NAMLEA, Siwalimanews – Lambone Buton (70) warga Desa Jamilu, yang sehari harinya bekerja sebagai petani, ditemukan tewas tersangkut pada pohon bambu di Sungai Waebini, Desa Safanajaya, Kecamatan Waeapo, Kabupaten Buru.

Kasatreskrim Polres Pulau Buru, AKP Handri D Azhary saat dikonfirmasi wartawan di ruang kerjannya, Selasa (9/2) membenarkan peristiwa itu.

“Kita dapat informasi ada mayat yang tersangkut pohon di tengah sungai Waebini di alur pepaya,” ungkap Kasat.

Menurutnya, berdasarkan hasil visum dokter Puskesmas Waeapo, pada tubuh korban tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan. Pihak keluarga juga tidak menginkan jenazah kakek mereka ini untuk dioutopsi, sehingga jenazahnya dipulangkan ke Desa Jamilu dan langsung dimakamkan.

Kasat mengaku, berdasarkan keterangan Rafudin (25) warga Desa Safanajaya menuturkan bahwa, jasad korban ditemukan pada, Senin (8/2) sekitar pada pukul 11.00 WIT , dimana saat itu ia sedang melakukan aktivitas menghanyutkan kayu bakar di sungai yang berjarak sekitar 30 meter dari posisi ditemukan korban.

Baca Juga: DPRD Kunker ke RSUP Leimena

Saat sudah dekat sekitar empat meter, Rafiudin melihat  seseorang mengenakan baju kaos dan celana pendek yang tersangkut pada pohon bambu dalam posisi tertelungkup.

“Melihat sosok itu, Rafudin lantas beritahukan hal itu ke mertuanya La Heri (69) dan mertuanya memintanya kembali lagi ke TKP untuk pastikan korban itu perempuan atau laki-laki. Sesudah itu informasi tersebut diteruskan kepada pihak Polsek Waeapo,” ucap Kasat.

Kurang lebih satu jam kata Kasat, Kapolsek Waeapo, Iptu Jainal dan personelnya tiba di TKP, tak lama kemudian ia bersama personelnya dari Polres Buru juga turun ke lokasi untuk melakukan olah TKP, serta membawa jenazah korban ke Puskesmas Safanajaya untuk keperluan visum.

“Karena di tubuh korban tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan, sehingga dugaan sementara kalau korban tewas terbawa arus banjir Sungai Waebini saat hendak menyeberangi sungai tersebut,” jelas Kasat.

Sementara itu, anak korban Afdil Buton (21) menuturkan, pada Minggu (7/2), sekitar pukul 17.00 WIT, ia mengantar ayahnya pergi ke kebun dengan sepeda motor.

Walau tinggal di Desa Jamilu, ayahnya miliki kebun yang letaknya di belakang Desa Safanajaya. Biasanya sang ayah menginap di rumah kebun selama 2-3 hari untuk memanen hasil untuk dijual ke pasar.

“Saya tahu ayah saya meninggal dari informasi yang disampaikan warga. Karena itu saya bergegas bersama keluarga ke TKP dan menemukan ayah sudah meninggal,” ucapnya.

Sang anak juga mengaku, ayahnya kemungkinan meninggal akibat terbawa arus saat korban nekat hendak menyeberangi sungai yang lagi meluap.  Kemudian jasad ayahnya tersangkut pada pohon bambu dan ditemukan warga. (S-31)