AMBON, Siwalimanews – Fakultas Hukum Unpatti menjadi mitra program Strengthening Legal Education in Eastern Indonesia (SLEEI), yang bergerak di dalam dunia pendidikan hukum, kerja sama dengan Pemerintah negeri Belanda.

Fakultas Hukum Unpatti diundang untuk menghadiri seminar Internasional di Universitas Gajah Mada Yogyakarta, 11 Maret 2020 lalu. Sekaligus menghadiri pertemuan dengan seluruh Mitra kerja sama Pemerintah Belanda dan Indonesia yang diberi kesempatan mempresenta­sikan hasil kerja samanya di hadapan Raja Willem Alexander dan Ratu Maxima dari Belanda

Menurut Dekan Fakultas Hukum Unpatti, R.J Akyuwen dalam keterangan kepada Siwalima, Selasa (17/3)  meng­ungkapkan, seminar Internasional yang dilaksanakan di UGM hanya merupakan salah satu dari beberapa program yang telah dilaksanakan oleh Unpatti ataupun oleh Mitra kerja sama unpatti dalam program SLEEI.

Dijelaskan, SLEEI adalah salah satu bentuk kerja sama yang dilakukan oleh Pemerintah Belanda dengan Indonesia dalam dunia pendidikan hukum.

Fakultas Hukum Unpatti mendele­gasikan beberapa nama dalam hal ini Dekan Fakultas Hukum Dr. R.J. Akyuwen, dan menjadikan Revency Vania Rugebregt selaku Ketua Program SLEEI Fakultas Hukum Unpatti.

Baca Juga: Dinas Pendidikan Belum Pastikan Pelaksanaan UNBK

Sementara ketua Ketua Program SLEEI Fakultas Hukum Unpatti, Revency Vania Rugebregt mengatakan, Fakultas hukum lewat program ini sudah melaksanakan Seminar Internasional dengan Tema The futureof legal education in Indonesia skill sethic sandintegrit

“Setelah itu dilanjutkan dengan seminar yang bertemakan Training Of Trainer On Legal Education, Legal Skill And Ethic pada hari yang sama yaitu tanggal 3-8 Maret,”jelasnya.

Acara SLEEI di Ambon terdiri dari dua bagian yakni pelatihan dan konsinyering.

Setelah mengikuti pelatihan yang diberikan oleh ahli luar dan dalam negri, perwakilan dosen hukum dari keempat universitas (UNKRISWINA, UKAW, UNPATTI dan UNRAM) bersama-sama dengan para ahli dan pelatih mendesain, sebuah tailor made training serta sebuah rencana pengembangan kurikulum yang menca­kup 5 focal point dari program SLEEI yang dapat diselenggarakan pada universitas masing-masing. Pelatihan SLEEI di Ambon mendapat sambutan luar biasa baik dari pihak Unpatti.

Ia menjelaskan. proyek SLEEI meng­ambil fokus area di Indonesia Bagian Timur yaitu Nusa Tenggara dan Maluku.

Proyek ini dilaksanakan oleh sebuah konsorsium yang beranggotakan 6 universitas di Indonesia (Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta; Sekolah Tinggi Hukum Indonesia Jentera, Jakarta; Universitas Pattimura, Universitas Mataram, NTB; Universitas Artha Wacana dan Universitas Wira Wacana, NTT), 1 universitas (Uni­versity of Leiden) dan 1 lembaga penelitian (Royal Tropical Institute) di Belanda.

Ditambahkan, SLEII Project didukung oleh NUFFIC’s Orange Knowledge Pro­grame (OKP). SLEEI Projek bertujuan, membantu fakultas-fakultas hukum di Indonesia Bagian Timur mengembangkan muatan dan metode kurikulum pendidikan hukum untuk menghasilkan lulusan yang dapat menyelesaikan masalah-masalah konkrit, dalam rangka mempromosikan kepastian hukum dan keadilan dalam konteks sosial tertentu. (Mg7)