AMBON, Siwalimanews – Akibat hujan de­ras yang terjadi sejak Jumat (19/6) siang, membuat jembatan Tala yang menghu­bu­ng­kan Desa Tala, Kecamatan Ama­latu, Kabupaten SBB hanyut di sungai Waikaka abruk, Sabtu (20/6) dinihari.

Ambruknya jembatan Tala ini, membuat ruas jalan Trans Seram yang menghubungkan Kabupaten SBB, Maluku Tengah (Malteng) dan Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) lumpuh total.

Pantauan Siwalima, Jembatan Tala yang merupakan jembatan darurat yang dibangun oleh Balai Pelaksana Jalan Nasional Wilayah XVI Ambon, pada bulan Juni 2019 lalu kembali ambruk. Tidak hanya ambruk, jembatan ini pun terbawa arus sungai Waikaka.

Puluhan kendaraan roda dua dan empat yang hendak melintas jalur tersebut terhenti, hingga membuat antrian yang cukup pan­jang, bahkan kendaraan lainnya memilih kembali dan mengambil jalur alternatif yakni, menuju jalan Piru-Taniwel Timur menuju Kabu­paten Malteng dan SBT.

Bupati SBB, Yasin Payapo yang dihubungi Siwalima melalui tele­pon selulernya beberapa kali na­mun tidaklah aktif. Begitu juga dengan Kepala Dinas Pekerjan Umum Kabupaten SBB, Tomi Wattimena.

Baca Juga: Pembagian BLT di Kecamatan Teluk Waru Nyaris Ricuh

Bangun Posko

Dengan hayutnya Jembatan Tala tersebut, Dandim 1502/Masohi Letkol Inf. Nunung Wahyudy lang­sung turun ke lokasi dan mendiri­kan Posko Terpadu TNI/Polri yang dibantu oleh pihak BPBD.

“Saya turun langsung, saya laku­kan ini adalah merupakan tang­gung jawab kepada masyarakat. Perhatian dari TNI/Polri kepada masyarakat bertepatan dengan lemahnya pertumbuhan ekonomi dan akses ekonomi makin lemah, karena kondisi pandemi Covid-19,” ungkap Nunung saat meninjau lokasi kejadian.

Ia  menjelaskan, jika TNI tidak ber­gerak maka masyarakat akan lebih sulit, karena jembatan terse­but satu-satunya penghubung tiga kabupaten di yang ada di Pulau Seram.

Lanjutnya posko TNI/Polri yang didirikan di sekitar lokasi sungai Waikaka tersebut bertujuan untuk penertiban masyarakat yang hen­dak menyaksikan kondisi hanyut­nya jembatan itu.

Untuk menertibkan masyarakat di lokasi, kata Nunung, maka diterjunkan  beberapa personel un­tuk terlibat langsung, dengan kekuatan 1 SST gabungan terdiri dari Polsek Kairatu 6 orang, Kormil 1502-08/Kairatu 5 orang, Personel BKO Apter 4 orang, BPBD SBB.

“Untuk itu petugas saat ini telah membuat rambu pemberitahuan untuk  para pengguna jalan, hanya untuk sementara saja agar warga tidak melanjutkan perjalanan ke lokasi Waikaka, untuk tidak me­lintas melintasi jembatan Tala,” ucapnya.

Kepala BPBD Maluku Henri Far-Far yang dikonfirmasi Siwalima di Kantor Gubernur Maluku, Minggu (21/6) membenarkan ambruknya jembatan di Desa Tala.

“Saya dapat laporan jambatan itu ambruk dini hari kemarin, akibat intensitas hujan yang cukup tinggi diwilayah SBB dan sekitarnya,” terang Fa-Far.

Lumpuhnya akses masyarakat di tiga kabupaten ini sendiri, kata Far-Far, akan segera melakukan koordinasi dengan Balai Pelak­sana Jalan Nasional Wilayah XVI Ambon, dan Balai Wilayah Sungai Maluku dan Dinas PUPR Maluku untuk penanganan segera.

“Nanti kita akan koordinasi untuk proses penanangan daruratnya, agar masyarakat bisa mengakses­nya,” ujar Far-Far.

Dirinya juga mengaku belum mendapatkan perkembangan selanjutnya dari BPBD kabupaten SBB. “Saya sudah telepon Kepala BPBD di Kabupaten SBB sejak kemarin tetapi nomornya tidak pernah aktif, padahal ini darurat butuh penanganan segera,” kesal­nya.

4 Jembatan di  Tehoru Rusak

Selain jembatan Tala di Kabu­paten SBB, hujan lebat yang menguyur Kabupaten Malteng selama sepekan terakhir ini, juga mengakibatkan sejumlah jemba­tan di wilayah jalan trans Masohi-Tehoru nyaris lumpuh.

Hujan yang memicu banjir lokal di sejumlah aliran sungai meng­akibatkan 4 jembatan di wilayah itu rusak. Satu diantaranya dilaporkan roboh.

Kepala BPBD Malteng, Bob Rahmat yang dikonfirmasi Siwa­lima membenarkan hal itu. Bob menyebutkan, pihaknya mencatat 4 unit jembatan masing-masing, jembatan Makariki, Desa Tehoru, jembatan Waya Udara Desa Haya, jembatan Suhu Putih, Dusun Rumah Tiga, Desa Haya, dan jembatan Suhu Dusun Rumah Tiga Desa Haya.

“Ada 4 jembatan yang rusak sesuai dengan data yang kita himpun, satu di Tehoru dan 3 lainnya di Negeri Haya. Kerusa­kannya terjadi Sabtu (20/6) Minggu (21/6),” jelas Bob kepada Siwalima melalui sambungan teleponnya, Minggu (21/6).

Bob menyebutkan, data yang dihimpun menyebutkan, keempat jembatan itu mengalami rusak ringan hingga berat. Dua dian­taranya rusak pada bagian oprit sedang 2 lainnya putus.

“2 rusak pada bagian oprit. Sedang yang dua lainnya kalau tidak salah putus. Namun atas swadaya masyarakat serta langkah cepat dari pihak Balai Jalan dan Jembatan melalui PPK Amahai, maka saat ini normalisasi sedang dilakukan agar bisa kembali me­lancarkan jalur transportasi Masohi-Tehoru,” katanya.

BPBD kata Bob, selain ber­koordinasi dengan pihak Balai Jalan dan Jembatan Wilayah Ma­luku, melalui PPK Amahai juga te­rus memantau perkembangan melalui pemerintah kecamatan, agar dapat mengupdate situasi dan perkem­bangan tercepat da­lam kondisi hujan yang memicu bencana seperti yang terjadi saat ini.

Bob menambahkan, kerusakan jembatan memang kerap terjadi saat musim hujan seperti seka­rang. Olehnya BPBD serta instansi teknis lainnya tetap siap memantau situasi dan setiap perkembangan yang ada.

“Ini klasik yang terus terjadi setiap musim hujan datang seperti sekarang. Jadi tentu kita harus siap,” tuturnya. (S/48/S-36)