AMBON, Siwalimanews – Gugus tugas segera melakukan tracking terhadap keluarga dan warga yang terlibat dalam pengambilan paksa jenazah HK (58), pasien Covid-19 di Jalan Jenderal Sudirman, Galunggung, Desa Batu Merah, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon, Jumat (26/6).

Warga yang adalah tetangga dari keluarga almarhum HK asal Kabupaten Maluku Tengah ini tidak terima, almarhum divonis meninggal karena Covid-19.

Setelah tracking, mereka yang kontak dekat maupun terlibat dalam pengambilan paksa jenazah almarhum akan diambil sampel swab.

“Kita koordinasi dengan Kota Ambon untuk proses tracking atau pelacakannya dan kemudian akan diswab,” kata Ketua Harian Gugus Tugas Covid-19 Maluku, Kasrul Selang saat dikonfirmasi wartawan di kantor gubernur, Sabtu (27/6).

Sebelum tracking, gugus tugas akan melakukan penyemprotan disinfektan di sekitar rumah keluarga almarhum HK di Galunggung.

Baca Juga: Tual Jebol, Dokter Ikut Terpapar

“Rencana kita itu Senin dimulai, hal pertama yang akan dilakukan adalah penyemprotan disinfektan di lokasi sekitar rumah keluarga almarhum HK dan sekitarnya,” ujar Kasrul.

Lanjut Kasrul, pihaknya sementara berkoordinasi dengan gugus tugas Kota Ambon untuk melakukan tracking.

“Waktu pasnya kapan sedang dikoordinasikan, dan kita harap ini tidak sampai menjadi klaster baru penyebaran covid,” tandasnya.

Kasrul juga meminta tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk membantu gugus tugas melakukan tracking.  “Kita harapkan semua tokoh agama, masyarakat bisa menerangkan ke masing-masing, kita tidak mungkin kerja sendiri, harus dengan semua stakeholder,” tandasnya  lagi.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Ambon, Wendy Pelupessy juga memastikan, tracking akan dilakukan, namun harus mempertimbangkan waktu yang tepat. Sebab, perlu ada jaminan keamanan terhadap oleh tim di lapangan, dan keluarga juga masih berduka.

“Tracking, tracing tetap kami lakukan karena mereka melakukan kontak erat dengan yang terkonfirmasi positif, apalagi kemarin dari video kita lihat ada peti yang dibuka, otomatis itu menjadi kontak erat, cuma harus melihat waktu yang tepat,” ujarnya, kepada wartawan, Sabtu (27/6).

Pelupessy mengatakan, tracking tetap harus dilakukan. Namun kondisi saat ini belum bisa memungkinkan. Tim yang diturunkan juga harus bekerja dengan aman.

“Beta punya anak anak juga harus aman, keamanan harus terjamin. Jadi nanti dikoordinasikan dengan gugus tugas untuk ada pendampingan pada saat teman-teman melakukan tracking di lapangan,” jelasnya. (S-39/Mg-6)