DOBO, Siwalimanewss – Kadis Perindag Aru, A.L.O Tabela mengaku saat ini stok telur ayam ras habis di Kota Dobo, Kabupaten Kepulauan Aru.

“Memang saat ini stoknya habis di Dobo dan sudah datang, tapi via Tual sementara angkutan dari Tual menuju Dobo tidak ada, inilah yang jadi kendala stok telur di Dobo habis,” ungkap Tabela, saat dikonfirmasi Siwalima, melalui telepon selulernya, Senin (27/4).

Sementara untuk komoditi seperti cabe rawit harga melonjak sangat tinggi, dimana per kilo sebesar Rp 200 ribu.

Kenaikan harga dua komuditi tersebut diikuti beberapa kebutuhan pokok (sembako) lainnya, seperti beras, tepung terigu, minyak goreng, gula pasir dan kebutuhan pokok lainnya pun ikut naik. “Pada sejumlah toko partai (distributor) harga beras naik dari Rp. 3000 hingga Rp. 5000,” katanya.

Ia mengatakan, kenaikan harga sembako ini pasca dilakukan operasi pasar, Senin (27/4) di sejumlah lokasi pasar, di Kota Dobo.

Baca Juga: Komisi II Minta Dinas Pendidikan Perhatikan Sertifikasi Guru

Kendati demikian, Tabela yakin jika stok barang di Dobo dalam minggu ini pun akan kembali stabil, dengan masuknya kapal kargo  dari Jawa dan Makasar.

Sementara itu, salah satu pengusaha, Rasman yang juga sebagai distributor sembako di Dobo, mengaku cukup kecewa jika ada distributor lainnya yang menaikan harga khususnya sembako di tengah kondisi pandemi covid-19 ini.

Menurutnya, mestinya dengan kondisi ini, sebagai distributor harus melihat secara rasional harga kebutuhan tersebut, karena kitalah sebagai pilar daerah dari sektor kebutuhan tersebut.

“Jika kita naikan harga sedemikian, maka secara langsung juga kita menyengsarakan warga kita sendiri, untunglah, namun harus rasional,” katanya.

Sebelumnya diberitakan, Harga penjualan telur ayam ras di pasar Jargaria Kota Dobo, Kepulauan Aru dalam dua minggu belakangan ini melonjak naik hingga 75 persen dibandingkan sebelumnya.

Beberapa pedagang di pasar Kota Dobo, Minggu (26/4) mengatakan, harga jual telur ayam ras naik drastis dari sebelumnya Rp 55.000 per rak menjadi Rp 70.000 hingga Rp 80.000 per rak.

Salah satu pedagang bahan pokok di Pasar Jargaria, Jumiati mengatakan, naiknya harga telur ayam di pasaran karena minimnya pasokan dari pusat produksi, sementara permintaan di masyarakat makin meningkat menjelang bulan puasa.

“Untuk stok kebutuhan telur di pasar sebagian besar sudah kosong, ya jika harganya naik bisa terjadi karena tingginya permintaan,” ujarnya.

Sementara itu, salah seorang ibu rumah tangga Nurmi mengakui, harga telur naik terpaksa dibeli karena menjadi kebutuhan rumah tangga.

“Meski harga telur ayam naik tetap saja dibeli karena sudah menjadi keperluan makanan di rumah,” ungkapnya.

Tim Satgas bersama Kapolres Kepulauan Aru beberapa waktu lalu telah melakukan pemantauan di lapangan untuk mencegah adanya penimbunan bahan pokok di tengah pandemi Covid-19.

Berdasarkan pantauan Siwalima, pasokan telur ayam ras di Kota Dobo selama pencegahan dan tanggap darurat Covid-19 sedikit terkendala karena minimnya pasokan dari luar Kepulauan Aru.

Dari beberapa kios penjualan telur ayam di Kota Dobo sebagian besar telah kosong sehingga tidak dapat memenuhi permintaan warga maupun pedagang makanan karena stoknya sudah sebagian habis sejak seminggu lalu.

Masyarakat setempat meminta kepada Pemerintahan Daerah (Pemda) melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan untuk ambil langka supaya akses pasar dari luar kota Dobo dapat dibuka agar pemasokan telur dan sembilan bahan pokok lainnya dapat ditekan angka yang begitu melonjak semenjak pemberhentian sementara perhubungan laut. (S-25)