AMBON, Siwalimanews – Proyek air baku di Dusun Mahia, Negeri Urimessing, Kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon hingga kini tak tuntas dikerjakan.

Proyek yang dibiayai dengan APBN Tahun Anggaran 2020 sebesar Rp1,3 miliar milik Balai Wilayah Sungai (BWS) Maluku itu tidak dapat dinikmati masyarakat.

Tidak tuntasnya proyek air baku ini membuat Komisi III DPRD Maluku mengecam BWS Maluku dan mendesak agar segera diselesaikan.

Hal ini diungkapkan, Sekretaris Komisi III DPRD Provinsi Maluku Rovik Akbar Afifuddin saat rapat dengar pendapat bersama BWS Maluku, Selasa (31/5).

Rovik mempertanyakan konsis­tensi  BWS Maluku dalam menun­taskan permasalahan pembangunan proyek air baku di Negeri Mahia.

Baca Juga: Haji Asal Maluku Siap Menuju Mekah

Kata dia, sebagai wakil rakyat dirinya merasa heran dengan proyek pembangunan air baku di wilayah Mahia dan Halong yang dikerjakan tahun 2020 oleh Balai Wilayah Sungai tetapi hingga saat ini belum juga tuntas.

“Sebenarnya yang kita butuhkan itu kepastian penyelesaian masalah kedua proyek air baku ini, yang sejak tahun 2020 tapi belum juga tuntas,” tandas Rovik.

Dikatakan, fasilitas pendukung jaringan air baku memang sudah siap, tetapi yang menjadi inti dari proyek air baku ini bukanlah fasilitas pendukung seperti bak penampung, melainkan air bersih untuk masya­rakat nikmati.

Oleh sebab itu, pihak Balai Wilayah Sungai jangan membangun sesuatu yang pada akhirnya tidak dinikmati oleh masyarakat, sebab akan merugikan masyarakat yang membutuhkan air bersih.

“Ini yang mesti dijelaskan oleh balai kepada masyarakat, agar mereka tidak bertanya-tanya, jangan sampai kita hanya membangun menara gading tetapi masyarakat tidak menikmati air bersih itu,” tegasnya.

Karena itu, dirinya  meminta kon­sistensi Balai Wilayah Sungai Malu­ku untuk menyelesaikan pekerjaan air baku tersebut sehingga dapat dinikmati oleh masyarakat.

Sementara itu Kepala Seksi Pelaksanaan BWS Maluku, Edwin Leatemia mengakui, pihaknya tidak bisa menjelaskan program air bersih di Dusun Mahia.

“Yang bisa menjelaskan terkait air bersih sementara mengikuti kegia­tan di Bogor. Kita tidak bisa men­jelaskan karena tidak memiliki kompetensi,” ucap Leatemia.

Kata dia, pihaknya bersama kon­traktor pelaksana telah melakukan pengeboran. Namun belum mene­mukan titik air.  (S-20)