SAAT ini masyarakat diperbolehkan beraktivitas kembali keluar rumah dengan menerapkan protokol kesehatan. Kegiatan olahraga pagi atau sore kini pun makin marak terlihat.

Olahraga kini tak sekadar untuk menjaga kebugaran tubuh, tetapi juga sudah menjadi gaya hidup (lifestyle) masyarakat kita. Kegiatan olahraga saat ini juga dilakukan sebagai ajang interaksi sosial.

Meskipun agak mengabaikan protokol jaga jarak, tetapi umumnya masyarakat menggunakan masker saat melakukan aktivitas olahraga. Olahraga memang bisa membuat tubuh lebih bugar.

Apalagi, selama masa pandemi Covid-19, olahraga diyakini bisa meningkatkan daya tahan tubuh seseorang. Lalu, amankah berolahraga menggunakan masker?

Seorang ahli medis menegaskan, saat berlari dengan menggunakan masker, ada risiko perubahan pola atau kerja system pernapasan. Masker berpotensi menyebabkan peningkatan produksi lendir hidung, serta menciptakan genangan keringat di sekitar mulut, yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan. Tentunya, hal itu juga berpengaruh terhadap sistem pernafasan.

Baca Juga: Keragu-raguan Disuntik Vaksin Sinovac

Memang, penggunaan masker untuk mencegah seseorang menularkan atau tertular virus korona dari orang lain. Tentu membahayakan apabila kegiatan olahraga yang berat dilakukan dengan hidung yang tertutup rapat. Aliran oksigen ke paru-paru dan otak akan terganggu. Penggunaan masker saat berolahraga memang bisa menyebabkan sesak dan sulit bernapas, terutama jika melakukan olahraga berat atau intensitas tinggi.

Jika tujuan olahraga agar tubuh menjadi sehat, tentunya tidak perlu melakukan olahraga di tengah kerumunan banyak orang.

Banyak pakar kesehatan yang menyarankan masyarakat untuk melakukan olahraga ringan hingga sedang di dalam rumah atau di sekitar tempat tinggal sehingga tak perlu menggunakan masker. Pemilihan waktu berolahraga yang tepat tentunya akan menentukan keberhasilan tujuan dari olahraga itu sendiri. Misalnya dilakukan saat pagi buta atau saat sore menjelang petang, di mana di dua momentum tersebut lalu lalang orang tidak terlalu banyak.

Apalagi, jika olahraga dilakukan di tempat yang sepi. Sejatinya banyak kegiatan olahraga yang bisa dilakukan di rumah seperti yoga sederhana, sit up, push up, dan banyak aktivitas menggerakkan badan lainnya. Tentunya kegiatan tersebut bisa dilakukan sambil nonton TV, bercengkerama dengan keluarga sehingga lebih mempererat komunikasi antaranggota keluarga.

Bahaya atau tidak menggunakan masker saat melakukan olahraga sempat menjadi polemik di masyarakat. Meskipun belum ada studi secara ilmiah mengenai kaitannya penggunaan masker dengan kematian saat berolahraga, namun tentu masyarakat perlu waspada.

Kekurangan oksigen tentu akan berdampak tidak baik bagi tubuh.

Seperti hipoksemia yang oleh para pakar dan ahli medis diidentifikasikan sebagai kondisi di mana kadar oksigen dalam darah rendah. Padahal, oksigen sangat diperlukan untuk menjaga organ dan jaringan tubuh tetap berfungsi dengan baik.

Hipoksemia merupakan kondisi serius yang jika menimpa seseorang memerlukan penanganan medis segera. Tanpa oksigen yang cukup, meski hanya dalam waktu beberapa menit, kondisi ini bisa berlanjut menjadi hipoksia dan merusak organ-organ di dalam tubuh seperti jantung, otak, ginjal, dan organ penting lainnya bisa rusak dan tidak berfungsi dengan baik. Berolahraga tentu penting untuk menjaga kebugaran tubuh dan menjaga daya tahan tubuh. Namun, jika dilakukan secara serampangan, tentunya akan merugikan diri sendiri. (*)