SEJAK Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) ditetapkan sebagai salah satu lokus prioritas penanganan stunting di Provinsi Maluku pada tahun 2020 lalu, Pemda setem­pat melalui Tim Tahitegal Tu Stunting terus gencar melaksa­nakan delapan aksi konvergensi yang menjadi upaya bersama menekan angka prevalensi stunting.

Delapan aksi itu berhasil diek­-se­kusi dengan baik, sehingga dari jumlah 41% pada tahun 2020 lalu berhasil turun menjadi 25% pada tahun 2021. Keberha­silan tersebut turut mengantarkan kabupaten bertajuk Ita Wotu Nusa ini menjadi kabupaten terbaik urutan ke-3 dari enam kabupaten/kota dalam penilaian kinerja percepatan penurunan stunting terintegrasi Provinsi Maluku.

“Penilaian kinerja percepatan penurunan stunting terintegrasi Provinsi Maluku itu dilaksanakan di ruang rapat lantai 6 Kantor Gubernur Maluku, tanggal 27 sampai dengan 28 Mei 2021,” jelas Bupati Abdul Mukti Keliobas dalam sambutan yang dibacakan Wakil Bupati Idris Ru­malutur di gedung aula serbaguna Dinkes, Rabu malam (16/06).

Dalam sambutannya itu, Keliobas menjelaskan Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh tubuh dan otak pada anak akibat kurangnya asupan gizi dalam waktu lama, sehingga anak lebih pendek atau perawakan pendek dari anak normal seusianya, menyebabkan keterlambatan anak dalam berpikir.

“Stunting menjadi masalah yang amat serius karena dapat meng­hambat pertumbuhan, meningkat­kan kerentanan terhadap penyakit dan mengancam perkembangan kognitif, berpengaruh pada tingkat kecerdasan anak saat ini dan produktivitasnya di masa dewasa nanti,” jelasnya.

Baca Juga: Wabup Resmikan Gedung MAN 2 dan MTsN 3 SBT

Bahkan Stunting dan masalah gizi lainnya, kata Keliobas,  diperkirakan berkontribusi pada hilangnya 2-3% Produk Domestik Bruto (PDB) setiap tahun. “Prevelensi Stunting di Indonesia dalam 10 tahun terakhir belum ada penurunan yang signifikan, walaupun segala upaya telah dilakukan oleh pemerintah. Hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) menunjukkan sebanyak 30,8% balita di Indonesia mengalami Stunting. Untuk Provinsi Maluku sebanyak 34,2%,” katanya. (S-08)