AMBON, Siwalimanews – Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Cabang Ambon menyerbu Kantor Gubernur Maluku, Kamis (27/8).

Sebelum menuju ke Kantor Gubernur Maluku, puluhan mahasiswa ini berkumpul di seputaran Tugu Trikora, selanjutnya mereka melakukan long march menuju ke gong perdamaian dunia tepat pukul 11.15 WIT.

Disini para mahasiswa ini melakukan aksinya dengan berorasi secara bergantian. Usai berorasi beberapa menit, sekitar pukul 11.35 WIT, para demosntran ini kemudian menuju ke Kantor Gubernur Maluku.

Para demonstaran sendiri dalam aksi tersebut membawa pamflet yang bertuliskan Sekda Maluku berjoget meningkatkan imun tubuh ??, Pemprov Maluku makan gelas Pemprov Maluku seng jelas, Barang sapa mo help dan Bunga Leksula Posisi ??. Selain itu mereka juga membawakan peti mati yang bertuliskan Pemprov Maluku RIP.

Kordinator lapangan Almindes Syauta dalam orasinya didepan Kantor Gubernur Maluku mengatakan, berjoget ria pada saat merayakan HUT Provinsi Maluku ke-75 dinilai tidak sesuai dengan standar prosedur pencegahan Covid-19.

Baca Juga: Disperindag Lembek, Masih Nego dengan Pedagang

Setelah melakukan orasi beberapa menit tepat pukul 12.10 WIT Wakil Gubernur Maluku Barnabas Orno menemui puluhan mahasiswa GMKI ini.

“Saya hadir disini bukan sebagai senior GMKI akan tetapi saya hadir disini sebagai Pemerintah Provinsi Maluku,” tandas Wakil Gubernur saat menemui para pendemo.

Menurut wagub, pemprov sangat mengapresiasi mahasiswa sekalian yang telah mengingatkan pemprov untuk mengintrospeksi diri kedepanya.

“Saya direkomendadikan oleh pak gubernur untuk minta maaf mewakili Pemprov Maluku kepada adik-adik sekalian dan masyarakat Maluku atas semua yang telah terjadi,” ucapnya, sembari menambahkan, “Saya juga atas nama pribadi memohon maaf atas apa yang terjadi di Kantor DPRD Provinsi Maluku pada HUT Maluku ke- 75, karena saya juga ada dalam kegiatan tersebut,” tutur wagub.

Dijelaskan, Gubernur dan Sekda Provinsi Maluku tidak bermaksud untuk tidak menemui para mahasiswa sekalian, namun ada satu dan lain hal yang membuat mereka tidak bisa bertemu, namun apa yang dikemukakan ini akan dijadikan sebagai salah satu bukti kontrol serta dijadikan sebagai bahan untuk introspeksi bagi pemprov kedepanya.

Usai mednengar penjelasan wagub, Syauta kemudian membacakan 4 poin tuntutan mahasiswa yang tergabung dalam GMKI Cabang Ambon yakni pertama,  menghentikan segala bentuk euforia dipermukaan publik yang nantinya meresahkan masyarakat di tengah pandemi covid 19 yang melanda daerah ini.

Kedua, Pemerintah Provinsi harus minta maaf kepada seluruh rakyat Maluku, ketiga, Presiden Jokowi melalui Menteri Dalam Negeri harus memberikan teguran keras kepada Pemprov Maluku atas kelalaian dan inkonsistensi dalam menjalankan regulasi ataupun protokoler Covid-19

Keempat, penerapan program kartu Maluku pintar dan kartu Maluku sehat di tengah pandemi Covid-19 harus sesuai visi dan misi Gubernur dan Wakil Gubernur Maluku.

Usai membacakan tuntutan tersbeut, sekitar pukul 12.35 WIT Wakil Gubernur Maluku Barnabas Orno kemudian meninggalkan para demonstran. Tak lama kemudian puluhan mahasiswa ini membubarkan diri dari Kantor Gubernur menuju ke Tribun Lapangan Merdeka.

Disini mereka mengaku, menerima permintaan maaf dari Wakil Gubernur Maluku Barnabas Orno bukan karna sebagai senior GMKI, namun karena beliau  juga adalah salah satu pejabat yang termasuk melakukan aksi joget di Kantor DPRD Maluku. (Mg-5)