AMBON, Siwalimanews – Harga beras di pasaran mengalami peningkatan yang signifikan, bia­sanya harga per kilogram Rp 12-13 ribu kini melonjak hingga mencapai Rp15 ribu per kilogram

Kenaikan harga ini bukan saja dikeluhkan masyarakat, tetapi juga para pedagang.

Menyikapi hal ini, Komisi II DPRD Provinsi Maluku warning kepada Dinas Perdagangan dan Perindustrian untuk mengatasi persoalan kenaikan harga beras di pasaran.

Peringatan ini disampaikan Ketua Komisi II DPRD Provinsi Maluku, Johan Lewerissa kepada wartawan di ruang kerjanya, Rabu (3/5)

Lewerissa menjelaskan, Komisi II telah melakukan koordinasi dengan Bulog Maluku terkait dengan keter­sediaan stok beras di gudang, dan dijamin jika ketersediaan beras men­cukupi.

Apalagi, dalam waktu dekat Bulog Maluku akan kedatangan 10 ribu ton beras impor dua negara luar untuk memenuhi kebutuhan di Maluku, sehingga seharusnya kebutuhan berada dalam negeri mencukupi.

“Stok beras sudah disampaikan tersedia hingga dua pekan  kedepan, kan Bulog akan lakukan impor dalam waktu dekat jadi aman,” ungkap Lewerissa.

Menurutnya, jika terdapat temuan adanya kelangkaan dipasaran, maka ditakutkan adanya penimbunan yang dilakukan oleh oknum tertentu dengan tujuan menaikan harga barang dari harga eceran tertinggi.

Dinas Perdagangan dan Perindus­trian kata Lewerissa seharusnya intensif melakukan pengawasan di pasar terhadap harga barang, bukan sebaliknya membiarkan harga beras melambung hingga mencapai 15 ribu per kilogram.

Kenaikan harga beras dan barang lainnya di pasar diduga disebabkan begitu banyak penarikan retribusi maupun iuran lainnya, yang mem­bebani maka pedagang mengambil keputusan untuk menaikan harga barang.

“Disperindag memang harus gencar melakukan operasi pasar agar ketersediaan bahan pokok dan harga sesuai dengan HET atau tidak, ini yang harus dilakukan,” tegasnya.

Politisi Gerindra ini yakin, jika Disperindag terus menerus mela­kukan operasi pasar maka dipastikan harga barang dipasar tetap terkontrol. (S-20)