AMBON, Siwalimanews – Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Pemuda Pemerhati Rakyat (GPPR) melakukaan aksi demo di Kantor PT PLN Wilayah Maluku Maluku Utara, Jumat (30/7).

Kedatangan mereka untuk mendesak pihak manajemen PLN Wilayah mencopot Hafis Sardika dari jabatannya Kepala Ranting PLN  Namrole, dikarenakan sampai saat ini pemadaman listrik masih terjadi setiap jam di wilayah tersebut.

Koordinator aksi Ahmad Latuconsina dalam orasinya mengatakan, sampai saat ini permasalahan pemadaman listrik masih menjadi kendala.

“Kinerja Hafis Sardika tidak begitu baik, jadi harus dicopot dari jabatannya selaku Kepala Ranting PLN Namrole, karena tidak bisa menjawab kebutuhan masyarakat di daerah ini,” ucap Ahmad.

Untuk itu ia minta, pihak PLN Maluku Malut untuk secepatnya menggantikan Hafis dari  jabatannya selaku Kepala Ranting PLN Namrole.

Baca Juga: Komisi III Tinjau Lokasi Pertanian Pisang Abaka

Usai berorasi beberapa menit, Arsisten Manager PT PLN Maluku Malut Hairul Hattala menemui demosntran dan kordinator aksi Ahmad Latuconsinna kemudian membacakan tiga poin tuntutan mereka.

Tiga poin tuntutan tersebut yakni, pertama, meminta dengan tegas kepada PLN Wilayah Maluku dan Malut sebagai kantor pusat di Maluku agar menggunakan tingkat kepengawasan dengan semaksimal mungkin.

Kedua, meminta dengan tegas kepada PLN Wilayah Maluku dan Malut agar menempatkan manager di Kecamatan Namrole, Kabupaten Buru Selatan adalah orang yang mempunyai kemampuan dalam melakukan tingkat lobi kepada pemda dan DPRD setempat guna melakukan terobosan untuk menyelesaikan persoalan pada daerah setempat

Ketiga, meminta dengan tegas kepada PLN Wilayah Maluku dan Maluku Utara agar mencopot Hafis yang hari ini menjabat sebagai maneger dari jabatannya karena tidak mampu menyelesaikan persoalan PLN di Kecamatan Namrole, Kabupaten Buru Selatan.

Arsisten Manager PT PLN Maluku Malut Hairul Hattala didepan para demonstran menjelaskan, apa yang dismapaikan persoalan ini akan menajdi bahan evaluasi terhadap kinerja Kepala Ranting PLN di Namlea.

“Walaupun demikian, tentunya ada prosedur untuk mengantikan seseorang tidak bisa secepatnya dilakukan, karena kita punya tim kinerja yang nantinya menilai kinerja dari yang bersangkutan,” jelasnya.

Menurutnya, untuk mengantikan seorang pimpinan bukanlah solusi untuk menyelesaikan masalah yang terjadi di Namrole, sebab masalahnya agak kompleks, salah satunya adalah gangguan mesin dan jaringan.

“Gangguan mesin itu disebabkan karena iklim di sana, dimana kadar garam tinggi, sehingga mesin sering terjadi penumpukan garam dan mengalami gangguan,” jelasnya.

Ganggaun lainnya juga yakni masalah jaringan, dimana terdapat pohon tumbang maupun rantingnya yang terkena jaringan. Walaupun demikian, apa yang disampaikan GPPR hari ini aka jadi perhatian PLN.

Usai medengar penjelasan Hatala, puluhan mahasiswa ini kemudian membubarkan diri. (S-51)