AMBON, Siwalimanews – Inspektur IV Itjen Kemendagri, Bac­htiar Sinaga mengingatkan Pemprov Maluku tidak tergantung dengan sumber daya minyak dan gas. Dua sektor unggulan itu telah diblok masing-masing investor. Olehnya pemda harus mampu mencari sumber-sumber pendapatan asli daerah (PAD) yang lain.

Sinaga mengatakan hal itu dalam Rapat Koordinasi Pengawasan Intern Keuangan dan Pembangunan Tingkat Provinsi Maluku tahun 2021 di Ambon, Kamis (3/6). Menurutnya,

Pemprov Maluku tidak mampu optimalkan sumber-sumber penda­patan asli daerah (PAD). Sumber pendapatan asli daerah Maluku saat ini berasal dari sektor perhotelan dan pertanian.

“Jangan hanya bergantung kepada minyak dan gas. Sumber-sumber PAD yang lain harus dicari,” pin­tahnya.

Pada kesempatan itu Sinaga meminta pemerintah provinsi, kabupaten dan kota di Maluku untuk lebih mengoptimalkan sumber-sumber PAD. Saat ini ini katanya, sumber pendapatan asli daerah di Maluku masih difo­kuskan pada sektor perhotelan dan pertanian.

Baca Juga: DIS-FKIP Gelar Bedah Buku Asal Usul Thomas Matulessy

“Ini sangat menyedihkan, pe­nerimaan asli daerah di Maluku masih difokuskan kepada sektor hotel dan pertanian,” ujar Sinaga.

Menurutnya, pemerintah daerah baik provinsi maupun kabupaten dan kota seharusnya mengopti­malkan sumber-sumber daya yang ada, apalagi Provinsi Maluku memiliki sumber daya alam yang melimpah.

Sinaga mencontohkan pe­ngelolaan kapal dengan tonase tertinggi di Provinsi Kepulauan Riau telah dikenakan tarif retribusi sebesar satu juta rupiah. Tarif tersebut ungkapnya sangat tinggi dan olehnya sementara dikaji pemerintah pusat.

Meski demikian, langkah itu dapat diikuti oleh pemda di Maluku agar mendapatkan tambahan sumber PAD yang potensial. “Satu kesempatan kepada Maluku untuk menggunakan sumber daya seperti potensi laut,” tandas Sinaga. (S-50)