dijaga oleh satu orang dari pihak ke­luarga pasien. Sedangkan untuk yang sakit serius bisa dijaga dua orang.

Kebijakan ini diberlakukan sampai dengan adanya keputusan resmi dari Pemprov Maluku atau peme­rintah pusat jika virus corona tidak ada lagi di Indonesia.

Sementara Direktur RSUD dr.Is­hak Umarella, Dwi Murti Nuryanti yang dikonfirmasi soal kebijakan RSUD dr. Haulussy apakah juga diberlakukan oleh dirinya, Nuryanti mengatakan, tidak meniadakan kun­jungan, namun hanya membatasi.

“Kita tidak meniadakan besuk, tetapi jumlah kunjungan itu diba­tasi,” jelas Nuryanti singkat melalui pesan whatsapp.

Sedangkan Direktur Rumah Sakit Sumber Hidup, Heni Tipka yang dikonfirmasi mengaku, pihaknya juga meniadakan jam besuk. “Kita juga meniadakan jam besuk bagi keluarga korban untuk antisipasi menyebarnya Covid-19,” terangnya.

Rapat Penanganan

Pemprov Maluku menggelar rapat koordinasi pencegahan penanganan dan pencegahan Covid-19 tingkat Provinsi Maluku di lantai VII kantor gubernur, Senin (16/3).

Rapat dipimpin oleh Gubernur Maluku, Murad Ismail, didampingi Pangdam XVI/Pattimura Mayjen TNI Marga Taufiq, Danlantamal IX Ambon Laksamana Pertama TNI Budi Purwanto, Ketua DPRD Ma­luku Lucky Wattimury dan Walikota Ambon Richard Louhenapessy.

Gubernur dalam arahan menga­takan, semua harus mawas diri dan was­pada dan hindari tempat keramai­an. “Kegiatan apapun di luar yang ti­dak penting bisa hindari, karena virus ini tidak mengenal kau siapa, na­mun di Maluku belum ada,” ujar gubernur.

Bukan hanya masyarakat tetapi kata gubernur, dirinya juga cemas apalagi hendak ketemu orang.

“Saya juga cemas tetapi saya harus bertanggung jawab bagi seluruh masyarakat di Maluku. Tolong ketua gugus tugas pena­nganan Covid-19  mengatasi masa­lah ini. Kalau ketua gugus tugas bilang tutup sekolah, kita tutup,” tandasnya. (S-39/Mg-4)