AMBON, Siwalimanews – Pemuda mandiri peduli rakyat (PMPR) Indonesia Cabang Maluku, melakukan aksi demonstrasi di DPRD Maluku, Senin (2/11).

Pantauan Siwalimanews di Kantor DPRD Maluku, massa yang dipimpin Saman A Patty selaku koordinator lapangan tiba di Baileo Rakyat Karang Panjang, sekitar pukul 13.00 WIT.

Kedatangan massa PMPR ini untuk meminta DPRD Maluku selaku perwakilan rakyat menyikapi persoalan merosotnya harga cengkeh di Maluku yang berdampak terhadap masyarakat yang mengantungkan hidupnya sebagai petani cengkeh.

“Maluku adalah primadona di mata dunia dengan kekayaan alam berupa rempah rempah, yang jadi pertanyaannya, apakah cengkeh dan pala masih jadi primadona hingga saat ini sampai sampai harganya turun drastis. DPRD harus lihat hal ini, banyak orang tua kami di Maluku yang mengantungkan hidup dari cengkeh,” tandas Patty.

Ia mengungkapkan,  harga cengkeh kering per kilogram sebelumnya berkisar diatas  Rp 150 ribu/kg, dengan klasifikasi Rp 10 ribu/cupa. Namun saat ini turun darastis menjadi Rp 50 ribu/kg atau Rp 2 ribu/cupanya.

Baca Juga: Datangi DPRD, GMNI Tolak RUU Cipta Kerja

Kurang lebih 1 jam berorasi, para demonstran dipersilahkan masuk ke ruang rapat Komisi III. Di ruangan tersbeut, mereka diterima oleh Ketua Komisi III Richard Rahakbauw dan Wakil Ketua Komisi II Temmy Oersepuny.

Haikal Tella selaku perwakilan demonstran, didepan Ketua Komisi III menjelaskan, merosotnya harga cengkeh dikaitkan dengan adanya pandemi covid-19 tidaklah rasional, mengingat merosotnya harga cengkeh di Maluku terjadi sebelum adanya pandemi.

Untuk itu ia minta DPRD mencari solusi untuk mengembalikan harga cengkeh guna menyelamatkan para petani cengkeh di Maluku.

“Kami hidup dari petani cengkeh, namun saat ini harganya merosot drastis, yang kami pertanyakan, kenapa harga tersebut bisa turun, belakangan kami dengar alasannya pandemi. Sebelum covid harga cengkeh sudah turun, kalau terus begini orang tua kami yang beprofesi sebagai petani yang susah, DPRD harus melihat ini,” pintanya.

Menanggapai hal tersebut ketua Komisi Richard Rahakbauw berjanji akan mengagendakan untuk memanggil mitra terkait dalam hal ini Dinas Pertanian maupun Disperindag.

“Kita akan panggil kedua dinas ini dalam rapat dengar pendapat, sehingga kita ambil kesimpulan kesalahannya dimana sampai harga cengkeh merosot dan langkah selanjutnya apa,” janji Rahakbauw.

Untuk mendengar langsung penjelasan dinas terkait, Rahakbauw juga membuka ruang agar perwakilan demonstran bisa hadir dan menyampaikan langsung aspirasi di depan dinas terkait dalam rapat nanti.

” Setelah ini kita rapat di komisi tentukan jadwal rapat, selanjutnya kita akan hubungi perwakilan demonstran agar hadir dalam rapat itu untuk dengar solusinya apa kalau memang ada kemerosotan harga cengkeh,” punbgkas Rahakbauw.

Mendengar penjelasan Rahakbauw, massa selanjutnya membubarkan diri dengan aman dan tertib pada pukul 14.29 WIT. (S-45)